Bagian 12

431 10 0
                                    

Ify terus menarik tangan Iel. Jika tadi tujuannya adalah kantin, kini mereka malah berada di taman belakang sekolah. "Stop Fy! Stop!" pekik Iel. "Lo kenapa sih? Aneh tau nggak?" kesal Iel.

Ify menghembuskan nafas kasar lantas menjatuhkan diri pada bangku taman yang letaknya tak jauh dari tempatnya berdiri. Dirinya tak menjawab pertanyaan Iel.

"Yeee, ditanya malah diem aja," Iel mengibas-ngibaskan tangannya di depan muka Ify.

"Apaan sih?" omel Ify.

"Lo ngapain narik-narik gue tadi?" tanya Iel.

"Nggak sengaja," jawab Ify singkat.

"Nggak sengaja kok niat banget," sindir Iel.

"Udah deh. Rempong banget lo kayak ibu-ibu pengajian," kesal Ify karena kebawelan Iel.

"Lo lagi menghindar dari Rio ya?" tanya Iel datar tapi dapat membuat Ify gelagapan.

"Menghindar apaan? Emang Rio rentenir yang nagih utang apa?" elaknya.

"Gini ya Fy. Lo sadar nggak? Lo itu deket banget sama Rio, bahkan kalo orang yang baru aja kenal sama kalian, bisa aja mereka nganggep kalian pacaran," Ify mengangkat sebelah alisnya. Tak mengerti dengan maksud Iel. "Jadi kalo lo menghindar dari Rio sedikiiiiiit aja, nggak akan sulit buat orang-orang menyadari itu. Apalagi gue," jelasnya.

"Gue nggak ngehindar kok. Gue Cuma nggak mau orang-orang pada salah paham," jawab Ify lesu.

"Gue tau lo lagi ada masalah," ujar Iel tiba-tiba. "Buktinya lo ngejauhin Rio nggak jelas," lanjutnya. Kini Iel menatap Ify peduli. "Jangan gini Fy caranya. Jangan sampe Rio ngerasa bersalah, walaupun sebenarnya dia nggak tau alasan lo apa," ucapnya.

"Susah tau Yel, gue nggak ahli dalam hal beginian," lagi-lagi Ify berucap lesu.

"Cuma lo yang bisa ngatasin Fy, karena di sini lo yang bikin suasana jadi aneh," Ify hanya mendengus lantas berdiri.

"Gue pikirin lagi deh. Yuk balik!" ajaknya pada Iel.

***

"Tanggung jawab lo Yel! Sepupu lo cemburu menguras danau toba tuh," bisik Cakka begitu Iel memasuki kelas.

Iel mendengus lantas duduk di samping Rio. 'Yang jatuh cinta siapa, yang ribet siapa,' batin Iel. "Yo!" sapa Iel. Yang disapa hanya diam saja dengan kepala yang ia tidurkan di atas meja, dengan tangannya sebagai bantal. "Yo!" kali ini panggilan Iel dilengkapi dengan guncangan pelan pada bahu Rio.

"Hemmm," jawab Rio malas.

"Jangan cemburu dong," Iel memelas. "Gue sama Ify nggak ngapa-ngapain kok," Iel mencoba untuk menjelaskan.

Tak lama kemudian Rio mengangkat wajahnya lantas menatap Iel datar. "Gue nggak cemburu kok, apalagi marah sama lo. Gue Cuma kecewa aja sama sikap dia," jelasnya. "Gue ngerasa dia ngehindar dari gue. Udah beberapa hari ini dia kayak ngejauh dari gue. Sumpah gue nggak ngerti," ujar Rio.

"Sabar, mungkin dia lagi PMS kali," Iel menepuk pundak Rio memberi semangat.

***

Cakka melajukan motornya dengan kecepatan yang tidak bisa dibilang sedang. 100 km/jam. Motor ninja berwarna putih itu terus melaju dijalanan yang untung saja sepi. Coba kalau tidak, pasti......

CYIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTTTTT

Tiba-tiba Cakka mengerem motornya secara mendadak. "Gila ni cewek, duduk kok di tengah jalan," gerutu Cakka sambil menurunkan standar motor dan memilih untuk menghampiri gadis yang masih tetap duduk di tengah jalan. "Dek! Kalo duduk jangan di tengah jalan dong!"

Satu Wajah Berjuta IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang