20 | Ciah

40 18 14
                                    

-GLORIA-

"Ciah, tapi kok aku merasa cemburu yah? "

***

Jam 17. 30 sore, sudah waktunya pulang karena acara OSIS pun sudah selesai, kondisi sekolah saat ini masih agak ramai, masih banyak anggota OSIS yang betah berlama-lama di sekolah.

Kali ini Gloryn tidak pulang bersama Jovanka, bukan karena tidak mau. Tapi tadi saat acara sudah selesai Gloryn sudah menawari Jovanka untuk pulang bersamanya. Namun dengan anehnya Jovanka malah menolak ajakan Gloryn mentah-mentah dan memilih meninggalkan Gloryn dengan wajah yang memerah. Gloryn tidak tau Jovanka kenapa, aneh tidak seperti biasanya karena biasanya gadis itu malah dengan senang hati jika diajak Gloryn pulang bareng, hitung-hitung irit ongkos katanya.

"Aw! " Ringis seorang gadis yang tidak sengaja di tabrak Gloryn.

"Sorry, gue gak sengaja, " Reflek Gloryn membantu gadis itu berdiri. Bodo! Kenapa juga sih Gloryn berjalan sambil melamun.

"Iya, gak Papa kok---" Gadis itu tidak bisa melanjutkan kata-katanya lagi, baik Gloryn maupun gadis itu sama-sama terdiam.

"Nadhira? " Ujar Gloryn syok, tidak menyangka. Karena tadi rambut Nadhira menutupi wajahnya, jadi Gloryn sempat tidak mengenali nya.

Kedua-duanya sama-sama terdiam canggung.

"Hehem......., " Nadhira berdehem untuk menghilangkan keheningan, "Kakak, masih marah ya sama aku? " Ucap Nadhira memberanikan diri untuk bertanya.

"Gue enggak pernah marah sama lo, " Jawab Gloryn cepat kepada Nadhira di read mantan. Jujur, awalnya Gloryn sedikit marah dan kecewa, namun lama kelamaan Gloryn sudah biasa-biasa saja, bahkan sudah bisa melupakan semuanya.

"Tapi sikap kakak kaya gitu nunjukin kalau kakak lagi marah. "

"Sikap gue kaya gimana ? Perasaan gue biasa-biasa aja," Elak Gloryn.

"Sikap kakak yang tiba-tiba menjauh, bahkan selama latihan fashion show kemarin kakak gak ada ngomong sedikit pun sama aku. Aku tau aku salah, " Ucap Nadhira sambil menunduk.

"Gue enggak pernah berubah, tapi lo yang berubah. Lo pikir setelah semuanya terjadi bisa kembali lagi kaya dulu? Enggak 'kan?! " Nada suara Gloryn mulai meninggi.

"Kakak marah? "

"Enggak! "

"Barusan. " Gloryn mendengus mendengar itu, "Aku tau aku salah, tapi ini gak sepenuhnya salah aku. Ini juga salah kakak karna kakak gak pernah ada waktu buat aku. "

Gloryn terdiam.

Nadhira melanjutkan kata-katanya lagi, "Kakak selalu sibuk dengan urusan kakak sampai lupa buat ngabarin aku, awalnya aku biasa aja sama sikap cuek kakak. Tapi lama kelamaan kakak mulai mengabaikan aku, kalau aku chat atau telepon gak pernah di balas. Dan entah tiba-tiba ngajak aku jalan, tanpa tau kalau aku sebenarnya lagi marah sama kakak. " Nadhira mulai mencurahkan semuanya.

"Nar, cukup! "

"Kakak gak pernah negur aku dengan manggil Nar, biasanya kakak manggil aku Adhir----"

Gloryn berdecak, "Ck! Cukup, gue mohon. Gue lagi gak mood buat bahas itu! Gue tau gue salah, sibuk sama urusan gue sendiri. Saat itu gue masih kelas satu SMA, masih harus menyesuaikan diri, dan sibuk sama OSIS dan pramuka. Gue tau gue salah sampai lupa ngasi lo kabar, karna saat itu gue gak mau ganggu lo. Gue tau lo itu masih kelas tiga SMP dan masih harus sibuk belajar buat UN. " Jelas Gloryn.

GLORIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang