-GLORIA-
"Lo boleh terlambat datang ke sekolah, tapi jangan sampai terlambat untuk memperbaiki kesalahan Lo. "
***
Pagi Jam 06. 30 Gloryn sudah sampai di sekokah. Sebenarnya untuk ukuran anak serajin Gloryn jam enam tiga puluh masih dihitung terlalu awal buatnya, mengingat biasannya jam segini Gloryn masih mandi di kamar mandi. Namun entah mengapa, seperti ada gaya magnet yang kuat menarik Gloryn dari tempat tidur sehingga tumben-tumbenan Gloryn bangun pagi sehingga bisa datang awal ke sekolah.
Dengan semangat pagi, Gloryn mengeluarkan buku mata pelajaran untuk jam pertama. Namun seketika, kegiatan Gloryn terpaksa harus berhenti karena getaran Handphone yang berada di saku celananya.
Gloryn mendengus sebelum mengangkat panggilan masuk tersebut. Terlihat nama Kolor ajaib tertera di layar HP yang tak lain dan tak bukan adalah nomor Vero pacarnya.
"Gloryn! Gawat gue telat woi!" Panik Vero gusar di seberang sana.
"Mampus lo anjay! Bentar lagi bel masuk bunyi, guru-guru juga udah pada mau masuk ke kelas!" Ucap Gloryn mempekeruh suasana. Membuat Vero yang baru bangun tidur makin panik di buatnya.
"Heh biawak! Lo tuh seharusnga jadi pacar ya jemput gue kek, bangunin kek. Bukanya malah ngejek bangke! Pokoknya gue gak mau tau, lo jemput gue sekarang!" Perintah Vero maksa.
"Lah, kenapa mesti gue jemput lo? Bodo amat gue mau lo terlambat apa enggak,"
"Idih! Manis banget ya mulut lo, minta di cabein tuh mulut?. Pokoknya gue gak mau tau! JEMPUT GUE SEKARANG ATAU KITA PUTUS DAN GUE BERITAHU DUNIA KALAU KITA CUMA PACARAN BOHONG-BOHONGAN!" Teriak Vero mengancam di telpon dan berhasil membuat kuping Gloryn sebal mendengarnya.
"Iya-iya gue jemput," Ucap Glory nurut sambil mengusap-ngusap kupingnya yang sebal akibat teriakan Vero.
Sebelum bergegas pergi ujung ekor mata Gloryn sempat menangkap memandangan yang aneh. Ya aneh, walaupun sebenarnya tidak ada yang aneh sih. bagi sebagian orang, tetapi bagi Gloryn ini benar-benar aneh. Bagaimana bisa pagi ini Rangga dan Hendrik sedang bercandaria namun Atis tidak ikut kumpul bersama mereka, bahkan Atis saat ini jauh lebih asik ngobrol dengan Dimas bukan bersama Hendrik dan Rangga. Gloryn sempat terdiam heran, sungguh aneh. Bukannya yang ada masalah itu cuma di antara dia Rangga dan Hendrik, kok bisa Atis tiba-tiba tanpa hujan, badai, petir, dan geledek juga ikut menjauhi mereka. Ini aneh dan jelas sekali sangat tidak beres.
Dengan kecepatan kilat seperti di kejar setan. Gloryn segera turun kebawah mengeluarkan mobilnya, dan melaju cepat dengan kecepatan di atas rata-rata. Gloryn benci sekali dengan orang yang menyusahkan orang lain seperti Vero, baru saja cewek itu jadi pacar bohongan nya tapi Vero sudah berani memerintahnya seenak jidat, dia pikir dia ratu apa? Kalau bukan karena terpaksa juga Gloryn ogah menjadikan Vero sebagai pacarnya. Namun sekenario telah berjalan, mau gimana lagi? Gloryn hanya bisa berharap semuanya bakalan berjalan sesuai rencana.
Akhirnya, setelah menempuh perjalan yang lumayan panjang Gloryn pun sampai pada alamat rumah Vero yang cewek itu kirim lewat chat tadi. Gloryn memakirkan mobilnya tepat di depan rumah sebelum sesaat selanjutnya cowok itu mengklason berkali-kali, biarlah orang mau bilang apa. Gloryn sudah masa bodoh tentang hal itu, dia sama sekali tidak perduli dengan ocehan tetangga yang mencemooh nya karena keseringan menekan klakson mobil.
Yah, akhirnya sang pacar pun keluar dari rumah dengan muka yang segar karena baru selesai mandi. Vero berjalan santai dengan menenteng tas sekolahnya, cewek itu tampak manis sekali bagaikan seorang peri namun di dalamnya bagaikan iblis perempuan yang menempati tubuh seorang malaikat. Dengan santai dan tanpa rasa bersalah Vero segera membuka dan masuk ke pintu kedua tempat penumpang duduk. "Jalan!" Suruh Vero.
Gloryn mendengus sambil menatap kebelakang tempat Vero duduk. "Pindah ke depan," Perintah Gloryn.
"Hah? Kedepan, duduk sebelah lo? Ogah!" Tolak Vero.
Gloryn memaksakan senyum. "Wah, super sekali. Lo kira gue supir lo apa? Pindah cepat kedapan,"
Vero mendelik. "Supir ya? Gue sih gak berpikiran begitu. Tapi jika dilihat, lo cocok juga sih jadi supir," Komentar Vero walaupun dia tahu bahwa sebenarnya bukan jawaban seperti itu yang Gloryn harapkan.
"Seterah lo deh. Asalkan lo bahagia," Gloryn membalas pasrah. Percuma saja mau dipaksa pun bahkan sampai mencucuk pantat Vero pakai besi hangat pun cewek tersebut tidak akan mau mengalah.
"Ryn!" Panggil Vero.
"Mmm,"
"Lo tau gak?" Tanya Vero dengan wajah cemberut.
"Ga,"
"Udah gue tebak. Tapi lo harus tau kemarin itu kak Rudy chat gue, Omg! Gue seneng banget sumpah," Vero memekik bahagia.
"Lo lagi curhat?" Tanya Gloryn sewot dan sama sekali tidak tertarik dengan topik pembicaraan mereka saat ini. Dan langsung mendapatkan hadiah berupa pukulan yang mendarat di bahunya.
"Lo gimanasih? Gak pengertian banget. Gue itu lagi curhat harusnya lo itu ikutan seneng dong," Protes Vero. "Lo tuh gak ngerti tau gak sih gimana bahagianya jadi gue,"
"Aduh, seperti biasa gue gak bisa ngertiin cewek karena gue bukan cewek. Lagian bahagia apanya coba cuma di chat aja sama gebetan," Tungkas Gloryn melongo bingung, benar 'kan bahagia dimana coba cuma di chat sama gebetan, seingatnya dulu waktu zaman dia masih pdkt sama Nadhira. Nadhira gak pernah tuh chat dia duluan, yaiyalah goblok dia 'kan cewek, masa cewek duluan yang ngechat.
Vero tersenyum getir. "Aduh Gloryn, lo itu harus ngerti tau. Itu tuh wow banget rasanya, seneng bahagia gitu. lo tau gak? Tau gak?"
"Ga,"
Vero mendengus. "Lo mah gak asik. Dari tadi di tanya gak tau mulu jawabannya," Kesal Vero sambil membaringkan tubuhnya memenuhi seluruh tempat duduk tengah.
Gloryn menghempuskan nafas kesal. "Yaiyalah bego gue gak tau. Orang lo belum cerita bego,"
"Hehehe, iyaya. Tapi lo harus tau brother kemarin itu kak Rudy chat gue, dan lo tau apa.........,"
"Ga," potong Gloryn mulai bosan.
Vero tersenyum. "Dia chat gue dan nanya udah makan belum, terus mau ngajak gue jalan nonton katanya,"
"APA?" Gloryn reflek menoleh ke belakang. "Gak bisa! Lo itu masih ada kontrak pacaran sama gue. Pokoknya gak bisa, lo gak boleh jalan sama kak Rudy!" Putus Gloryn tidak setuju.
Vero bersungut cemberut. "Lah, emang salahnya dimana coba? 'kan gue sama kak Rudy cuma jalan nonton ke bioskop,"
"Lo gimanasih, gitu aja gak tau. Kalau lo jalan sama kak Rudy trus ada yang lihat, bisa-bisa pacaran bohongan kita bisa gagal total tahu gak,"
"Tapi Ryn!"
"Gak bisa!" Cetus Gloryn kuekuh membuat Vero bungkam di tempat dengan wajah yang kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORIA
Humor[COMPLETE] Takdir? Siapa yang bisa menolak? >Don't copy my story please! Rank > 149 in humor (11.09.2017)