-GLORIA-
"semua orang punya hak untuk kembali, tapi tidak untuk menyakiti. "
***
Gloryn mengelap kasar butiran keringat yang menetes di keningnya, menggunakan kedua tangannya. Dia meringis pelan sambil menatap matahari yang rasanya ada dua sakin teriknya, dan hari ini adalah hari ketiga Gloryn ikut berpanas-panasan bersama perserta mos lainnya. Padahal kan dia kakak kelas, anggota Osis tepatnya seketaris tapi kenapa ikut Mos? Gloryn menyesali tahun kemarin dia sakit saat masa orientasi berlangsung sehingga sekarang dia harus menebusnya dengan mengikuti Mos pada tahun berikutnya, tepatnya tahun ini.
Dan saat ini Gloryn sedang berbaris rapi di lapangan upacara SMA Unggulan Satu, yang merupakan salah satu sekolah terelite yang ada di Jakarta. Bersekolah disini merupakan sebuah kebanggaan karena menyandang status sebagai murid SMA Unggulan Satu tidakkah mudah, dan harus melalui beberapa tes yang ketat. Dan SMA ini dikenal dengan SMA Unggulan sesuai dengan namanya SMA unggulan Satu karena tidak hanya unggul dibidang akademis tetapi juga nonakademis. Selain itu tidak hanya prestasi yang membuat sekolah ini terkenal tetapi juga kedisiplinanya, walaupun ada beberapa peraturan yang Gloryn benci seperti "wajib Mos" untuk itu tidak ada alasan untuk tidak mengikuti Mos walaupun kalian adalah siswa pindahan, atau memiliki riwayat penyakit sekalipun kalian tetap harus mengikuti Mos. Karena biasanya siswa-siswi yang dinyatakan sakit, tidak akan mengikuti kegiatan fisik yang berat seperti upacara namun melainkan istirahatlah di kelas atau UKS.
"Eh Ryn lo kok Mos sih?" Tanya Riko yang tak percaya melihat senior nya dulu waktu SMP juga Mos bersamanya, padahal ini sudah hari terakhir Mos dan dia baru menyadari nya "Gak naik kelas ya lo? "
Vino melongo mendengar pertanyaan temannya Riko "Emang gak naik kelas ngulang Mos ya Ko? Lagian kan si Gloryn pintar masa gak naik sih?" Tanyanya tak percaya
Dasar adik kelas gak ada sopannya sama kakak kelas Gloryn berdecak dalam hatinya sebelum menarik nafas dalam "Gue gak ikut Mos tahun kemarin, makanya ngulang tahun ini" Jelas Gloryn.
Setelah itu Vino mangut-mangut sepertinya mengerti maksud Gloryn, kemudian mulai fokus kepada pidato kepala sekolah "Ah, gara-gara kepala sekolah nin ngaret makanya kan, upacaranya jadi siang gini" Cercau Vino kesal karena dari tadi mereka disuruh duduk berdempetan di tengah lapangan sambil menunggu kepala sekolah datang.
"Ngaret? Lo kira kepala sekolah kita noreh sawit apa? Pake ngaret segala" Sahut Gloryn menanggapi ucapan Vino
"Eh, bukanya sawit itu dipanen ya? Dan pohon getah itu di toreh atau diberondol? " kata Riko membenarkan Ucapan Gloryn
"Bukan brondol tapi berondong, yang munguti buah sawit yang berhamburan itu loh" Jelas Gloryn tak mau kalah, karena seingatnya dulu dia pernah ikut Papa mengawasi pekerjaan orang yang memanen, membersihkan pelepah sawit, memupuk, sampai membrondong sawit.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORIA
Humor[COMPLETE] Takdir? Siapa yang bisa menolak? >Don't copy my story please! Rank > 149 in humor (11.09.2017)