-GLORIA-
"Tak perlu kau dorong, karna ibuku juga pernah mengajarkan caranya berjalan mundur. "
***
Gloryn memakirkan mobilnya di halaman rumahnya yang luas. Lalu ia turun, dan masuk melalui pintu depan yang tertutup. Sampai didalam ia mencium bau masakan yang sangat lezat, namun Gloryn membatalkan niatnya untuk ke dapur karena saat ini ia benar-benar lelah, Gloryn sama sekali tidak bertenaga.
Gloryn melangkah menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai dua. Sampai di kamarnya Gloryn langsung menghempaskan tubuhnya yang masih setia memakai seragam sekolah ke atas kasur, Gloryn langsung terlelap melepas penat. Hari ini benar-benar melelahkan bahkan rasanya Gloryn ingin menangis sakin lelahnya, mengingat hari ini dia harus membersihkan ruang kesenian atas, membantu anggota Osis lainya membereskan keperluan untuk lomba tujuh belasan besok, mendirikan panggung, ditambah main kejar-kejaran dengan Atis dan Rangga tadi siang, tepatnya saat matahari benar-benar sedang bertugas.
Tapi mengingat kejadian di ruang kesenian atas, saat Jovanka marah-marah padanya. Gloryn bersungguh-sungguh ia tidak sengaja menjatuhkan naskah drama milik Jovanka yang akan dikumpulkan sore itu juga, dan kejadian itu terjadi saat Jovanka tidak sengaja berpapasan dengan Gloryn di halaman depan sekolah saat pulang sekolah, karena benar-benar kebelet pipis Jovanka menitipkan naskah drama dan kaca mata pemberian almarhum Ayahnya kepada Gloryn.
Gloryn masih setia menunggu Jovanka kembali, namun beberapa saat kemudian muncul rombongan siswa berbondong-bondong melewati Gloryn hingga bertabrakan dengan dengannya. Hal itu membuat kertas dan kaca mata milik Jovanka terjatuh, Gloryn menyesal tidak sempat menyelamatkan naskah drama milik Jovanka namun untungnya ia sempat menyelamatkan kaca mata milik Jovanka dari motor yang hampir saja melindas nya, bahkan saat itu sebenarnya Gloryn hampir saja di serempet motor gara-gara menyelamatkan kaca mata milik Jovanka.
Namun saat Jovanka datang, Gloryn mencoba menjelaskan kejadian yang sebenarnya telah terjadi. Namun, cewek itu tidak mau mendengar kan pembelaan nya. Jovankan terus mengomel dan memarah-marahinya, sehingga membuat Gloryn terpaksa pura-pura mengakuinya kalau dia sengaja. Setidaknya Gloryn sudah mengakui kesalahan nya, ingat cowok hebat itu adalah cowok yang mau mengakui kesalahannya dan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
-GLORIA-
Tak terasa hari sudah menunjukkan jam setengah tujuh, membuat Gloryn bergegas bangun. Ia lupa bahwa hari ini ada pesta ulang tahun di rumah Atis, Gloryn merutuki dirinya sendiri sebelum akhirnya pergi kekamar mandi.
Tak lama, Gloryn keluar dari kamar mandi yang terletak di sudut ruangan dengan nafas lega. Setelah itu Gloryn bergegas beganti baju dengan pakaian yang santai dan tidak terlalu formal, untuk pergi ke ulang tahun Atis. Ia memakai kaos putih dipadukan dengan kemeja biru dan celana panjang warna hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORIA
Humor[COMPLETE] Takdir? Siapa yang bisa menolak? >Don't copy my story please! Rank > 149 in humor (11.09.2017)