10 | Males

47 26 10
                                    

-GLORIA-

"Jika aku sedang malas, hanya kamu satu-satunya alasan ku untuk berubah menjadi rajin. "

***

Bel istirahat sudah dari tadi berbunyi, namun entah mengapa tiba-tiba sejuta perasaan seketika menguasai otak Gloryn seperti Males, bosan, lelah, capek, gusar, marah, kecewa, sakit hati, sirik, dengki, dendam, dan...... Cemburu. Jangan terpaku sama kalimat terakhir, karena semua yang ada di atas itu memang sekarang tengah mewakiki perasaan Gloryn saat ini. Cemburu? Iya seriusan, saat ini Gloryn sedang cemburu. Cemburu melihat teman-temannya yang sedang asik barcanda-gurau dengan Hendrik. Bahkan sendari tadi malahan mereka bertiga asik bercerita tentang basket, sementara Gloryn. Dia sama sekali tidak suka dengan basket maupun teman-teman olahraga lainnya. Sehingga entah mengapa rasanya sedikit srek dihati Gloryn, mungkin karena baru pertama kalinya dia diabaikan teman-temannya, ditambah lagi Gloryn sama sekali tidak punya niatan untuk bergambung dengan mereka bertiga. Karena menurutnya apa yang mereka omongin dari tadi sama sekali tidak asik maupun seru.

Gloryn memutar bola matanya malas, sesekali menguping pembicaraan ketiga cowok tersebut.

"Bagus dong kalau gitu, boleh nih kalau lo masuk ke team basket kelas kita," Ucap Rangga semangat 45, antusias mengajak si penikung--Hendrik untuk masuk ke tim basket sekolah.

"Bener banget nih numpung tim basket C lagi kekurangan orang," Ucap Atis tak kalah antusias.

Dengan begitu kesal Gloryn sekejap berdiri dari bangkunya, dia sangat muak mendengar omongan ketiga cowok itu yang menurutnya tidak ada asiknya sama sekali.

Tanpa bertele-tele lagi Gloryn segera keluar dari bangkunya, meninggalkan tiga cowok tersebut.

Atis mengangguk meng-iyakan omongan Hendrik yang entah tentang apa, sebelum akhirnya objek perhatian Atis berpindah ke pada Gloryn "Mau kemana Ryn? ".

"Kantin," Jawab Gloryn pelan tanpa menoleh ke belakang.

"Nitip,"

"Gue bukan babu lo, " Jawab Gloryn dingin sekaligus kesal karena merasa diabaikan dan diasingkan. Namun detik selanjutnya Gloryn menungu seraya memperlambat langkahnya, berharap Atis mau menyusulnya. Namun harapan tinggalah harapan, karena ternyata Atis kembali lanjut mengobrol dengan Hendrik dan Rangga.

Gloryn mendengus kesal entah mengapa sakit tak tertahankan muncul di dadanya, Gloryn ingin sekali marah tapi dia tidak bisa. Menghindari mati muda karena marah-marah. Gloryn segera melangkah meninggalkan kelas daripada terbakar api amarah yang ingin berkobar.

Gloryn berjalan dengan tatapan lurus dan pikiran yang kosong melewati lapangan sekolah. Kondisi lapangan sekolah cukup ramai karena ada beberapa kelas yang sedang olahraga di jam istirahat, belum lagi beberapa siswa-siswi yang lalu-lalang menuju kantin dan kelas. Namun itu bukanlah halangan bagi Gloryn, karena biarpun dia tidak suka dengan keramaian dia tetap berjalan dengan santai-santai saja saat ini. Dan kelihatan tanpa beban sama sekali.

Gloryn melangkah perlahan, namun pasti sambil melihat ujung lapangan. Sampai tiba-tiba langkah Gloryn terhenti saat sebuah bola basket yang entah darimana tiba-tiba menabrak sepatunya. Gloryn menatap bola basket itu penuh amarah dan kebencian, karena mengingat kejadian di kelas tadi 'Semua ini gara-gara basket, gara-gara lo! ' Maki Gloryn dalam hati. Dengan penuh dendam terselubung Gloryn menendang bola basket itu kuat-kuat, karena sekarang amarahnya telah tersalurkan ke bola laknat itu. Bola basket itu melayang sempurna ke udara, membuat Gloryn menatap hasil tendangannya bangga. Padahal Gloryn bisa saja kena marah karena menendang bola basket yang seharusnya tidak boleh ditendang.

Gloryn baru saja kembali melangkah, namun detik berikutnya terdengar suara jeritan yang kembali membuat langkah Gloryn terhenti "Awww!"

BRUKKK

Mata Gloryn nyaris terbelalak saat melihat hasil tendangannya tadi, yang tepat mendarat di pipi Jovanka dan berhasil membuat cewek itu ambruk terjatuh pingsan "Wow! " Ucap Gloryn takjup.

Hebat!

Jovanka pingsan, membuat satu lapangan shock dan membuat beberapa orang mengejar tempat cewek itu pingsan. Gloryn mematung di tempat, wajahnya pucat pasi.

"Cepat oi bawa ke uks! " Teriak seseorang siswi.

Tanpa membabibu lagi tubuh Gloryn refleks menobros kerumunan orang tersebut, dengan cekatan Gloryn segera membopong tubuh Jovanka dan bergegas pergi ke UKS. Banyak siswa-siswi yang mengikutinya dari belakang, terlebih lagi siswa-siswi yang melihat kejadian tersebut.

Setibanya di UKS Gloryn segera membaringkan tubuh Jovanka di atas ranjang. Dan selanjutnya Jovanka langsung mendapatkan penanganan dari Vero--petugas UKS yang sedang berjaga saat itu.

Dengan cekatan Vero melepas dasi Jovanka dan mengendorkan ikat pinggangnya agar cewek itu bisa bernafas dengan leluasa. Kemudian Vero mengoleskan minyak kayu putih di hidung dan di leher Jovanka, dan selanjutnya dia mengusir sekumpulan orang yang menyempit ikut masuk ke ruangan UKS. Menyisakan mereka bertiga, Vero, Jovanka, dan Gloryn.

"Gimana Ver keadaan Vanka? " Tanya Gloryn gugup dan wajah yang masih pucat.

"Santai aja kali, biarin dia istirahat dulu. Mungkin beberapa menit lagi juga sadar ni anak" Jawab Vero santai seolah-olah dia sudah sangat berpengalaman.

Gloryn menghembuskan nafas lega sambil mengusap-ngusap dadanya "Syukur puji Tuhan, titip Vanka ya Ro" Ucap Gloryn ingin melangkah pergi.

"Mau kemana lo? " Tanya Vero menghentikan langkah Gloryn.

Gloryn memutar badanya ke belakang "Mau ke kelas," Jawabnya ala kadarnya.

"Enak aja lo, gak bisa! " Larang Vero.

Gloryn cengo menatao Vero "Lah terus ngapain gue masih disini? " Tanya Gloryn tak mengerti.

"Lo tungguin Jovanka sampai bangun lah" Perintah Vero.

Gloryn menatap Vero tak percaya "Lo sakau ya?" Tanya Gloryn heran "Ini itu di UKS putri, gak bisa! "

"Heh, jangan pikir gue gak tau ya kalau lo yang buat Jovanka pingsan. Lagian gue itu ada ulangan setelah bel masuk ini, mana bisa nungguin Jovanka" Sahut Vero tak mau tau.

"Gak bisa gitu dong, gue 'kan cowok" Jawab Gloryn menolak.

"Heh, Jablay yang bilang lo bencong siapa gue juga tau kok kalau lo itu cowok" Ucap Vero mulai kesal.

"Trus Kalau tau ngapain masih nyuruh gue? " Ucap Gloryn mulai nyolot.

"Sekarang gue tanya yang buat dia pingsan siapa? "

"Gue"

"Yaudah berarti lo yang nungguin dia sampai bangun"

"Gak bisa gitu dong, gue 'kan cowok" Jawab Gloryn putar-putar lagi.

"Emang apa masalahnya?"

"Gak bisa"

"Emang lo mau ngapa-ngapain Jovanka? " Sahut Vero makin kesal.

Gloryn diam "Ya Enggak lah," Jawabnya polos.

"Yaudah"

"Yaudah apanya? " Jawab Gloryn makin tak ngerti.

"Yaudah lo yang jaga Jablay, heran gue dari tadi perasaan gue ngomongnya muter-muter disini mulu" Vero berdiri, memercikan percikan api kesal kepada Gloryn.

"Gak bisa meong, gue itu cowok"

"Bodo amet mbeek, gue gak ngangdep lo cowok tuh" Ucap Vero seenaknya kemdudian berjalan membuka Pintu UKS "Titip Jovanka ya, gue ke kelas dulu, tunggu aja sampai anggota PMR lain datang. Bye jangan kangen, gue sayang lo. Muach" Ucap Vero sambil berlalu pergi.

Gloryn mendelik geli sekaligus memdengus pasrah "Najis, Geliks, Jijiks" Umpat Gloryn kesal.

Sumpah gue mau nangis saat ini juga, Batin Gloryn gelisah.

GLORIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang