Bab 4

430 74 9
                                    

Dingin!

Itu yang Tiffany rasakan saat ini. Tubuhnya sedikit bergetar, membuat ia membuka kelopak matanya perlahan. Menyesuaikan penglihatannya, karena ia baru saja sadar dari tidurnya. Ah bukan tidur, Tiffany tersadar dari pinsan lebih tepatnya.

Dimana ini!

Matanya membulat, dipaksakan mendelisik keadaan sekelilingnya, walaupun kepalanya sedang berdenyut hebat sekarang.

Saat ini Tiffany sedang duduk di sebuah kursi kayu di sebuah ruangan yang yang sangat tidak terawat. Terdapat banyak sarang laba - laba di atap dan benda - benda di sudut ruangan yang sudah usang.

Tiffany yakin ini adalah ruangan kecil di sebuah kastil, telihat dari tembok bata yang berlumut dan lampu penerangan yang remang - remang.

Kastil milik siapa lagi ini? Berapa banyak kastil di hutan ini!

Otaknya di paksa untuk berfikir cepat, memecahkan apa yang sedang terjadi dengan dirinya.

Seingat Tiffany, tadi ia terjatuh di hutan karena berusaha melarikan diri dari siluman - siluman yang berkhianat padanya.

Tiffany melirik lututnya, memang ada goresan di sana. Luka itu mengeluarkan darah. Tidak banyak, dan mungkin darahnya sudah mengering sekarang.

Tiffany bergerak gelisah, mengguncangkan tangan dan kakinya yang sedang diikat dengan besi melingkar di pergelangannya.

Siapa yang sudah menculiknya!

Air mata menggenang di pelupuk matanya, ia ingin menangis. Hatinya bergejolak, ia takut dan juga kecewa. Tetapi Tiffany menahannya, ini bukan saatnya ia meratapi nasip. Namun, ia harus mencari cara bagaimana bisa keluar dari hutan mengerikan ini.

Denyitan pintu menandakan ada seseorang yang masuk dalam ruangan itu. Tiffany menajamkan pandangannya, terlihat bayang tubuh seorang wanita berambut panjang di ambang pintu. Ruangan ini berkabut dingin, membuat Tiffany kesusahan untuk melihat wajah dari wanita itu di jarak pandangnya saat ini.

"Siapa kau!" pekik Tiffany, mencoba memberanikan diri melawan semua kekonyolan ini "Lepaskan aku!".

Bayangan wanita itu perlahan mendekat, terlihat semakin jelas menampakan rupanya. Mata abu - abu yang tidak asing untuknya. Siluman Serigala!

Tiffany mengumpat dalam hatinya, merasa hidupnya benar - benar di permainkan. Ada apa semua ini. Kenapa sekarang ia berada bersama siluman serigala itu. Wanita dengan pupil mata abu - abu, yang ia lihat bersama Jessica waktu itu.

"Akhirnya aku mendapatkanmu!" wanita itu tersenyum bangga.Wajahnya terlihat menyeramkan, dengan beberapa helai bulu hitam yang tumbuh di permukaan kulit pucatnya.

"Untuk apa kau menginginkan aku? Lepaskan! Aku ingin kembali ke tempat asalku. Aku hanya manusia, dan duniaku bukan disini" ucap Tiffany memohon.

Siluman serigala itu berlutut di depan tubuh Tiffany, mengabaikan ucapan gadis itu. Ia memberikan sentuhan di luka Tiffany dengan ibu jarinya.

"Ahhgg. Sakit!" Tiffany memekik kesakitan, air mata yang tadi ia tahan kini meluncur di pipi mulusnya. Luka yang ia rasa mulai mengering, kini tergores kembali dengan sedikit darah yang mengalir.

Siluman serigala itu menatap Tiffany tajam, pupil matanya mengecil, seakan dia sedang menahan amarahnya "Kau memang darah daging dari Iblis itu! Aku benar - benar tak menyangka bahwa ia akan melahirkan keturunannya melalui bangsa manusia. Sial!"

"Apa maksudmu?!" desis Tiffany menahan perih pada lututnya. Ia tak terima dengan kata - kata dari Taeyeon, yang menyebut bahwa dirinya adalah anak iblis. Benarkah itu? Kenapa dulu ayahnya juga pernah mengatakan bahwa ia adalah anak iblis.

Taeyeon berdiri dan mencengkram rahang Tiffany dengan tangan kirinya, membuat Tiffany terpaksa mendongakkan lehernya.

"Dengar gadis cantik! Ada beribu - ribu mahluk di hutan ini yang menginginkan darah dan dagingmu. Karena kau adalah keturunan dari Ratu Yieon. Tapi aku tak membutuhkannya! karena yang aku mau adalah membunuh semua keturunan Iblis itu dengan tanganku sendiri!"

Terdengar suara kekehan dari siluman serigala itu, membuat Tiffany sedikit muak mendengarnya.

Jika memang benar dirinya adalah keturunan dari Ratu Yieon, maka Tiffany bersumpah, dia tak akan selemah ini. Ia harus bertahan sekuat tenaga untuk melawan siluman - siluman ini. Tak ada satu pun dari mereka yang berhak atas darah, daging, bahkan nyawanya sekalipun.

"Kau yang iblis!!" teriak Tiffany menghentak - hentakkan tubuhnya.

Taeyeon memicing, mata abu - abunya terlihat lebih tajam dari sebelumnya. Siluman serigala itu tersenyum meremehkan "Kau mirip seperti dirinya. walaupun dia memiliki kekuatan tapi dia begitu lemah. Walaupun dia memiliki otak yang sangat pintar, namun diabegitu bodoh. Siluman gagak yang sangat bodoh dan lemah. Membiarkan cinta membodohi dirinya, dan merenggut semua kejayaannya"

Siluman Serigala itu terbahak, mengingat bertapa bodohnya siluman gagak yang biasa disebut Ratu Yieon itu.

Taeyeon teringat ratusan tahun yang lalu. Dahulu mereka sangat dekat dan bersahabat baik. Hingga suatu saat datanglah seorang manusia yang mengacaukan segalanya. Manusia tampan itu mencintai Yieon yang saat itu menjadi seorang Ratu dan penguasa di bangsa Siluman.

Dengan bodohnya Yieon terpikat, dan mempercayai semua perkataan manusia itu. Hingga pernikahan terlarang itu terjadi. Membuat semua bangsa siluman murka dan berbondong - bondong menghancurkan kerajaan Yieon, menurunkan tahtahnya, dan membunuh keturunannya tanpa terkecuali.

Taeyeon tersenyum miris saat ini. Dia membenci keputusan sahabatnya itu, yang lebih memilih pria penghianat dari pada bangsanya sendiri. Itu membuat dirinya harus membunuh Tiffany saat ini juga. Ia tak akan membiarkan keturunan Ratu Yieon berkembangbiak dan dapat menghancurkan bangsa siluman begitu saja. Terlebih lagi Tiffany adalah seorang manusia! Musuh dari semua siluman.

"Persiapkan dirimu! Aku akan membunuhmu, saat bulan purnama telah sempurna" ucap Taeyeon sebelum ia meninggalkan Tiffany yang sedang memberontak lemah di atas kursi kayu.

***

"Brengsek!" desis siluman ular ini frustasi. Ia tidak menemukan keberadaan Tiffany di kastilnya. Jessica sudah berkeliling dan nihil, Tiffany benar - benar melarikan diri.

Sementara siluman bertopeng yang berdiri tak jauh dari Jessica, kini sedang mengepalkan tangannya marah. Ia marah karena menyesalkan keputusan Tiffany yang melarikan diri begitu saja. Bukankah sedari dulu ia sudah menekankan pada gadis itu untuk menurut dan jangan memberontak, apapun yang terjadi.

Ini bukan soal Siwon akan kehilangan makanannya. Tetapi Siwon marah karena kehilangan seseorang yang mampu membuat hatinya menghangat, membuat sisi pemangsanyanya perlahan melunak.

Gadis itu, sudah membuat Siwon merasakan cinta. Entahlah, mahluk tak bernyawa sepertinya pantas atau tidak memiliki perasaan cinta. Perasaan senang dan nyaman jika bersama manusia itu. Cinta terlarang telah lancang tumbuh semenjak ia melihat gadis kecil sedang merengek ditinggal orangtuanya.

Ia bersumpah akan menemukan Tiffany secepatnya. Sebelum dua sahabatnya atau bahkan siluman lain memangsa gadis lemah itu.

"Sudahlah Jung. Lebih baik sekarang kita memikirkan cara menemukan Tiffany. Karena aku yakin, dia sudah berada di tangan siluman lain" usul Hyukjae memberi pendapat, mengingat hutan ini sangat luas, tidak mungkin jika gadis itu bisa sampai ke kota begitu saja.

"Aku akan mencarinya!" ucap Siwon langsung menghilang dari hadapan sahabatnya.

"Jung.. Firasatku mengatakan bahwa Tiffany berada di kastil milik Ibunya" ucap Hyukjae membuka kelopak matanya. Ia baru saja mendapat bayangan akan keberadaan Tiffany.

"Kastil Ratu Yieon maksudmu?" tanya Jessica membulatkan mata. Hyukjae memangutkan kepalanya membenarkan.

"Taeyeon!" lanjut Jessica memicingkan matanya marah. Jika memang Tiffany berada di kastil milik Ratu Yieon, maka Taeyeon lah yang menculik Tiffany.

BERSAMBUNG

Yuuhhuuu Reders.. Vote?

Terimakasih partisipasinya 😘 See You Next Time!

OPERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang