7 | Kaya

101 45 82
                                    

-GLORIA-

"Jika ingin bertanggung jawab atas perasaan, maka jangan datang dengan sejuta harapan tanpa kepastian."

***

Sepagi ini Gloryn dan teman-temannya sedang bermain bola basket bersama di lapangan, tidak. Gloryn tidak ikut dia hanya menonton di pinggir lapangan bersama Septa teman sekelas nya.

Saat ini adalah pelajaran pertama, yaitu pelajaran Kimia. Namun karena jam pelajaran Kimia dua jam, jadilah hari ini mereka ulangan dan ulangannya dilakukan secara bergiliran dalam arti untuk menghindari siswa-siswi mencotek dengan teman sebangkunya jadilah yang sebelah kiri keluar dan sebelah kanan ulangan duluan.

Sebenarnya jelas-jelas sekali saat ini bukan jam olahraga mereka, tetapi dengan seenak jidat Atis dan Rangga mengambil alih lapangan basket dari anak kelas satu yang saat itu sedang olahraga. Mereka tidak berani memberontak memberikan wilayah untuk Atis dan Rangga bermain basket, dan kebetulan sekali Bu Ratna guru bidang study olahraga tidak bisa masuk mengajar lantaran sakit.

"Ga, kalau masuk gue kasi lo seribu deh," Teriak Gloryn dari pinggir lapangan mengajak Rangga taruhan.

Duk-duk-duk.

Rangga memantul-mantulkan bola tersebut "Bener ya, awas lo bohong," kata Rangga sebelum akhirnya men-shoot bola ke ring, masuk dengan mulus. Sebelum akhirnya Rangga menaik turunkan alisnya kearah Gloryn.

Sementara itu Atis mengejar bola tadi yang di lotar Rangga, ternyata cowok itu ingin men-shoot bola juga "Males ah gue sama Gloryn masa semuanya jadi judi ditaruhin, lo dapat masukin bola gue kasi seribu, kalau hari ini pulang awal lo kasi gue dua ribu, kalau Mahesa balikan sama Caca lo kasi gue sepuluh ribu. Dasar mata duitan," Cibir Atis sebelum akhirnya men-shoot bola dan masuk.

"Huh," keluh Gloryn sambil membelai buku paket Kimianya.

"Jangan gitu dong lo gak boleh ngomong kaya gini ke orang kaya, lo mau Mama lo di beli sama Gloryn," Ucap Rangga.

"Anjir beli mama Atis lo kata gue apaan mau sama tante-tante," Sergah Gloryn tak terima.

"Masih untung kalau Mama gue yang dia beli, kalau Bu Sita kan bisa berabe ? " komentar Atis.

"Lah, kok berabe sih? Harusnya kan untung lagian kalau misalnya Gloryn beli Bu Sita kita bakalan gak jadi ulangan Kimia," Ucap Rangga.

Gloryn mendengus mendengar itu "Gak sekalian aja semuanya gue beli"

"Hah, bener nih orang kaya mah beda semuanya dibeli," Kata Rangga lagi.

"Lo mah gak tau aja kemarin aja satu toko dibeli sama Gloryn," Sahut Atis, mengingat-ngingat kejadian kemarin saat dia kalah berdebat dengan Gloryn, sesaat kemudian melotarkan bola basket ke arah Gloryn.

Karena terkejut akan tindakan Atis yang tiba-tiba melotarkan bola basket ke arahnya, hal itu membuat Gloryn gopoh sehingga membuat buku yang sebelumnya dia pegang jatuh ke tanah "Apaan sih? " protes Gloryn kesal.

"Ya main," balas Atis.

Namun kata-kata Atis tadi tidak diindahkan oleh Gloryn, cowok itu malah meletakkan bola basket tersebut ke sebelah nya dan kembali fokus ke buku "males, " jawabnya singkat.

"kalau lo bisa masukin bola itu ke ring gue beri lo seribu deh," bujuk Atis.

"Gak tertarik," Ucap Gloryn masih tak acuh.

"sepuluh ribu deh, gimana? " tambah Rangga.

"Gak mempan," Ucap Atis masih tidak perduli.

"Lima puluh ribu deh, gimana?" rayu Atis seperti membujuk anak kecil yang mau ia culik.

GLORIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang