-GLORIA-
"Gue cuma mau bilang, truk aja gandengan masa lo enggak? "
***
30 menit sudah berlalu, akhirnya Jovanka sadar juga dari pingsannya. Gadis itu membuka lemah matanya kemudian menatap sekeliling ruangan. Gloryn diam, bingun ingin berkata apa saat ini. Ditambah Suasana saat ini sangatlah canggung.
Gloryn memberanikan diri membuka suara "Lo gak kenapa-napakan? gimana, kepala lo pusing? " Tanya Gloryn sambil menempelkan telapak tangan dan punggung tangan nya secara bergiliran di kening Jovanka.
Jovanka tertegun melihat perlakuan Gloryn "Eh, eumm.. Udah enggak kok, " Jawab Jovanka sedikit canggung.
"Maaf ya soal di lapangan, sumpah gue gak sengaja. Maaf, " Sesal Gloryn tak enak. Dia sudah siap untuk dimarahi Jovanka, bahkan kalau gadis yang berada didepannya ini ingin mengamuk sekalipun dia sudah sangat-sangat siap, dia pantas mendapatkan nya.
Jovanka kembali diam, sebenarnya Jovanka bukanlah tipe cewek yang mudah marah apalagi pendendam. Dia adalah cewek biasa yang mudah luluh memdengar kata manis seseorang apalagi sebuah penyesalan yang mendalam "Gak apa-apa kok," Jawabnya jujur.
Gloryn bernafas lega mendengar itu "Emm... Lo mau kekelas atau masih mau istirahat di sini?"
"Gue istirahat disini aja deh, gue males balik ke kelas" Ucap Jovanka lemah.
"Yaudah kalau gitu gue duluan ke kelas ya," pamit Gloryn kemudian berbalik berjalan membuka pintu UKS. Namun seketika langkahnya berhenti, seperti ada sesuatu yang ketinggalan Gloryn lalu berbalik menghadap Jovanka "Van, lo pulang sama gue aja, gak usah naik angkot," Ajak Gloryn dan langsung mendapatkan anggukan antusias dari Jovanka "Gue ke kelas dulu, " Pamit Gloryn lagi sebelum benar-benar pergi dari sana.
-GLORIA-
Gloryn berjalan menuju kelas, sampainya di kelas dia langsung duduk dan mendengarkan penjelasan guru yang sedang menjelaskan. Namun ruginya, tak lama setelah Gloryn masuk ada kuis dadakan dari Melia. Guru pengapu mata pelajaran Kimia.
"Ibu akan mengadakan kuis, dan bagi yang bisa menjawab akan mendapatkan tambahan nilai. Siap tidak siap harus siap! "Ucap Bu Melia tegas.
"Dan ingat, soal yang saya bacakan tidak akan saya ulangi! " Bu Melia memulai kuis "Apa itu sifat koligatif larutan? "
Hampir semua tangan terangkat walau ada beberapa yang mencoba mengingat karena tidak ada persiapan belajar, ditambah lagi mereka tidak di boleh membuka buku. Dan rata-rata yang mengangkat tangan itu adalah anak-anak yang masuk peringkat lima besar, tak kecuali Gloryn si peringkat satu, Septa peringkat dua, Vanessa peringkat tiga, Ashila peringkat empat, dan Rangga si peringkat lima.
"Rangga!" Ucap Bu Melia sambil menunjuk Rangga.
"Sifat zat yang tidak tergantung pada partikel tertentu," Jawab Rangga sedikit gugup dan sedikit tidak yakin karena dia menjawab asal-asalan.
"Salah!"
Yang lain kembali menunjuk tangan "Ia Gloryn" kata Bu Melia beralih menunjuk Gloryn.
"Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut, tetapi hanya tergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam larutan, " Jawab Gloryn cepat, membuat Bu Melia menulis tambahan nilai di buku absen.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORIA
Humor[COMPLETE] Takdir? Siapa yang bisa menolak? >Don't copy my story please! Rank > 149 in humor (11.09.2017)