-GLORIA-
"Jika kita jodoh, pasti nantinya kita tetap bakal di pertemukan. "
***
Sore hari ini, Gloryn sudah awal sekali datang kesekolah. Bahkan para perserta perwakilan Queen and King dari masing-masing kelas belum banyak berdatangan. Gloryn sengaja datang awal, bukan karena dia sangat memdamba-dambakan hal tersebut tapi karena dia lelah berada sendirian di rumah.
"Hei, Ra! Lama banget sih makanya baru datang sekarang? " Tanya seseorang kepada cewek yang sebagian besar mewarnai hari-hari Gloryn dulu. Dan ya, cewek itu adalah Nadhira.
Gloryn mencoba cuek, walaupun perhatiannya harus terbagi ke sekekumpulan cewek itu. Dan entah mengapa, Gloryn tiba-tiba menjadi seorang penguping.
"Darrrrr! "
"Umak! " Latah Gloryn tiba-tiba karena terkejut dengan aksi Jovanka yang tiba-tiba mengejutkannya. Bahkan sempat membuat dia dan Jovanka menjadi objek perhatian sesaat orang-orang di sana.
"Ha ha ha lo lucu" Jovanka tertawa cengengesan tanpa dosa membuat Gloryn menggeram kesal.
"Lo tau anjing gak? "
"Enggak"
"Bodoh! Anjing aja gak tau! " Cecar Gloryn kesal.
"Idih, enak aja. Anjing 'kan saudara lo!"
"Saudara lo! "
" Saudara lo" balas Jovanka.
"Saudara lo! " Gloryn berbicara lagi sebelum menggandeng tangan Jovanka membawa gadis itu pergi dari sana.
Jujur saja, Jovanka sempat terkejut heran dengan aksi Gloryn yang tiba-tiba itu. Entah apakah ia harus senang atau malahan merasa benci dengan sikap Gloryn seperti itu, jujur saja entah mengapa tiba-tiba ada gelonjak aneh yang Jovanka rasakan.
Jovanka menepis tangan Gloryn sedikit kasar saat mereka tiba ke tangga sebelah kelas X IPS2, "Lo apa-apaan sih main gandengan-gandeng aja, lo pikir kita lagi latihan fashion show apa?"
"Lo malah ngira begitu? Padahal tadi gue sedang latihan buat narik kambing. " Jawab Gloryn enteng, namun membuat Jovanka panas membara.
Bangsat! Pekik Jovanka dalam hati.
"Babi! " Sumpah serapah Jovanka lebih kejam dari yang dia lotarkan dalam hati.
Gloryn tertawa, dia tidak marah. Malahan Sumpah serapah Jovanka itu terdengar lucu di telinganya.
"Udah yuk ke atas," Ajak Gloryn kembali menarik tangan Jovanka mengikutinya.
Jovanka ingin sekali memberontak, tapi dia menurunkan niatnya saat ada gerombolan anak kelas satu menuju ke tangga, disana Jovanka dapat melihat dengan jelas bahwa ada Nadhira di sana.
Mungkin ini cuma permainan Gloryn doang buat Nadhira cemburu, tapi kenapa rasanya malah gue ya yang sakit hati? Gak gak gak ini cuma perasaan gue aja Jovanka kembali membatin, walaupun terdengar ia lebih mengharapkan sesuatu. Tapi jelas saja itu tidak mungkin, karena Jovanka tidak mungkin menyukai Gloryn. Tidak mungkin sama sekali, karena menurutnya Gloryn itu tidak lebih daripada sampah, dan mungkin saja itu hanya perasaan simpati yang Jovanka berikan kepada Gloryn karena dengar-dengar. Gloryn masih memendam perasaan kepada Nadhira.
\^O^/
"Kenapa lo diem? " Tanya Gloryn heran sambil menatap wajah Jovanka lekat-lekat.
"Kenapa? " Jovanka balik bertanya, namun dengan sedikit grogi karena ditatap Gloryn dalam.
"kenapa lo tiba-tiba diam? " Dengan sabar Gloryn kembali mengurangi pertanyaannya.
"Lo juga dari tadi diam, jadi kita impas 'kan? " Jovanka tidak sepenuhnya menjawab, namun dia malahan kembali membaliakan omongan Gloryn.
"Lo gugup? "
"Gue enggak tau, tapi gue merasa gak enak aja sama Vero? "
Gloryn menyeritkan dahinya "Kenapa? "
"Padahal lo jelas-jelas masih pacaran sama dia, gue merasa nikung dia secara terang-terangan dengan jadi pasangan lo."
Gloryn tertegun tiba-tiba, bukan karena perasaan bersalah Jovanka. Tapi karena cewek itu menyebutkan kata 'pasangan' entah mengapa, rasanya sedikit asing saja di telinga Gloryn. Gloryn tertawa "Santai ajalah, gue sama Vero udah putus."
"Putus? " Tanya Jovanka tidak percaya "Demi Neptunus, lo sama Vero baru pacaran seminggu. Udah main putus aja? " Sungguh mati, Jovanka di buat terkejut mendengarnya. Walaupun masih ada yang lebih parah dari ini, bahkan temannya yang masih SMP dulu saja hanya pacaran setengah hari doang dan itupun tidak nyampai lima jam. Jujur ini terdengar aneh di mata Jovanka, karena cowok pintar, tajir, ganteng, dan swag kaya Gloryn ini bisa playboy juga ternyata.
"Dan lo adalah orang pertama yang gue kasi tau tentang hal ini."
"Gue gak tau harus bilang apa, tapi jujur gue malahan gak merasa tersanjung," Jovanka beruncap melihat Gloryn jijik.
Gloryn tersenyum kecut, tak jauh dari tempat mereka duduk. Fanny datang membawakan kotak berisi kertas undian. Tanpa disuruh, Jovanka dan Gloryn sudah mengerti untuk mengambil nomor undian tersebut.
Entah siapa yang memulai secara bersamaan Gloryn dan Jovanka membuka nomor undian itu diam-diam.
"Lo nomor berapa? "Tanya Jovanka.
" Satu, lo? "
"sepuluh, anjay. Rasain lo dapat nomor satu, " Tawa Jovanka puas mengejek Gloryn habis-habisan, sambil tak henti-hentinya menertawai nasib sial cowok tersebut.
"Yang sudah mendapatkan nomor undiannya boleh dibuka sekarang! " komando Layla dari belakang sambil mengamati.
"Nomor Undian satu harap maju ke depan! " Ucap Fairul di depan sana dengan menggunakan mic di atas panggung pentas drama.
Gloryn mendengus, sebelum akhirnya dengan berat hati dan berpasrah jiwa. Ia pun maju ke depan.
"Wah, ternyata guys. Nomor undian satu itu ada abang ganteng kita Gloryn Elvano! " Teriaknya heboh menggema, membuat peserta cewek-cewek di ruangan itu memekik heboh.
"Aduduh jodoh gue! "
"Bang Gloryn, polbek edek bang di instagram! "
"Yaelah tai, kenapa bukan gue aja sih yang dapat nomor satu! "
"Aduh, jadi pengen punya pacar kaya bang Gloryn! "
"Aduh, jadi pengen punya abang kaya Gloryn! "
"Aduh, jadi pengen punya babu kaya Gloryn! " Desis Jovanka tak tertahankan karena mendengar ocehan super lebay dari para fansnya Gloryn.
"Panggilan sekali lagi untung undian nomor satu harap segera maju ke depan! " Ulangi Fairul tidak sabaran, menunggu pasangan nomor yang sama dengan Gloryn di barisan para perempuan.
Masih belum ada pergerakan, membuat Fairul mulai geram. Sampai akhirnya datang seorang cewek manis, putih, dan anggun idola para kakak kelas maju ke atas panggung. Tebak siapa cewek tersebut, jika kalian menjawab Nadhira. Maka kalian benar, sontak dengan majunya cewek tersebut membuat Gloryn merasakan di kill dua kali dalam waktu yang berdekatan di mobile legend.
Sial, sial, sial! Desis Gloryn dalam hati. Kenapa pasangannya mesti Nadhira sih, di saat-saat dia sudah merasa jijik melihat tampang sok manis cewek itu. Walaupun nyatanya memang manis sih. Heheheh, gak, gak, gak.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORIA
Humor[COMPLETE] Takdir? Siapa yang bisa menolak? >Don't copy my story please! Rank > 149 in humor (11.09.2017)