Bagian 15

511 13 0
                                    

"Wah beneran sedeng ni bocah," Iel dibuat geleng-geleng membaca balasan SMS dari Ify. "Gue telfon aja deh," Iel menempelkan ponselnya ke telinga. "Sialan. Dimatiin hp nya," umpatnya. "Wah bener-bener mau bunuh gue ni bocah," gumam Iel tak percaya.

***

"Kak Rio!"

DUOR DUOR DUOR

"Kak Rio!"

DUOR DUOR DUOR

Terdengar suara Ray dan gedoran pintu dari luar. Dan yang pasti itu ulah Ray. Dengan langkah kesal Rio berjalan ke pintu dan membukanya. "Lo apaan sih?! Lo pikir gue budek apa?!" semprotnya langsung. Ray hanya nyengir.

"Sorry Kak. Kelewat semangat gue," jawabnya dan langsung nyelonong masuk ke kamar Rio. Rio hanya mendengus dan memilih kembali masuk dan tiduran di ranjangnya. Tepat di sebelah Ray. "Gue denger lo lagi patah hati ya?" tanya Ray tiba-tiba.

"Gosip dari mana tuh?" walau sedikit kaget, Rio berusaha tetap santai.

"Gue ketemu Kak Cakka tadi di jalan," jawab Ray sambil memainkan rubik Kakaknya.

'Lemes banget tu mulut si Cicak,' umpat Rio untuk Cakka.

"Gue nggak nyangka Kak Ify sukanya sama Kak Iel. Pasti hancur banget ya perasaan lo?" Ray mengubah posisinya menjadi duduk sambil menatap Kakaknya prihatin.

"Gitu deh Bro. Lo bayangin aja sendiri," Rio memang suka blak-blakan jika berbicara pada Ray.

"Semoga nasib percintaan gue nggak setragis lo ya Kak," ujar Ray setengah peduli cenderung mengejek. Rio melotot. "Terus langkah lo selanjutnya apa? Cari cewek baru?" PLUK! Rio melempar bantal ke muka Ray.

"Biar gue gantengnya nggak ketulungan, gue itu setia. Mana bisa gue ngelupain Ify gitu aja. Soal gimana gue selanjutnya, nggak tau deh. Gue kira bakal susah, move on dari Ify. Gue sayang banget sama dia," Ray hanya mangguk-mangguk mendengar jawaban Rio.

"Tapi gue masih nggak habis pikir sama Kak Iel. Kok dia bisa sih jadian sama Kak Ify? Gue yakin dia tau gimana perasaan lo buat Kak Ify. Secara kan lo berdua suka curhat-curhatan kayak anak cewek. Masak iya Kak Iel bisa setega itu?" Rio tak bisa bohong kalau ia juga memiliki pertanyaan sama dengan adiknya. Tapi apa mau dikata? Pada kenyataannya Ify dan Iel memang sudah resmi menjadi sepasang kekasih.

"Nggak tau deh gue. Masih buntu fikiran gue," ujar Rio. "Eh kok lo jadi sok-sok ikut campur sih? Masih kecil juga," Rio menatap Ray bingung. Yang ditatap nyengir.

"Ya itung-itung pemanasan. Kan gue ganteng," narsis Ray.

"Nggak nyambung gondrong!" Rio bangun dan langsung menjitak kepala Ray. "Kayak gue dong! Ganteng tapi nggak sombong!" seru Rio bangga.

"Emang tadi lo lagi merendah ya?" sinis Ray lantas berdiri. "Gue balik ke alam gue deh, takut kena aura-aura negatif dari makhluk bertemakan patah hati," ejeknya.

"Sompret lo!" lagi-lagi Rio melempari Ray dengan bantal. "But thank's deh. Lumayan ngilangin suntuk kehadiran lo," Rio nyengir.

Ray membalikkan badan begitu sudah dekat dengan pintu. "Gue nggak kenyang makan kata makasih. Traktir gue di warung bakso depan komplek. Baru deh ucapan terimakasih lo gue terima," jawabnya lantas pergi dari kamar Rio.

"Kecil-kecil matre lo ya?" kesal Rio.

***

Sepertinya tema hari ini memanglah cinta segitiga antara Rio-Ify-Iel. Tidak di sekolah ataupun di luar sekolah. Seperti Cakka dan Agni saat ini. Di lapangan basket komplek rumah Agni.

Satu Wajah Berjuta IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang