Aku masih menangis sejadi-jadinya. Aku masih belum bisa menerima ini semua. Akhir-akhir ini banyak sekali masalah yang harus aku hadapi. Terlebih dengan masalah hati. Namun aku masih bisa menata nya bahkan menyelesaikan nya dengan cara ku sendiri. Aku masih bisa bertahan. Tapi sekarang, hati ku semakin bertambah galau. Bagaimana tidak, setelah pemuda desa yang agresif itu, Ali pun menyatakan perasaan nya. Padahal aku masih menunggu dia yang tak tahu dimana rimba nya. Hati ku masih sulit dikendalikan. Mama mencoba menenangkan ku dengan lembut. Ia memeluk ku dan mengusap puncak kepala ku. Entah kenapa air mata ini semakin tidak bisa aku tahan. Bening-bening kristal masih membasahi wajah ku yang merah. Dan sekarang aku mulai merasakan panas pada mataku. Aku merasa bahwa mataku sembab.Tubuh ku masih dibungkus mukena sambil terus melafalkan ayat-ayat suci Al quran. Aku sadar ini sudah hampir ashar. Cacing di perut ku pun seakan memanggil tuan nya untuk makan. Tapi aku masih enggan keluar dari kamar ku. Aku masih ingin sendiri. Aku masih ingin menata hati ku. Ya Allah.. Tolong mantapkan hati ku untuk membuat keputusan.
Aku masih sibuk melafalkan ayat suci Al quran.
Ku dengar adzan ashar berkumandang. Segera ku tunaikan kewajiban ku sebagai seorang muslim. Aku larut dalam kekhusyuk an ini. Setelah selesai aku pun melanjutkan membaca ayat suci Al quran.Tok-tok-tok
Ku dengar suara di depan pintu kamar."Muhi sayang.. Ayo buka pintu nya. Makan lah dulu nak.. Sudah sore, sejak tadi kamu belum mengisi perut mu.. Nak.. Ayo buka pintu nya.. " ucap mama
Aku mendengar ucapan mama. Tapi aku masih diam tak bergerak.
" Muhi.. Ayo buka pintu nya nak. Makan dulu sayang" lanjut mama
Aku masih diam tanpa kata. Aku masih ingin sendiri.
"Muhi.. Ayo buka pintu nya nak.. Mama mohon buka lah pintu nya. Mama mohon sayang.. "
Aku masih tetap kekeh diam tanpa kata. Aku pun menutup Al quran dan meletakkan nya di lemari buku.
" Muhi sayang.. Tolong buka pintu nya nak.. Mama mohon. Mama hanya ingin mengajak mu untuk makan sayang"
Tak berapa lama aku pun mendengar suara papah
"Muhi sayang.. buka pintu nya.. Kamu masih disitu kan sayang? Muhi.. Tolong jawab papah"
Aku masih diam.
"Muhi... Cepat buka pintu nya, kamu masih disitu kan? Atau kalau tidak papah akan dobrak pintunya"
Aku pun berjalan gontai menuju arah pintu. Aku masih diam tanpa kata. Ku buka pintu kamar.
Ceklek..
"Muhi... Kamu engga papa kan?" mama langsung memeluk ku.
Aku masih diam.
"Muhi.. Kamu engga papa kan? Kok diam aja? Makan dulu ya nak.. "
" Nak.. Tolong maaf kan kesalahan papah. Papah hanya ingin kamu bahagia sayang. InsyaAllah jodoh pilihan papah dan mama adalah yang terbaik untuk mu. Ia pemuda yang baik. Agamanya juga bagus. InsyaAllah ia akan menjadi imam yang baik di kehidupan rumah tangga kalian. Sekali lagi maaf kan papah nak" kata papah sambil ikutan memeluk ku dan mamah.
Tanpa terasa air mataku tumpah lagi. Aku tak kuasa menahan nya. Aku sayang kedua orang tua ku. Aku sangat menyayangi mereka.
"Muhi juga sayang mama dan papah" ucap ku dalam pelukan mereka.
"Makan dulu sayang.. Kamu belum makan" mama melepaskan pelukakannya padaku di ikuti papah yang juga melepaskan pelukan ya pada kami dan menarik tangan ku berjalan ke meja makan.
Aku pun makan dengan ditemani oleh kedua orang tua ku.
Setelah selesai makan. Ku bereskan semua peralatan makan dan ku cuci.Aku berjalan menghampiri papah dan mama yang sedang nonton tv.
"Muhi.. Sini sayang.. Mari duduk sini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan kamu dalam doa (complete)
SpiritualHidup tak selalu seperti apa yang kita harapkan begitu pula dengan hati. Kadang apa yg hati kita ingin kan bisa berbeda jauh dengan apa yang kita ucapkan. Ini tentang aku yang mengharapkan mu menjadi kekasih halal ku dan hanya mengharap kau lah yang...