"Eomma..." teriak gadis kecil berusia tujuh tahun itu sekian kalinya.
Saat ini, ia sedang ketakutan. Tubuhnya bergetar, isakan tangisannya semakin membuatnya sesak nafas, karena terlalu lama menangis.
Ia memandang sekelilingnya, terdapat pepohonan pinus dan pohon jati yang menjulang tinggi. Tidak ada siapa - siapa di sana, hanya suara dari burung gagak dan anjing menggonggong yang terdengar.
"Appa..." teriaknya kembali, masih tak menyerah untuk terus memanggil kedua orangtuanya. Ia masih memiliki harapan dihatinya, siapa tau Ayah dan Ibunya kembali menjemputnya disini.
Gadis berambut coklat itu meremang, mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu. Sebelum Ayah dan Ibunya meninggalkan dia seorang diri di tengah hutan seperti ini.
~Flashback On~
"Yeopo, aku tak tega meninggalkan Tiffany disini sendiri. Dia juga anak kita" ucap Hana menahan tangisannya.
"Tiffany akan baik - baik saja disini. Kau harus ingat jika anak itu pembawa sial untuk keluarga kita. Dia gila" ucap Songwan berbisik.
"Tapi-"
"Kita masih memiliki Seolin dan juga Leo. Kehilangan satu anak tidak menjadi masalah Yeopo" potong Songwan dengan tegas.
"Appa.. Eomma.. Kenapa kita ada ditempat seperti ini?" ucap Tiffany parau, ia baru saja terbangun dari tidurnya. Seingatnya ia tertidur dalam mobil saat akan pergi jalan - jalan dengan kedua orangtuannya, dan bertapa terkejutnya saat ia mendapati daun - daun kering menjadi alas tidurnya.
Songwan dan Hana terkejut saat mendengar suara putri kecilnya "Tidak sayang, kita akan bermain disini. Ini adalah hutan buatan" Hana membelai sayang rambut putrinya.
Dalam hatinya paling dalam, ia tak pernah tega dengan ide dari suaminya. Membuang darah dagingnya sendiri adalah hal yang paling bodoh yang pernah ada. Namun, kondisi Tiffany sendiri lah yang membuat Songwan dan juga Hana melakukan ini semua.
Tiffany memiliki kemampuan khusus yang tidak dimiliki anak seusianya. Ia adalah gadis kecil yang pendiam, tak jarang Tiffany berbicara dengan dirinya sendiri, bahkan asik bermain dengan dunianya sendiri. Karena Tiffany memiliki indra yang bisa melihat mahluk - mahluk tak kasat mata.
Kepribadian aneh itu, membuat Tiffany dikucilkan dari lingkungannya. Bahkan kedua kakaknya tidak ada yang mau mendekatinya.
Hal itu membuat reputasi dari Tuan Songwan terancam. Ia adalah salah satu calon presideb di Korea, derajatnya sangat di pandang di masyarakat.
Jika masyarakat mengetahui keterbelakangan Tiffany, reputasinya akan hancur. Martabat nya tak akan di hargai lagi, karena memiliki keturunan yang tidak normal, mereka menyebutnya dengan orang gila.
Itu yang membuat Songwan memutuskan untuk membuang Tiffany. Ia menyerah akan kondisi putrinya yang semakin bertambah usia, semakin terhanyut dalam dunia imajinasinya sendiri.
Kenapa anak sialan ini bisa terbangun secepat ini. Lalu bagaimana dengan rencanaku untuk meninggalkannya di hutan. Ucap Songwan dalam hati. Ia hanya menatap diam putrinya yang sedang dalam pelukan istrinya.
Tiffany melihat mata sang Ayah dengan dalam, ketika ia mendengar Ayahnya mengucapkan sebuah kalimat yang mampu menyogok hatinya.
"Appa ingin membuangku?" keluh Tiffany menahan air matanya.
"Tidak sayang, kami ingin bermain denganmu. Bukan membuangmu" ucap Hana berbohong, mencoba mengalihkan ucapan putri kecilnya.
"Tidak! Aku yakin sekali mendengar Appa berkata : Kenapa anak sialan ini bisa terbangun secepat ini. Lalu bagaimana dengan rencanaku untuk meninggalkannya di hutan" ucap Tiffany menirukan perkataan Ayahnya, yang ia dengar barusan.
Songwan membulatkan matanya terkejut. Bukankah itu kata - kata yang ia ucapkan di dalam hati. Kenapa anak ini bisa mengetahuinya dengan persis.
"Kau lihat! dia adalah anak iblis. Bahkan apa yang ada di dalam hatiku, dia tau segalanya!" ucap Songwan dengan nada yang sedikit meninggi.
Tiffany terisak, air mata yang sempat ia tahan, kini mengalir dengan deras. Ia tak pernah menyangka, bahwa orangtuanya ingin membuangnya di hutan seperti ini. Ditambah lagi hatinya begitu terpukul saat mendengar Ayahnya menyebut dia adalah 'Anak Iblis'.
"Ayo Yeopo! Kita tinggalkan dia di sini. Hutan ini lebih pantas untuk dia tinggal. Dengan mahluk halus, yang dia sebut teman itu" Songwan menarik paksa tangan istrinya.
Air mata Hana ikut menetes, saat menyaksikan putri kecilnya menangis dan tersungkur di tanah karena berusaha mengejar Ayah dan Ibunya yang semakin jauh meninggalkannya. Apa bocah itu tidak akan mati kelaparan, atau kedinginan?. Tuhan, ampuni dosa kami!
~Flashback End~
Gadis ini kembali terisak. Teriakannya tidak bisa membuat kedua orangtuanya kembali menjemputnya.
Tiffany duduk bersandar di sebuah batang pohon memeluk lututnya sendiri. Ia meniup halus lututnya yang terasa sangat perih, karena luka goresan saat ia terjatuh tadi.
Dengan tiba - tiba Tiffany merasakan hembusan angin yang bertiup di sekitar pundaknya, ia menoleh dan tidak menemukan siapapun di sekitarnya.
Gelap, hanya pancaran dari sinar bulan yang menjadi alat penerangan rentina matanya.
"Siapa disana?" ucap Tiffany lirih. Ia merasakan kedatangan seseorang di sekitarnya.
"Apa kita bisa berteman? Namaku Tiffany Hwang" lanjut Tiffany memperkenalkan diri, lebih kepada hal yang belum pasti keberadaannya.
Itu yang biasa Tiffany lakukan, jika ia merasakan mahluk halus mendatanginya. Ia akan menyapa dan menawarkan pertemanan, karena Tiffany tak suka memiliki musuh.
Namun tidak ada sahutan setelahnya, membuat Tiffany semakin khawatir. Ia takut jika yang datang adalah hewan buas yang bisa menerkamnya sewaktu - waktu. Bukankah ini hutan liar.
"Ku mohon keluarlah, jika kau temanku" ucap Tiffany bergetar.
Dan angin berhembus, menerbangkan beberapa helai daun kering di sekitar Tiffany. Membuat gadis kecil itu harus menutup kelopak matanya, karena debu yang berhamburan.
"Hai, gadis kecil" suara bass seorang pria mampu membuat Tiffany mendongak dengan cepat.
Tiffany mengerjapkan matanya, saat melihat seorang pria tegap berdiri di depannya, dengan memakai sebuah topeng kayu untuk menutupi wajah bagian atasnya, menyisahkan bibir merah rekah.
"Kau manusia?" tanya Tiffany penasaran.
Pria itu menjongkok, menjajarkan posisinya dengan Tiffany "Aku Siwon, bisa di bilang aku adalah siluman"
"Siluman?" takjub gadis kecil itu dengan mata berbinar. Pasalnya selama ini, ia belum pernah bertemu dengan mahluk berjenis siluman. Yang ia temui hanya sebatas hantu atau tuyul.
"Ternyata siluman memang benar adanya, tidak hanya di buku dongeng saja" lanjut Tiffany girang.
Siwon tersenyum dengan setengah bibirnya, ia memperhatikan wajah cantik gadis kecil di depannya.
Siwon bergerak mendekatkan kepalanya ke lengkungan leher gadis kecil itu. Mengendusnya, dan menghirup aroma lain yang tidak biasa ia cium.
Tiffany diam, ia terkejut dengan apa yang dilakukan siluman pria itu.
Apa dia akan menghisap darahku? Seperi film vampire yang aku tonton" gelisah Tiffany dalam hati, saat ia merasakan ada benda lunak yang sedikit basah telah menempel di permukaan kulit lehernya.
Seperkian detik Siwon menjauhkan kepalanya ketempat semula. Tersenyum penuh arti memandang wajah Tiffany dengan seksama.
"Kau adalah milikku!" ucap Siwon sedikit bergumam.
BERSAMBUNG
Hai.. Hai.. Hai
Aku bawain Story baru nih. Semoga Reders suka ya.
Mohon partisipasinya bagi kalian yang penasaran 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
OPERA
FantasyAda 3 BAB yang di privat! Tolong lebih pintar memilih bacaan, sesuai dengan umur. OPERA adalah panggung sandiwara. Dimana ada seorang dalang di balik layar yang bertugas untuk menyusun dan mengatur jalannya sebuah cerita. Bagaimana jadinya jika kehi...