Bab 8

492 81 16
                                    

Tiffany menyunggingkan senyumannya, saat melihat pria yang sangat ia rindukan berdiri di depannya saat ini. Pria bertopeng itu tersenyum, merengkuh pinggang Tiffany lebih dalam. Siwon mendekatkan jarak bibirnya, dan mengecup sedikit bibir ranum Tiffany.

Tiffany menutup mata dan merambatkan tangannya ke leher Siwon. Mereka berciuman kembali, menyesap benda tipis itu bergantian. Menyatukan lidah dengan gesekan rongga mulut mereka. Menghabiskan waktu untuk menebus rasa rindu yang dimiliki.

Nafas Tiffany tersenggal, jantungnya berdetak dan paru - parunya memompa secara bersamaan. Membuat gadis itu tak mendapatkan nafasnya dengan stabil.

Semakin sesak, saat Siwon tak mengijinkan dirinya untuk melepas pangutan mereka.

Namun matanya terbuka lebar, dadanya naik turun menandakan paru - parunya berebut asupan oksigen. Jantungnya berdetak, dan kepalanya berdenyut. Keringat dingin membasahi keningnya, Tiffany terkejut saat sadar bahwa ciuman yang ia alami hanyalah mimpi.

Saat ini Tiffany berada di atas ranjang sebuah kamar yang tidak begitu luas. Sudah dua hari ini Tiffany tinggal di sini, kontrakan milik Hwang Seolin. Memang tidak begitu besar seperti rumahnya dulu, namun Tiffany tetap bersyukur karena pafilium sederhana dengan dua kamar sudah cukup nyaman untuknya.

"Bermimpi diriku, Nona?"

Tiffany menoleh cepat ke sudut ruangan ketika mendengar suara bass yang ia kenal. Siwon!

"Oppa!"

Pekik Tiffany terduduk saat melihat tubuh prianya berada di ambang jendela. Siwon berjalan mendekat dan menindihi Tiffany diatas ranjang.

Tiffany tersenyum senang, ketika melihat siluman bertopeng ini dengan keadaan baik - baik saja. Berbeda jauh dengan keadaan saat terakir ia bersamanya.

Siwon meletakan telunjuk di bibir Tiffany "Bisa kecilkan suaramu? Apa kau mau Seolin bangun dari tidurnya?"

"Dari mana kau mengetahui nama unnie?" tanya Tiffany lirih. Benar kata Siwon, jangan sampai kakanya yang tidur di kamar sebelah terbangun.

"Itu tidak penting. Karena yang lebih penting adalah, sekarang aku merindukanmu Tiffany!" ucap Siwon melumat penuh bibir mungil milik Tiffany, menyesapnya dalam.

Tiffany membalas ciuman yang Siwon berikan, ia memainkan lidahnya di rongga Siwon dengan gesit, menyapu habis deretan gigi rapi pria itu.

Siwon berpindah menyesapi leheh jenjang Tiffany, memberi sedikit tanda di kulit putihnya.

Tiffany sedikit mendesah. Selama ini Siwon tak pernah melakukan lebih dari sekedar ciuman. Ini pertama kalinya siluman itu menjajahkan bibirnya di permukaan kulit leher milik Tiffany. Kecuali saat pertama kali Siwon menemukannya, waktu itu Siwon mengecup lehernya singkat, dan tak pernah melakukannya lagi hingga saat ini.

Tangan kiri Siwon menyanggah, agar tubuhnya tak terlalu menghimpit Tiffany. Sementara tangan kanannya sudah sibuk menerobos Kaos yang Tiffany gunakan, membelai halus perut ratanya, hingga naik hampir menyentuh payudara Tiffany.

Ini tidak benar!

Tiffany berusaha mengumpulkan kesadarannya, ia mendorong tubuh Siwon sekuat tenaganya, namun tubuh gagah itu sama sekali tak berkutik "Oppa! Apa yang kau lakukan?"

Siwon menghentikan aksinya. Ia menatap tajam mata Tiffany, lalu ia bergerak untuk duduk. Begitu juga Tiffany, dengan sigap Tiffany ikut duduk di depan Siwon.

Terlihat Siwon memejamkan matanya beberapa detik, dan membukanya kembali. Tatapan tajam itu tak ada lagi di sana.

"Kau harus menyerahkan keperawananmu, sebelum umurmu menginjak dua puluh lima tahun" ucap Siwon menerawang kedepan.

OPERATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang