Dear Diary

1.3K 53 4
                                    

Muhi dan Adnan sudah sampai ke Rumah Sakit Pahlawan Medical yang ada di kota Palembang. Mereka sudah diberitahu oleh abi bahwa Ari di rawat di ruang ICU di lantai 4. Mereka berdua pun langsung menuju ke ruang ICU. Disana sudah ada abi dan umi. Adnan langsung berlari ke pelukan abi. Ia menangis dalam pelukan abi. Muhi berdiri mematung memandang kedua orang tua Ari untuk beberapa saat kemudian langsung bersalaman dengan umi dan memeluk umi. Umi senang melihat Adnan dan istrinya datang. Mereka sudah menganggap Adnan seperti anak sendiri.

"Syukur lah kalian sudah sampai dengan selamat.. Kau sehat nak?" umi bertanya pada istri Adnan

"Alhamdulillah umi.. Aku sehat.. Hanya kecapean aja.. "

" Nanti kita istirahat di rumah ya nak, atau kau mau istirahat sekarang nak.. Cantik kali kau nak.. Sungguh beruntung Adnan mendapatkan mu" umi sambil mengelus lembut kepala istri Adnan

Sementara itu Adnan melepas pelukan nya dari abi. Mereka menuju ke kaca dimana mereka dapat melihat Adnan dari jauh. Muhi pun mengikuti dari belakang. Mereka terkejut melihat Ari. Ari seperti mayat hidup. Tubuhnya dipenuhi peralatan medis. Muhi dapat melihat, napas Ari dibantu oleh ventilator. Bed side monitor pun terlihat merekam irama jantung, napas, suhu serta saturasi Ari. Serta Infus pump dan syringpump yang membantu mengatur cairan infus. Muhi syok melihat pemandangan di depan nya. Ia menangis sejadi-jadinya melihat sosok dihadapan nya. Ia merosot ke bawah, duduk bersandar di dinding. Menangis sambil memeluk erat kaki nya. Kepala nya ia sandarkan pada lutut nya. Betapa terkejut nya ia melihat kondisi Ari yang tak sadar kan diri. Adnan pun menangis melihat sahabat nya yang sedang terkulai lemah tak berdaya.

"Ari kenapa bi?? " tanya Adnan masih dengan menangis

" Ari terpukul melihat wanita yang dicintai menikah. Kami tahu ia sangat mencintai wanita itu karena dalam keadaan ia tak sadar kan diri pun ia memanggil wanita itu"

"Ari.. Ari sakit karena cinta bi.. " tanya Adnan

" ya.. Iya menanggung derita atas nama cinta tapi kami tak memperhatikan itu, kami baru menyadari setelah ia sudah sakit. Rupanya rasa cinta itu begitu mendalam hingga ia larut akan kesedihan nya hingga ia tak dapat makan, minum, dan tidur. Ia paksa mengalihkan rasa itu dengan menyibukkan diri di Pesantren hingga ia lalai dalam menjaga kesehatan nya" kata abi dengan air mata yang jatuh membasahi pipi nya
Sambil menyerahkan buku harian Ari kepada Adnan.

" Sebegitu besar nya kah cinta Ari bi untuk wanita itu?? Siapa wanita itu bi, biar aku yang meminta tolong pada suami nya untuk mengizinkan wanita itu untuk menjenguk Ari,, semoga Ari dapat sembuh dengan mendengar suara nya. Aku sungguh tak tega melihat sahabat ku ini menderita seperti ini" lanjut Adnan

"Kami pun tak tahu wanita itu dimana.. Tapi umi sudah menemukan buku harian Ari.. Kau bisa membacanya.. Ooo iya aku ingat nama wanita itu nak"

"Siapa bi.. Katakan bi.. Biar kita cari secepat nya.. "

" Muhi.. Ya.. Muhi nama wanita itu" kata abi

Muhi yang mendengar nama nya disebut langsung menoleh ke arah suara. Ia menatap ke arah Adnan. Seakan tidak percaya apa yang telah didengar.

"Apa...Muhi..." kata Adnan yang tak yakin

" Iya nak.. MUHI.. ia terus memanggil Muhi saat ia sakit sebelum koma. Demam nya tinggi. Ia sering mengigau memanggil Muhi"

Adnan begitu syok mendengar ini. Ia mengepalkan tangan nya dan meninju tembok..

"Astagfirullah... Kenapa aku tak tahu bahwa istri ku yang sudah dicintai nya.. Kenapa ini begitu sulit.. Aku sangat mencintai Muhi.. Dan sahabat ku pun telah mencintai orang yang sama" Adnan mengatakan nya sambil berurai air mata.

Muhi masih duduk diam tak bergerak. Ia tak tau harus berbuat apa. Disatu sisi ia senang mendengar bahwa Ari pun mencintai nya, tapi ia sedih melihat keadaan ari seperti ini. Namun di sisi lain, ia pun kasihan melihat Adnan yang  mengetahui bahwa sahabat nya sendiri telah mencintai istri nya.

Abi dan umi pun terkejut mendengar penuturan Adnan bahwa wanita yang kini datang bersama Adnan adalah Muhi. Abi dan umi pun sedih melihat Adnan. Kasian terhadap Adnan karena istri nya yang telah dicintai oleh putra mereka.

Adnan membuka lembar demi lembar buku harian Ari. Bahu nya bergetar akibat tangisan. Ia dapat merasakan betapa Ari telah mencintai Muhi sejak mereka pertama kali bertemu. Ari mencari tahu tentang Muhi dalam lima tahun namun tak ada hasil. Sampai pada hal terakhir Adnan semakin menangis tersedu-sedu.

Dear diary,
230717, Banjarmasin
Hari ini aku begitu bahagia melihat sahabat karib ku telah mengakhiri masa lapang nya. Ia sekarang sudah memiliki seorang istri yang menjadi tanggung jawab nya. Ia terlihat bahagia duduk di pelaminan. Aku pun merasakan kebahagiaan itu namun betapa terkejut nya aku bahwa wanita yang duduk disebelah nya yang tak lain dan tak bukan adalah istri sah nya, wanita yang telah aku cari selama ini. Hati ku bagai dihantam oleh batu besar. Sesak rasanya napas ini. Sakit rasanya dada ini mengetahui bahwa sekarang aku tak punya harapan lagi atas cinta ku. Rasa sakit yang aku rasakan sekarang jauh lebih besar dari saat aku mencari mu selama 5 tahun wahai wanita pujaan hati ku.. Aku sangat menyayangi mu duhai sahabat ku namun rasa cinta ini begitu sakit. Tapi aku akan rela menghapus rasa cinta ini untuk mu sahabat. Aku lebih rela kehilangan cinta dari pada kehilangan seorang sahabat seperti mu. Biar lah rasa cinta ini menjadi cahaya cinta untuk untuk mu. Aku rela terbakar api cinta wahai sahabat. Biar lah cinta ini ku bawa mati. Aku ikhlas.. Aku ikhlas.. Aku ikhlas.. Akan ku bawa cinta ini sampai aku menutup mata. Ya allah maha pembolak balik hati, aku mohon padam kan api cinta ini, aku tak ingin merusak kebahagiaan sahabat ku. Jangan biarkan aku mencintai dia yang telah menjadi istri sahabat ku. Aku tak ingin mencintai nya lebih dari mencintai mu ya Allah..

Cahaya cinta menuju syurga
Cahaya cinta pelita jiwa
Kini raib di tengah jalan
Kini hilang ditelan angin
Hanya menyisakan kekeringan
Hanya tinggal kenangan
Biarlah raga tetap ada
Namun jiwa telah melayang
Melayang bersama cinta
Duka tengah melanda
Disaat hati telah terluka

Dari pecinta untuk pecinta
Ari

Adnan menutup buku harian Ari dengan berlinang air mata. Ia kemudian menatap ke arah Muhi. Tak dapat dijelaskan dengan kata-kata perasaan nya sekarang. Apakah Muhi juga merasakan hal yang sama dengan Ari sehingga ia menangis sepanjang hari. Apakah masih perlu ku tanya kan tentang perasaan Muhi pada Ari?? harus kah aku yang mengalah tanpa bertanya pada Muhi?? Atau aku tetap bersama istri ku namun ku biarkan ia membesuk dan bertemu dengan Ari. Aku tidak ingin menjadi orang yang egois. Namun apakah aku bisa menata hati ku setelah apa yang terjadi...

Aku dan kamu dalam doa (complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang