Bagian 27

418 9 0
                                    

"Harusnya lo jangan kepancing emosi Shill," ujar Ify yang malah membuat Shilla menggeleng tak percaya.

"Terus harus gue yang ngalah Fy?! Gue harus diem aja saat dia ngecap gue seorang penghianat?! Gue tau kalian udah sahabatan dari SMP, tapi lo juga harus adil dong Fy!" kesalnya.

"Bukan. Bukan gitu," Ify benar-benar takut Shilla salah paham.

"Udahlah," Shilla langsung beranjak pergi. Ify dan Agni saling pandang. Mereka benar-benar bingung. Kini masalahnya malah semakin lebar.

"Lo tenangin Shilla, biar gue yang tenangin Via," Agni mengangguk dan langsung mengejar Shilla. Ify pun langsung mengejar Via.

***

Dua hari telah berlalu. Dua hari pula baik Ify maupun Agni mencoba bicara pada Via dan Shilla agar mereka segera baikan. Namun mereka sama-sama mempunyai sifat tak mau kalah. Sama-sama menunggu untuk sang lawan meminta maaf. Ify dan Agni pun harus bertahan untuk tetap sabar dengan sikap mereka berdua yang tak jarang saling menyindir satu sama lain.

"Belakangan ini kok kalian nggak pernah ngumpul-ngumpul lagi sih sama Shilla dan Agni?" Ify melirik Via sebentar. Berharap gadis itu akan menjawab pertanyaan Iel. Tapi nihil, ia memilih tetap fokus dengan mie gorengnya.

"Suasana baru aja," bohong Ify. Sudahlah. Biarkan ini menjadi urusan Ify dan ketiga temannya.

"Kalian nggak lagi berantem kan?" Ify menggeleng walau ragu. Rio yang juga ikut bergabung di meja Ify dan Via hanya melirik Ify sebentar lalu kembali fokus pada makanannya.

"Lo pernah ditikung nggak Yel?" tanya Via tiba-tiba. Semua kompak menatap Via. 'Via udah jarang ngomong. Sekalinya ngomong, jleb amat," batin Ify melirik Iel sebentar. Menunggu apa jawaban laki-laki itu.

"Ditikung? Belum deh kayaknya,"jawab Iel santai.

"Iel pernahnya nikung punya sepupu sendiri!" seru Rio yang langsung mendapat jitakan dari Iel.

"Salahin noh bini lo. orang dia yang ngemis-ngemis sama gue," Iel membela diri.

"Anggap aja gue lagi khilaf," sahut Ify seenaknya. Rio terkekeh geli sedangkan Iel sudah menggerutu tak jelas di tempatnya.

"Belum pernah ya? Berarti lo nggak tau dong perasaan gue sekarang?" Iel mengerutkan keningnya. Apa maksud Via?

"Emang lo udah punya pacar? Kok ditikung-tikung gitu?" sahut Iel polos. Ify dan Rio terlihat menahan tawa.

"Ish! Lupain!" kesal Via sambil menyeruput kasar Es Jeruknya.

***

"Pengen gabung sama mereka?" sedari tadi Shilla terus mencuri-curi pandang ke arah meja Ify dan Via. Tentu saja hal itu membuat Agni penasaran.

Shilla menggeleng lemah sambil kembali mengaduk Jus Mangga pesanannya. Sejak kejadian di taman tempo hari, Shilla memang berubah. Lebih pendiam. "Gue tau ini emang berat. Tapi kalo diantara kalian nggak ada yang mau mulai duluan buat menyelesaikan masalah, kita bakal gini terus," Agni menyampaikan pendapatnya.

"Nggak tau deh. Lo denger aja sindiran-sindiran dia. Sakit tau Ag," Agni merapatkan duduknya dengan Shilla lalu mengelus-elus bahu sahabatnya itu. Ia tahu betul kalau dua sahabatnya yang tengah bertikai itu sebenarnya merasa sedih.

"Sabar. Dia nggak maksud gitu kok. Cuma mau ngeluapin emosinya aja," Shilla hanya dapat mengangguk.

"Hay!" datanglah Alvin dan Cakka yang memilih bergabung dengan Shilla dan Agni. "Kenapa Shill? Loyo amat?" tanya Alvin sambil mengambil duduk di depan Shilla. Shilla hanya tersenyum tipis.

Satu Wajah Berjuta IngatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang