Zyn Pov
Srek....
Aku pun membuka tirai kamar ku. Kini kamarku terang karena sinar matahari masuk menembus kaca jendela ku.
Dan lihat lah, ketiga sapi betina itu masih terlelap didalam mimpinya. Baru kemarin aku memberitahu mereka untuk bangun pagi, untuk membantuku dan eonni mengurus beberapa hal.
Aku pun mengambil guling yang dipeluk oleh Aiko. Ku kira dengan aku mengambil gulingnya ia akan bangun. Tapi dugaan ku itu salah besar. Nyatanya ia tak bangun dari tidurnya, ia malah merubah posisi menghadap Lalin laluk memeluknya untuk menggantikan guling yang telah ku ambil.
"Aish, dasar para sapi betina" kata ku. "Hei, cepat bangun" kata ku sambil mengguncang tubuh ketiga sahabat ku ini secara bergantian.
"Emh... Ada apa kau pagi-pagi sudah menyuruh kami bangun" kata Lalin malas dengan matanya yang masih tertutup.
"Yak, dasar sapi betina, bukannya kalian kemarin sudah berjanji untuk membantu ku dan eonni" kata ku.
"Biarkan kami tidur lima menit lagi Zyn" kata Jeung.
"Aish dasar! Pokoknya tidak! Cepat bangun dan bersiap-siap lah, aku tidak mau tau, kalau kalian tidak bersiap-siap dengan cepat, aku akan mengirim kalian pulang" kata ku dengan seringaian iblis.
"Yak!!!" pekik mereka bertiga serempak. Aku pun tersenyum penuh kemenangan dengan melipat tangan ku.
"Baiklah kami akan siap" Kata Aiko.
"Iya, tapi jangan kirim kami pulang" tambah Lalin.
"Kalau begitu cepat bersiap" aku akan kebawah untuk membantu eomma" kata ku. Dan dijawab anggukan patuh oleh ketiga sahabat ku itu. Aku pun berjalan keluar dari kamar lalu turun menuju lantai bawah.
"Eoh, oppa belum mandi???" tanya ku pada oppa, yang tengah melihat tv di ruang tengah.
"Wae???" jawabnya datar tanpa melihat ku.
"Aish, bukannya kau dan eonni harus fitting baju kalian hari ini, dan membeli cicin pernikahan???" tanya ku.
"Oh, hari ini???" tanya nya lagi.
"Tentu saja memangnya kapan oppa, pernikahan mu sudah besok lusa" kata ku kesal. "Palli, pergilah mandi" kata ku.
"Nde-nde, Arraseo... Dasar cerewet" katanya sambil beranjak dari sofa.
"Yak oppa!!!" kata ku,yang hendak berlari untuk mengejarnya.
Ting tong....
Suara bel rumah menghentikan langkah kaki ku. "Eoh, siapa yang pagi-pagi sudah bertamu" tanya ku.
"Yak! cepat buka!" kata oppa yang tengah berada diatas tangga.
Aku pun meliriknya jengkel. "Nde!" jawabku ketus. Aku pun berjalan menuju pintu. "Siapa ya yang bertamu??? Oh mungkin Siyeon eonni" kata ku.
Aku pun segera membuka pintu. Dan ternyata....
"Taeyong oppa, Mark oppa, Eunsoo ajhuma" kaget ku. Mereka pun tersenyum kepada ku. "Eoh, silakan masuk" kata ku. Mereka pun masuk kedalam rumah. "Jun ajhussi tolong bawakan koper mereka masuk kedalam" kata ku memanggil Jun ajhussi.
"Nde nona muda" kata Jun ajhussi lalu melaksanakan perintah ku.
Taeyong oppa, Mark oppa, dan Eunsoo ajhuma pun masuk. Dan disambut pelukan oleh eomma. Aku hanya menatap mereka. Tiba-tiba tepukan dipundak ku mengagetkan ku.
"Eoh!?" aku pun terkejut bukan main.
"Apa kau tak merindukan ku???" katanya sambil merentangkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Bias
FanfictionDijodohkan? Bagaimana jadinya jika seorang fangirl garis keras seperti Lee Eun Za dijodohkan dengan pria yang tak dikenal? Entah keberuntungan apa yang ia dapat hingga ia harus menikahi Jeon Jungkook, yang mana adalah bias nya sendiri. ⚠️ DROP (kare...