Bab 24

526 81 14
                                    

"Eomma.."

"Eomma.."

Teriakan riang melengking diiringi dengan langkah dari kaki kecilnya, melangkah dengan cepat menghampiri sosok pelindung yang sangat ia sayangi. 

"Tiffany..." suara keibuan itu melantun samar dari kejauhan.

Sebuah taman terbentang luas yang di hiasi oleh berbagai bunga - bunga bermekaran, serta ada beberapa ekor kelinci yang berlari mencari santapan paginya. Disini lah, Hwang Hana selalu menghabiskan waktu di pagi hari, untuk menemani putri kecilnya yang masih berusia lima tahun bermain.

Senyum riang terus menghiasi bibir mungilnya, ia berlari dan memeluk tubuh sang Ibu dan mereka tertawa. Pelukan hangat yang sangat ia butuhkan.

"Eomma, disana ada anjing yang bisa berbicara" Tiffany mengadu dengan menunjuk di sebuah sudut yang membentang jauh di depannya, ia teringat bahwa beberapa waktu yang lalau, bocah itu bertemu dengan mahluk yang menurutnya aneh.

Tampak raut wajah Hwang Hana yang berubah tegang, dan tersirat kekhawatiran "Sayang, anjing tidak bisa berbicara. Mungkin kau salah dengar nak"

"Anjing itu berbicara dan mengajakku bermain, Eomma. Ah.. Kemarin aku juga mempunyai teman baru, giginya panjang dan tajam. Elsa sangat baik, dia selalu mengajakku bermain bersama" cacar Tiffany riang.

Hwang Hana berdeham kemudian tersenyum, berusaha mendengarkan cerita Tiffany dengan ceria. "Fany~ah, kau boleh bermain dengan mereka, jika memang mereka baik padamu. Tetapi berjanjilah satu hal sayang?"

"eum?" bocah lima tahun itu mengedipkan matanya.

"Jangan pernah katakan kepada siapapun, jika kau bisa melihat mahluk - mahluk itu. Ceritakan pada Eomma saja, Oke?"

"Kenapa Eomma? Apa Aku terlihat aneh?"

"Tidak sayang. Bukan karena itu." Hwang Hana melihat manik mata coklat milik Tiffany.

Jika diamati, bola mata Tiffany berwarna coklat gelap, tetapi memiliki banyak seraput berwarna abu - abu yang tidak dimiliki manusia biasa. Putri kecil yang tak berdosa, ia harus menanggung nasip yang buruk kelak, Hwang Hana tau kenyataan itu. Karena sebelum Tiffany hidup dalam kandungannya, perjanjian dengan bangsa siluman sudah ia sepakati. Begitu miris, jika Hwang Hana mengingat keputusan paling bodohnya. Mengorbankan bayi tak berdosa, demi harta dan kedudukan di Dunia.

"Jika kau sudah dewasa nanti, tetaplah menjadi putri Eomma yang tulus. Walaupun sesakit apapun kenyataan yang akan kau hadapi, jangan pernah menaruh dendam kepada siapa pun" guman Hwang Hana parau.

Tiffany mengerutkan keningnya, membuat Hwang Hana terkikik geli, karena begitu konyolnya ia berbicara dengan bobot yang mungkin terlalu berat untuk anak berumur lima tahun. Hwang Hana terlalu menghawatirkan kenyataan yang harus Tiffany ketahui kelak, dan Ia takut jika itu bisa membuat Tiffany menjadi sosok yang berbeda.

"Kau tidak mengerti apa yang Eomma katakan?" ucap Hwang Hana membelai rambut panjang Tiffany penuh sayang.

Tiffany menggelengkan kepalanya, dan memperliatkan giginya.

"Tetaplah menjadi putri Eomma yang baik?" guman Hwang Hana dengan penuh harap.

"Tentu Eomma!" seru Tiffany yakin, memeluk sang Ibu.

Hwang Hana menyadari, bahwa putri bungsunya bukanlah manusia biasa. Kelebihan yang Tiffany miliki, membuat Hwang Hana cemas akan masa depan putrinya. Tiffany adalah turunan seorang Ratu siluman, akankah Tiffany menjadi buas seperti hewan - hewan dihutan sana.

**

"Eomma"

"Eomma, kumohon jangan pergi" seorang wanita berkulit putih pucat, terus mengigau ditengah tidur panjangnya. Sementara butiran - butiran air mata menetes walaupun matanya tetap terpejam rapat.

OPERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang