9 | Anak Setan

85 29 49
                                    

-GLORIA-

"Kalau ada Lucifer, mammon dan belphegor. Maka aku akan menjadi satu-satunya malaikat untuk mu. "

***

Suasana kelas XI IPA 2 lumayan berisik, ditambah Bu Lusi guru bidang study Matamatika perminatan belum kunjung masuk kelas untuk mengajar. Padahal saat tadi pagi sudah jelas-jelas terlihat batang hidung Bu Lusi yang muncul di ruang guru. Sayangnya Bu Lusi adalah guru senior yabg sudah tua dan suka pikun, sehingga beliau sering kali lupa harus mengajar di kelas berapa. Ditambah tidak ada satu anakpun di kelas XI-IPA 2 termasuk ketua kelas yang mau menjemput Bu Lusi dari kantor untuk Mengingatkan bahwa Bu Lusi ada jam mengajar di kelas XI IPA 2. Dan nyatanya mereka---penghuni kelas XI IPA 2 lebih menyukai pelajaran kosong daripada belajar.

"Lo ngapain nyatet. Rajin banget," Tanya Rangga cengar-cengir melihat Atis mencatat tugas Sejarah Indonesia. "Makanya kaya gue dong. Udah genteng, pintar, manis, pemaaf, baik hati, gak sombong lagi,"Ucap Rangga berlagak, mempromosikan dirinya.

"Berisik! Diem lo Neji," sungut Atis kesal karena kosentrasinya mencatat terganggu.

"Sasori, kenapa sih Citelah?" Tanya Rangga cengengesan sok imut, sambil menatap Atis lekat-lekat. Seolah-olah Atis adalah objek indah nan menawan yang tidak boleh terlewatkan.

Atis, Rangga, dan Gloryn itu udah lama sahabatan. Bahkan dari taman kanak-kanak, selain itu mereka bertiga sama-sama menyukai kartun Naruto. Dan apa pun yang ada di kartun tersebut mereka hapal, mulai dari nama-nama orang di kartun naruto, sampai ke nama klan yang ada, jutsu, biju, nama desa, nama hokage, alasan Itachi membunuh hampir seluruh klannya, sampai jurus handalan petapa genit saat mengintip cewek-cewek yang lagi mandi pun mereka hapal.

Dan Entah mengapa, kartun naruto itu udah kaya pemersatu mereka. Bahkan Atis pernah nangis sensedukan gara-gara nonton salah satu episode naruto yang Jiraiya sensei mati karena kalah melawan Pain akatsuki, yang juga merupakan salah satu muridnya. Bayangin aja seorang murid membunuh gurunya sendiri, benar-benar biadab banget bukan? Bahkan seorang Atis bisa menangis sesedukan cuma gara-gara nonton film naruto, Wow. Patut diacungi jempol.

"Selamat pagi anak-anak!" Sapa Bu Lusi tiba-tiba, membuat Atis syok dan yang lainya langsung tertib kaya anak ayam yang berbaris rapi berderet membututi emaknya.

"Pagi Bu!" Jawab mereka semua kompak.

"Pagi Bu! Ini saya Atis," Ucap Atis telat sendiri menyapa Bu Lusi sambil cengengesan.

"Pagi Atis" sapa Bu Lusi balik. "kenapa kalian gak jemput ibu di kantor. Kalian kan tau ibu sering lupa biarpun ibu udah melihat jadwal,"

"Maaf Bu. Kalian sih gak jemput Ibu, padahal kan gue pengen banget belajar!" Ucap Atis belagak marah, dan merasa paling dirugikan. Membuat satu kelas melotot menatapnya.

"Hem... Ada Ibu baru belajar ya Atis"

"Iya Bu, saya dari tadi jam enam pagi udah belajar, " Dusta Atis.

"Iya Atis, belajar apa kamu?" Tanya Bu Lusi melihat dua buku yang tergeletak di meja Atis.

"Nyalin tugas Sejarah Indonesia Bu!" Teriak Rangga ember-baskom bocor, karena berhasil membongkar tabiat buruk Atis.

"Eeh, anak setan," Ucap Atis pelan sok latah. Namun hanya bisa didengar oleh Rangga.

"Benar itu Atis?" Tanya Bu Lusi memastikan.

"Enggak bu bohong, saya sedang menuliskan sejarah perang Bu. Bukan nyalin, " Bohong Atis lagi.

"Bohong. Ternyata itu hobi baru lo ya?" Sindir Rangga sok merajuk di sebelah Atis, dengan nada bicara yang bercanda.

GLORIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang