Bagian 36

406 12 0
                                    

<3 Basketball

@Ag_ni

ini yang gue takutin. Gue yang susah untuk jatuh cinta, pacaran sama lo yang gampang untuk jatuh cinta

<3 Basketball

@Ag_ni

when trust was broken, sorry means nothing

***

"Duh Fy. Entar kalo ketemu Agni kita mau ngapain? Kalo nanya-nanya takut bikin dia sedih," begitu cemas Shilla memikirkan keadaan Agni. Kenapa nasib percintaan sahabatnya itu begini? Baru pertama kali jatuh cinta, tapi kesan buruk yang tercipta.

"Kita nggak usah nanya-nanya dulu kali ya? biar dia yang cerita sendiri," saran Ify. Belum juga gosip tentang gue selesai, sekarang udah ada kabar baru. Kalo hari ini diskip aja bisa nggak?

Hari ini Shilla menjemput Ify untuk sekolah bersama. Biasanya sih Ify dijemput Ri.... ya udah sih nggak usah dibahas. Tujuan Shilla menjemput Ify agar dalam perjalanan ke sekolah dirinya bisa menceritakan semua yang terjadi kemarin.

"Lo udah cerita ke Via?" tanya Ify.

"Niatnya sih mau jemput Via sekalian biar bisa cerita juga sama dia. Tapi kata dia suruh nanti aja di sekolah. Biasa. Bangun kesiangan."

Baru saja menginjakkan kaki di kelas, pemandangan yang Ify dan Shilla lihat adalah, Agni dan Cakka yang tengah berbicara empat mata. Perasaan ini udah agak siang deh. Anak lain kemana? Ify mengomando Shilla untuk segera keluar kelas. Biarkan mereka bicara berdua.

"Ag gue minta maaf. Gue nggak ada hubungan apa-apa kok sama Zevana. Kita Cuma temenan doang. Lo tau kan? Gue itu emang gampang akrab sama cewek walaupun tanpa status."

"Termasuk sama gue," sahut Agni.

"Hah?" maksud Agni apa?

"Iya. Kita juga dulu akrab kan sebelum pacaran? Berarti kita nggak ada status dong. Tapi akhirnya kita pacaran. Mungkin lo sama Zevana juga nantinya bakal gitu. Lagian lo juga kemarin manggil dia 'Sayang' kan?"

"Ya... ya itu biasalah. Sekarang manggil 'Sayang' itu umum," Cakka terus mencoba menjelaskan.

"Oh," Agni mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Jadi lo maafin gue kan?"

Agni menghela nafas kesal. Lama-lama ngeselin juga ni orang. "Gini ya Cak. Gue nggak pernah bilang kan kalo gue marah sama lo? gue Cuma minta putus doang. Nggak yang marah-marahin lo, nampar lo, mukulin lo. walaupun mungkin seharusnya gue nglakuin itu ya?" nyindir dikit nggak papa lah ya? "Jadi intinya, kita Cuma putus. Selebihnya nggak ada yang berubah. Kita tetep temenan kok. Kalo lo minta gue nemenin basket, gue bakal turutin. Kalo misalkan lo mau pacaran sama Zevana juga gue nggak masalah," mulut Agni memang berkata dengan lancar dan seolah tidak ada beban. Tapi di dalam hatinya? Batinnya menangis. Kok ya bisa gue dimainin sama mantan yang dulunya sahabat gue sendiri.

"Terus alasan lo mutusin gue itu apa?"

"Bukannya gue udah pernah bilang ya? gue paling nggak suka sama cowok plin-plan. Lo bilang nggak bisa nganter gue pulang karena ada urusan. Dan gue fikir urusan itu lebih penting dong daripada gue? Tapi ternyata... urusan yang lebih penting dibanding gue itu.... Zevana. Adik kelas kita. Gue kira cewek paling penting buat lo itu gue. Ternyata Zevana," bahkan Agni bisa terkekeh sekarang. "Terus menurut lo, lo plin-plan nggak sih?"

"Tapi gue nggak selingkuh Ag," kekeuh Cakka.

"Iya. Gue tau Cakka."

"Ag, lo ngertiin perasaan gue dong. In..." belum selesai Cakka bicara, Agni sudah memotong.

Satu Wajah Berjuta IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang