-GLORIA-
"Aku tersenyum bukan karna semunya baik-baik saja, tapi semua akan menjadi baik-baik saja karena aku tersenyum. "
***
Jovanka melangkahkan kakinya menyelusuri lorong sekolah, dan berencana menunggu jemputan di depan halte bus. Semejak Jovanka melihat Gloryn menggendong Nadhira, Jovanka tidak mau lagi nebeng Gloryn pulang.
"Lo pulang sama gue, " Cegat Gloryn menahan tangan Jovanka.
Langkah Jovanka terhenti, "Apasih, gue gak mau. " Tolaknya sambil menepis tangan Gloryn pelan.
"Gue ada salah sama lo? "
"Gak ada, "
"Terus kenapa lo marah sama gue? "
"Gue gak sedang marah sama lo !" Delik Jovanka tajam.
"Tapi perasaan gue mengatakan kalau lo lagi marah sama gue," Gloryn kembali menahan tangan Jovanka membuat cewek itu terhenti tepat di depan Gloryn.
"Makanya kalau mikir itu gak usah pakai perasaan, tapi pakai otak, " Cetus Jovanka begitu saja.
"Lo kenapa sih? Aneh tau gak. Ayo pulang sama gue! " Paksa Gloryn sambil menarik tangan Jovanka.
Jovanka menyipitkan matanya, " Gue gak mau, gue bisa pulang sendiri. "
"Apasih ngesok banget nolak gue, Mama lo nyuruh gue ngantar lo balik. " Gloryn berdecak "Ayo sekarang pulang sama gue. "
"Gue gak mau, " Jovanka berusaha keras untuk menolak.
"Kenapa? Mm.....? " Tanya Gloryn, "Kalau lo bisa ngasi jawaban yang masuk akal buat nolak gue, gue bakalan terima dan gak bakal maksa lo lagi buat ikut sama gue . "
Jovanka terdiam, dia bingun ingin memberi jawaban apa. Karna jelas, alasan dia marah dengan Gloryn itu tidak jelas, bahkan karna masalah cemburu. "Karna kita teman, " Jawaban itu meluncur begitu saja di bibir Jovanka.
Gloryn menyerit bingung, karna jelas. Jawaban Jovanka itu menohoknya, "Teman? Maksud lo? "
"Hanya teman, dan lo gak punya alasan buat maksa gue buat ikut sama lo. Karna kita gak ada hubungan apa-apa selain teman, " Ucap Jovanka dengan tajam sambil menekankan kata teman.
"Emang salah kalau gue perduli sama lo? "
"Jelas aja salah, "Jovanka kontan memasang wajah sebal.
"Kenapa?" Tanya Gloryn masih bingung.
"Karna kita hanya teman, " Jawab Jovanka membuat Gloryn diam seketika, entah mengapa. Kata teman yang Jovanka lotarkan membuat Gloryn bagaikan tertusuk sembilah pedang tajam, sampai ke uluh hati.
"Iya kita cuma teman, trus kenapa? Ada yang salah dengan pertemanan kita? " Unjar Gloryn membalikan pertanyaan Jovanka, dan jujur itu membuat Jovanka sedikit nyesak mendengarnya.
Jovanka terdiam, dia tidak bisa menjawab.
Ga ada yang salah, tapi entah mengapa. Gue malah mengharapkan kita lebih dari teman Batin Jovanka dalam hati sebelum akhirnya menggeleng pasrah, mengikuti langkah kaki Gloryn yang menarik tangannya dengan senyuman kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORIA
Humor[COMPLETE] Takdir? Siapa yang bisa menolak? >Don't copy my story please! Rank > 149 in humor (11.09.2017)