Adnan sejak tadi celingak celinguk seperti mencari sesuatu. Tatapan matanya menyapu seluruh ruangan. Tapi apa yang dicari nya tak kunjung didapatkan nya. Adnan masih mencari Ari sahabat karib nya yang tadi sempat disuruh nya untuk mencicipi makanan di pesta ini. Ia heran kemana pergi ya Ari, padahal ia tadi meminta Ari agar tetap tinggal dulu di sini sebelum kembali ke hotel. Ia sangat merindukan sahabat nya itu. Ia ingin sekali melepas rindu karena sudah lama mereka tidak bertemu. Adnan berpikiran mungkin Ari kecapean dan sudah kembali ke kamar hotel. Biar lah Ari istirahat dulu nanti ia dan istri nya akan ke kamar Ari. Memang Adnan sudah mengatur semua nya kalau Ari akan menginap di hotel tempat ia melangsungkan pesta perkawinan.
"Adnan kamu nyari siapa nak? Kok kayanya kamu engga fokus ke tamu yang ada di sini" kata Bunda
"Adnan cariin Ari bun,, tadi dia ada, tapi sekarang engga ada lagi, apa mungkin ia udah balik ke kamar ya bun"
"Mungkin Ari kecapean dan istirahat di kamar, biar lah ia istirahat dulu, kan kamu bisa nanti ke kamar nya"
"Iya bun.. Nanti biar aku samperin ke kamar nya aja"
"Nanti kamu ajak Ari jalan-jalan ya Nan.. Kasian udah jauh-jauh datang dari Palembang demi kamu"
"Iya bun.. InsyaAllah nanti Adnan ajak Ari jalan-jalan"
"Sekalian ajak Muhi ikut.. Biar bisa akrab juga sama sahabat kamu, kan kalian udah kaya kakak adik gitu"
"Iya bun.. Kamu ikut kan sayang" kata Adnan
Muhi tak menjawab. Pandangannya kosong, jiwa nya seakan pergi dari raga nya.
"Sayang.. Kamu kenapa" tanya Adnan sambil menyentuh lembut hidung istrinya.
Muhi terkejut
"Astagfirullah.. "
" Kamu kenapa sayang.. "
" Kamu ngagetin aku A..."
"Maaf ya kalo kamu kaget sayang.. Kamu kenapa? Kamu mikirin apa? "
" Engga papa A.."
"Kamu kecapean ya sayang?? "
Muhi mengangguk pelan. Memang sekarang ia capek, capek pikiran, capek hati dan capek tenaga. Ah, Muhi menggerutu dalam hatinya, kenapa ia masih memikirkan masa lalu nya kalau sekarang sudah jelas ada Adnan yang begitu sayang kepadanya. Kenapa ia membuang waktu dan tenaga untuk memikirkan seseorang yang belum tentu juga memiliki rasa yang sama dengan nya. Seharusnya ia menata hatinya agar bisa mulai mencintai Adnan yang jelas-jelas sudah halal untuk nya. Bahkan sekarang ridho Allah tergantung ridho suami nya. Ya allah maha pembolak balik hati, tunjukkan agar hati ini dapat membalas cinta dari seseorang suami yang begitu mencintai istrinya.
"Sayang.. Kalo kamu capek, ke kamar aja dulu, aku udah siapin kamar buat kita"
"Boleh A..sepertinya tamu undangan juga udah sepi, kita ke kamar sekarang ya A.."
"Ma..pah..ayah..bunda..kami istirahat ke kamar dulu ya.. Seperti nya Muhi udah kecapean "
" Sebentar lagi sayang.. Tuh masih ada tamu, ntar kalo udah engga ada lagi, kalian boleh kok ke kamar, mama ngerti kalo sekarang pasti kalian capek, tapi kasian tamu yang datang kalo kalian nya engga ada"
"Iya dech ma.."
Mereka pun menuruti kata-kata mama.
Tak lama kemudian seseorang naik ke pelaminan.
"Muhi.. Selamat ya.. Semoga kalian menjadi keluarga Samawa" terlihat wajah Ali yang tidak seperti biasa. Ali menyembunyikan rasa kecewa nya di balik senyum nya. Ada luka yang mendalam dari dasar hatinya. Jujur kalau boleh dikatakan, ia masih memiliki rasa itu di dalam hatinya. Ia masih mengharapkan bahwa ia yang berdiri sebagai mempelai pria di samping Muhi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan kamu dalam doa (complete)
SpiritualHidup tak selalu seperti apa yang kita harapkan begitu pula dengan hati. Kadang apa yg hati kita ingin kan bisa berbeda jauh dengan apa yang kita ucapkan. Ini tentang aku yang mengharapkan mu menjadi kekasih halal ku dan hanya mengharap kau lah yang...