Eun Za Pov
"Apa tidak apa-apa hanya kita berdua yang pergi? Bukankah oppa akhir-akhir ini sibuk? Aku bisa pergi dengan eomma dan eommanim." aku sangat khawatir tentangnya. Pasalnya sekarang ia terlampau sibuk, tapi ia masih menyempatkan untuk fitting baju bersama.
Sepulang dari Jeju waktu itu ia langsung terbang ke Amerika dikarenakan jadwalnya, dan ia baru pulang kemarin malam tapi sekarang dia malah bersama ku bukannya istirahat. Ia sangat sibuk bersama member BTS lainnya, bolak balik keluar negri dan aku dapat membayangkan betapa melelahkannya itu. Tapi pemuda disamping ku ini begitu keras kepala saat aku memprotes nya.
Matanya tertokus pada jalanan, sesekali ia bernyanyi dengan bergumam. Ku lihat wajahnya semakin tirus, ia terlihat kurus. Aku pun menghela napas dan mengalihkan pandanganku ke jendela.
"Wae?" tanyanya, mungkin ia mendengar aku menghela napas. "Kamu tidak suka jika bersama ku?" tanyanya pada ku.
"Ani" aku menggeleng dengan lemas. "Aku hanya khawatir padamu oppa, tapi kau begitu keras kepala." ku lihat ia malah menyunggingkan senyuman sembari fokus menatap ke depan.
Ia menatap ku sebentar dengan tersenyum, sambil tangan kanannya mengelus pipi kiri ku. Pipi ku terasa panas, semoga tidak memerah didepannya. Aku masih belum terbiasa dengannya, apa lagi dengan hal-hal manis yang ia lakukan pada ku.
"Aku suka kau khawatir pada ku. Tapi ini yang aku inginkan, pergi bersama dengan mu. Lagi pula eomma dan eommanim akan pergi untuk mengurus fitting baju keluarga." ia berbicara sambil menatap kedua mata ku, saat ia kembali fokus ke depan aku pun juga ikut mengalihkan pandangan ku kedepan.
Itu membuat tangannya terlepas dari pipi ku, aku bersandar pada kursi mobil. Ia tersenyum melihatku, kemudian ia mengelus puncak kepala ku. Aku hanya diam, aku gugub dengan perbuatan manis yang selalu ia lakukan pada ku dengan tiba-tiba.
***
Kini kami telah sampai ditempat yang dipesan keluarga kami untuk baju pernikahan. Tempatnya tertutup, dan tidak berada di mall atau perkotaan. Tempatnya berada dipinggiran kota, seperti butik dengan didinding kaca didepannya. Terlihat ada sepasang baju pernikahan dipajang dibalik kaca transparan tersebut, sangat indah dengan warna putih dan pita yang menghiasi pinggang pada baju tersebut. Saat keluar dari mobil sejenak aku memandanginya, mengagumi keindahan gaun pengantin itu.
Namun Jungkook oppa membuyarkan lamunanku dengan menarik tanganku masuk ke dalam butik tersebut. Saat masuk ke dalam aku terkejut dan terkagum dengan desain interior butik. Aku tidak bisa menyebut ini sebagai butik biasa, karena didalamnya tampak begitu mewah. Dan yang tak aku habis pikir adalah, kenapa butik seperti ini terletak dipinggiran kota?
"Nona" seorang pelayan dengan setelan seperti seorang maid memanggil ku. "Beberapa gaun yang sesuai selera nona sudah kami siapkan" jelasnya padaku.
"Baiklah tunjukkan pada kami" bukan suaraku yang menyahuti pelayan tersebut, tetapi pemuda disampingku yang sendari tadi tidak mau melepas tanganku.
"Baiklah tuan silahkan ikut saya" pelayan tersebut menuntun kami dalam sebuah ruangan yang sudah ada beberapa gaun yang menurutku sangat indah.
"Nona bisa langsung mencobanya" kata pelayan tadi dengan ramah. Jungkook oppa melepas tangan ku dan langsung duduk di sofa yang menghadap kearah tempat yang digunakan untuk fitting.
Sedangkan pelayan tersebut bergerak menarik tali dan gorden berwarna merah maroon menutup membuat pandangan ku dan Jungkook oppa terhalang gorden tersebut. Tiga pelayan dengan seragam yang sama menghampiri ku dengan membawa sebuah gaun, mereka membantuku untuk memakai gaun tersebut. Mereka mengencangkan tali yang berada tepat di pinggang ku hingga gaun tersebut pas menempel pada tubuhku. Tak lupa mereka juga memasang hiasan pada rambut ku dan memberiku buket bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Married With Bias
FanfictionDijodohkan? Bagaimana jadinya jika seorang fangirl garis keras seperti Lee Eun Za dijodohkan dengan pria yang tak dikenal? Entah keberuntungan apa yang ia dapat hingga ia harus menikahi Jeon Jungkook, yang mana adalah bias nya sendiri. ⚠️ DROP (kare...