12 | Pacaran

51 22 9
                                    

-GLORIA-

"Disekolahin tinggi-tinggi, eh tau-taunya pas ngenal cinta jadi bego."

***

Hari ini benar-benar melelahkan. Bahkan rasanya seluruh badan Gloryn saat ini seperti remuk tertimpa beban berat, capek, lesu, lunglai, dan lelah. Entah mengapa jadwal kegiatan Gloryn hari ini sangat padat bahkan bertabrakan, mengalahkan jadwal syuting artis ibukota.

Namun Gloryn tidak boleh menyerah. Karena sehabis ini dia masih harus ke sekolah untuk menyiapkan persiapan buat 28 Oktober mendatang. Selesai pulang dari les Gloryn langsung ke rumah mengganti baju kemudian kembali ke sekolah lagi.

Sampainya di sekolah Gloryn langsung menuju lapangan untuk absen bahwa dia hadir, Tak banyak yang Gloryn lakukan di sekolah. Dia hanya bantu-bantu sedikit seperti mendirikan panggung, mengangkat speaker, memdekorasi, menyerahkan proposal, dan selebihnya anggota osis lain yang mengerjakan.

"Ryn, lo bisa tolong ambilin kardus bekas gak di perpustakaan?" Melas kak Rere kepada Gloryn.

Gloryn diam sedikit bingung.
sebenarnya dia sudah terlalu lelah untuk mengiyakan permintaan kak Rere, tapi dia juga tidak enak hati untuk menolak. "Em... Bisa sih kak, tapi bukannya sore kaya gini perpus udah tutup ya?"

"Belum, perpus belum tutup kok. Masih ada Bu Cahyo menjaga perpus, ambilin ya Ryn. Please?" Pinta kak Rere sambil menampilkan puppy eyes
Membuat Gloryn semakin tidak enak untuk menolak.

Gloryn sedikit cemberut sebelum mendengus mengiyakan permintaan kak Rere. Kenapa mesti gue sih? Kaya gak ada orang lain aja Batin Gloryn kesal dalam hati.

Dengan wajah yang kusam sekaligus kesal Gloryn berjalan menuju perpustakaan. Setelah sampai di perpustakaan Gloryn langsung menuju tempat barang yang sedang ia cari tanpa basa-basi menanya dulu ke Bu Cahyo yang sedang bertugas.

"Ppallippalli pihae right"

"Cherry bomb feel it yum"

"Ppallippalli pihae right"

"Cherry bomb feel it yum"

Gloryn menyeritkan keningnya saat memdengar seseorang menyanyikan sebuah lagu. Entah itu bahasa francis, thailand, Jepang, atau Korea tapi yang jelas suara orang itu sangat familiar di telinga Gloryn.

"I'm the biggest hit"

"I'm the biggest hit on this stage"

Gloryn berjalan mendekat mencari sumber suara cempreng tersebut, sampai akhirnya Gloryn menemukan seorang siswi yang masih satu seangkatan dengannya lagi menonton MV k-pop di laptopnya dan parahnya lagi rasanya wajah orang-orang yang ada di dalam sama semua.

Gloryn tersenyum tipis melihat siswi tersebut. "Ternyata cewek tomboi dan tengil kaya lo itu doyan korea ya? Mana gak modal lagi pakai nebeng wifi perpus," Cetus Gloryn sadis membuat Vero mendelik tajam ke arah Gloryn.

Iya, cewek itu adalah Veronika Assegaf anggota PMR yang pernah menangani Jovanka waktu pingsan dulu, selain itu Vero adalah anak Bahasa 1 dan pernah berapa kali memenangkan lomba pidato tingkat Nasional bersama Gloryn. Tetapi bedanya Gloryn mengikuti lomba pidato bahasa Inggris sementara Vero bahasa Indonesia. Jadi wajarlah kalau Gloryn dan Vero bisa saling kenal.

Vero memutar bola matanya malas "Kamu lagi bicara dengan saya ya?" Tanya Vero sok-sokan formal membuat Gloryn tersenyum kecut.

Gloryn terkekeh. "Emangnya selain lo ada orang lain disini?" Tanya Gloryn.

"Ada, dan itu lo" Jawab Vero tanpa mengalihkan pandangannya lepas dari laptop yang masih menampilkan MV Nct 127 cherry bomb.

"Maksud gue, bukan gue"

"Lah terus?"

"Orang lain!"

"Lah, emangnya lo bukan orang lain gitu?"Jawab Vero mulai kesal.

Jleb.

"Yaudah kalau gitu pacaran yuk?" Ajak Gloryn begitu saja tanpa berpikir panjang terlebih dahulu.

Vero diam terpaku. Ini serius dia beneran lagi di tembak? Dia gak salah dengarkan tadi. "Lo pikir gue mau?"

"Enggak,"

"Trus kenapa lo nembak gue?" Tanya Vero semakin bingung.

Gloryn menghembuskan nafas pelan. "Daripada lo mengharapkan kak Rudy mendingan lo pacaran sama gue. lagian percuma lo mau dandan secantik apa pun toh kak Rudy gak bakalan tertarik sama lo soalnya 'kan dia itu gay. Mau seseksi apapun lo di depan dia akan sia-sia dia gak bakalan ngaceng, bahkan kalau lo terlanjang sekalipun di depan dia, dia gak bakalan napsu B aja tuh namanya juga orang gay"

"Cukup!" Bentak Vero marah sambil menampar meja yang berada didepannya. "Gue tau lo itu orangnya licik. Jadi gak usah jelek-jelekin kak Rudy di depan gue, kak Rudy itu gak gay!"

Gloryn kembali tersenyum licik "Oh ya, tapi sayangnya gue lebih percaya sama rumor yang beredar tuh!"

"Langsung aja ke intinya, mau lo apa ngajak gue pacaran. Gue tau lo gak mungkin suka sama gue pasti lo punya alasan lain 'kan?" Tanya Vero langsung to the point.

"Bagus deh kalau lo udah ngerti. Gue akan bantu lo buat pacaran sama kak Rudy dan nurutin semua permintaan lo sebagai seorang pacar, tapi gak aneh-aneh. Dengan catatan lo mau jadi pacar gue" Ucap Gloryn.

Vero mengerjap tak percaya. "Lah!Bukannya tadi lo bilang kak Rudy itu gay ya?"

"Ya, selama itu rumor berarti masih belum terbukti 'kan kebenarannya. Jadi lo masih ada kesempatan buat dapetin kak Rudy,"

"Tapi 'kan tadi lo sendiri yang bilang kalau lo lebih percaya kepada rumor yang beredar------"

"Lo mau apa enggak jadi pacar gue?" kata Gloryn memotong ucapan Vero.

Dasar cowok plin-plan Batin Vero kesal.

"Oke, gue mau jadi pacar lo" Putus Vero cepat. "Tapi sebenarnya apa alasan------"

"Peraturan pertama. Lo gak boleh nanya, kepo, atau cari tau kenapa gue tiba-tiba ngajak lo pacaran. Kedua, kita gak boleh ikut campur urusan pribadi masing-masing. Ketiga, gak ada yang boleh membocorkan kalau kita cuma pacaran pura-pura atau bohongan ke pada siapapun," Ucap Gloryn cepat lagi-lagi memotong omongan Vero. "Dan untuk peraturan selebihnya nanti bakalan gue kasi tau," Ucap Gloryn seenaknya sambil berjalan berlalu pergi.

"Ha ha ha, akan gue buat lo menyesal karena udah berani ngajak gue pacaran!" ketawa Vero cempreng namun sedikit kuat sehingga masih bisa didengar oleh Gloryn.

"Ya ya ya..... Seterah lo deh," Jawab Gloryn acuh tak acuh.

GLORIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang