Bab 3

497 82 12
                                    

"Nina bobo o nina bobo..." terdengar alunan suara merdu dari seorang wanita yang begitu menenangkan.

Tiffany mengerutkan dahinya, merasa penasaran, siapa pemilik suara merdu itu. Ia berjalan terus menyusuri sebuah lorong dengan penerangan remang - remang.

Ini adalah sebuah kastil, tetapi bukan kastil dimana tempat ia tinggal bersama ketiga siluman itu. Bukan. Lalu ini rumah siapa?

Tiffany terus berjalan, dengan jantung yang berdetak lebih cepat dari biasanya. Keringat dingin mulai membasahi permukaan kulit punggungnya.

Terdapat sebuah pintu coklat, yang terlihat begitu tua tak terawat. Tiffany mendengar suara itu semakin jelas, berada di balik pintu coklat itu.

Tiffany memberanikan diri untuk membuka perlahan knop pintunya, dan mengintip sedikit ruangan yang hanya di terangi oleh lampu neon bewarna kuning.

Tiffany menajamkan penglihatannya, ia melihat ada punggung seorang wanita, sedang duduk bersila nembelakanginya di sebuah tikar bambu yang sudah tidak layak untuk ia duduki.

Wanita itu memiliki rambut panjang berwarna coklat pekat, menutupi hampir setengah dari punggungnya. Ia menggunakan beberapa pita bunga
dibagian rambut yang di gelung sedikit keatas. Tiffany yakin bahwa wanita itu seorang ratu, dilihat dari hanbok yang sedang digunakan.

wanita itu sedang sibuk menimang dan bersenandung pelan, menyanyikan sebuah lagu agar bayi yang ada di gendongannya bisa tertidur dengan nyenyak.

Tiffany benar - benar penasaran, siapa wanita itu?.

Ia membuka pintu lebih lebar, namun bunyi denyitan pintu mampu membuat wanita berhanbok itu menoleh ke arah Tiffany.

Tiffany membulatkan matanya, sambil menutup mulut yang sedang menganga terkejut. Ia memundurkan langkahnya pelan begitu melihat wajah dari wanita berhanbok itu, memiliki wajah yang sangat mirip dengan dirinya!

.

Tiffany membulatkan mata, begitu ia terbangun dari tidurnya. Nafasnya tersenggal, jantungnya berdetak dengan cepat. Keringatnya mengalir di pelipis dan juga punggungnya. Ia baru saja bermimpi.

Semenjak usianya menginjak tujuh belas tahun, Tiffany sering bermimpi hal yang sangat aneh. Ia bermimpi menjalani kehidupan di demensi lain.

Seperti mimpi yang baru saja ia alami. Di mimpi itu Tiffany melihat seseorang yang sangat mirip dengannya, namun dengan gaya yang benar - benar berbeda. Nuansa dan pakaian yang digunakan wanita itu lebih seperti pakaian pada jaman kerajaan dahulu.

Wanita itu siapa?

Itu yang belum Tiffany pecahkan sampai sekarang.

Tiffany mencoba bangkit untuk duduk. Ia bersandar di punggung ranjang miliknya, mencoba menetralisir kegugupan yang masih menyerang dirinya.

Dirahasiakan tenggorokannya kering, ia haus. Di liriknya gelas kosong yang ada di meja samping ranjang, Tiffany menghembuskan nafasnya kecewa. Ia harus pergi kedapur untuk mengambil air minum.

Tiffany melangkahkan kakinya beranjak dari kamar tidurnya menuju ke dapur, namun langkahnya terhenti saat berada di lorong ruang tengah. Ia melihat Jessica datang dari pintu depan, berjalan ke arahnya. Tunggu! Jessica membawa seorang wanita di belakangnya. Siapa dia?

Tiffany memperhatikan dengan seksama, tamu yang berjalan mengikuti langkah Jessica juga ikut memandangnya.

Mereka saling bertatapan. Ada rasa gelisah di hati Tiffany saat menatap pupil tajam berwarna abu - abu milik wanita di belakang Jessica.

Tiffany tak pernah bertemu dengan wanita itu, tetapi wajahnya sungguh tak asing untuknya. Tapi siapa dia? Tiffany benar - benar tak bisa mengingat wajah itu.

OPERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang