21 | JK

45 18 1
                                    

-GLORIA-

"Apa yang lebih omong kosong di dunia ini? Jevon Kalvian, karna semua yang di katakan nya tidak lebih dari sekedar omong kosong. "

***

Mood Jovanka pagi ini benar-benar buruk, gadis ini berjalan kesal. Apa mungkin dia benar-benar sudah jatuh cinta kepada Gloryn kemarin? Rasanya terdengar cukup aneh, mungkin Jovanka hanya baper saja bukan jatuh cinta. Iya Jovanka hanya baper, tidak lebih dari itu.

"Jovanka! " Panggil seseorang membuat Jovanka reflek menoleh ke sumber suara.

"Jeka? Ngapain lo cari gue? " Tanyanya sedikit terkejut, dia jarang sekali berurusan dengan ketua OSIS.

"Hehehehe, Kasi gik ini ke Gloryn, " Jeka menyerahkan sebuah makalah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hehehehe, Kasi gik ini ke Gloryn, " Jeka menyerahkan sebuah makalah. "Kemarin gue pinjem punya nya Gloryn, titip lo ya? "

"Gak mau, lo kasi sendiri aja gih ke orangnya," Tolak Jovanka mentah-memtah, mana mau dia ketemu Gloryn. Minimal untuk saat ini.

"Lah, lo 'kan sekelas sama dia. Pelit banget sih? " Dengan seenaknya Jeka menarik tangan Jovanka dan memberikan makalah itu kepadanya. "Lo cantik, makasih. Titip salam juga ya untuk Cha-Cha. "

"Cha-Cha? " Ulangi Jovanka.

"Vanessa, " Jeka berlalu pergi.

"Kalian ngapain? " Tanya Gloryn yang entah sejak kapan berada di sebelah Jovanka, membuat gadis itu sedikit terlonjak kaget.

"Nih, buat lo! " Kasi Jovanka kasar kepada Gloryn, membuat Gloryn menyerit heran. Perasaan mereka kemarin gak ada masalah, baik-baik aja. Tapi kok sikap Jovanka kembali kasarnya kepadanya.

"Salah gue di mana lagi coba ?" Desis Gloryn.

\^O^/

Jam istirahat pertama, Gloryn menghabiskan waktu istirahat dengan duduk sendirian di lapangan basket. Semejak dia ada masalah dengan Atis dan Rangga, Gloryn sudah tidak memiliki teman lagi. Kalau boleh jujur Gloryn jarang sekali bergaul dengan orang lain, bahkan dari dulu sampai sekarang temannya itu-itu saja. Hingga masalah ini muncul, Gloryn merutuki dirinya yang anti sosial ini.

"Fenty! " Teriak Gloryn saat Fenty lewat di depannya, ada satu hal yang ini Gloryn tanya kan kepada Fenty

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Fenty! " Teriak Gloryn saat Fenty lewat di depannya, ada satu hal yang ini Gloryn tanya kan kepada Fenty. Dan ini tentang Jovanka.

"Lo manggil gue? " Tunjuk Fenty kepada dirinya sendiri.

"Iya, gue mau nanya sama lo. "

"Nanya apaan? Gue gak punya waktu banyak, soalnya gue di tungguin Bu Mayang di ruang guru, " Kata Fenty sedikit khawatir Bu Mayang akan marah-marah dengannya nanti.

"Gue mau nanya masalah Jovanka? " Ucap Gloryn pelan, entah mengapa dia menjadi malu mengatakan nya.

"Jovanka? Ada apa dengan Jovanka? " Tanya Fenty mulai penasaran.

"Jovanka ada bilang gak sama lo, kalau dia marah sama gue? "

"Marah? Gak ada, soalnya kemarin Jovanka cuma bilang kalau dia lagi suka sama Jeka," Fenty segera membekap mulutnya, apa yang telah ia lakukan. Kenapa dia malah kasi tau itu ke Gloryn, bodoh. "Emm... Gue pergi dulu, udah di tungguin sama Bu Mayang," Ucapnya dengan cepat sambil berlarian pergi.

"Eh tunggu ! Jovanka suka Jeka? " Tanya Gloryn ke Fenty tetapi telat, karna Fenty sudah kabur pergi. "Apa hubungannya, suka sama Jeka tapi marah ke gue? " Tanya Gloryn heran, tapi jujur ada sedikit rasa sesak di dadanya saat mengetahui itu.

"Ciah, sendirian aja bro? " Tanya Jeka menghampiri Gloryn, Jeka tidak datang sendiri. Dia datang bersama Rayhan.

Rayhan mengambil duduk di sebelah Gloryn, begitupula dengan Jeka, "Gue perhatiin lo udah gak pernah lagi main sama mereka Atis dan Rangga, ada masalah ya bro? " Tanya Rayhan.

Gloryn diam, sebelum akhirnya menjawab. "Ya gitulah. "

"Seharusnya lo cepat-cepat selesaikan masalah ini, kalian itu udah sahabatan sejak lama. Rugi loh kalau tiba-tiba jadi pencar memencar kaya gini. "

"Gue juga gak tau kenapa semuanya bisa terjadi kaya gini, yang jelas gue cemburu. Mereka udah mulai ngabaikan gue dan lebih dekat sama Hendrik, " Gloryn menceritakan awal permasalahan nya.

"Hahaha, Ciah cemburu. " Jeka terkikik mendengar cerita Gloryn, namun segera diam karena Rayhan melotot kepadanya.

"Harusnya kalau lo ada masalah lo cerita aja sama mereka, mereka 'kan sahabat lo. Pasti mereka ngerti lah, " Nasehat demi nasehat mulai terlotar dari mulut Rayhan.

"Lo ada masalah sama Hendrik? " Tanya Jeka kepada Gloryn membuat Gloryn menatapnya sedikit kesal.

Sekarang masalah gue udah berpindah ke elo nyet! Batin Gloryn dalam hati, "Jelas ada, karna dia adalah orang ketiga di antara hubungan gue dulu sama Nadhira, tapi gue juga gak tau gue bisa apa enggak nyelesaikan masalah ini. "

"Kenapa enggak bisa, lo gengsi? " Tanga Rayhan. "Kalau lo gengsi terus, kapan masalah ini bisa selesai. Lo terlalu membesarkan ego, dan gak mau mengalah, masalah gak akan selesai kalau kita gak mau menyelesaikan nya. Lagian ini cuma karena masalah kecil 'kan? "

Jeka manggut-manggut, "Tumben lo bijak bro? "

"Sesering-seringnya gue main-main, gue juga bisa serius tau gak! " Rayhan membela dirinya.

"Tapi sama Fenty perasaan main-main mulu," Cibir Jeka.

"Karena dia belum mau di seriusin," Ucap Rayhan sambil cengengesan, nampaknya anak satu ini sudah kembali ke mode normalnya. Yang super nakal, gombal, tidak pernah serius.

Gloryn mendengus, tapi ucapan Rayhan ada benarnya juga. "Gue akan coba nasehat lo Han, "

"Bagus gue dukung lo bro, "

"Tapi, ada yang mau gue omongin berdua sama Jeka. Cuma berdua doang, " Ucap Gloryn mengusir Rayhan secara tidak langsung.

Rayhan mendengus cemberut, "Iya, iya. Gue pergi. " Merajuknya.

Jeka mengerjap bingung, "Lo mau ngomong apa sama gue? Jangan-jangan lo mau nembak gue? Atau mau jadikan gue patner gay lo? Serius Ryn gue masih normal sumpah, masih demen lobang kok gue. " Racau Jeka tak jelas, membuat Gloryn melotot ke arahnya.

"Bisa diam gak lo, gue mau nanya serius sama lo. Tapi lo jawab jujur," Gloryn menatap mata Jeka dalam.

Kok gue jadi deg-degan ya dengarnya Batin Jeka dalam hati, "Nanya apaan? "

"Lo suka sama Jovanka? "

Jeka terdiam sambil tersenyum penuh arti, jadi Gloryn suka sama Jovanka? Wah, mesti harus permainakan terlebih dahulu ini mah, secara jelas Jeka ganteng. Orang ganteng mah bebas mau melakukan apapun "Iya !" Jawab Jeka.

Gloryn melototkan matanya, dan terdiam begitu mendengar jawaban Jeka yang menohoknya secara terang-terangan itu. Pupuslah harapan Gloryn, Jovanka suka Jeka dan Jeka suka Jovanka. Sekarang Gloryn baru menyadari kalau dia sudah menaruh hati kepada Jovanka. Terbukti dengan adanya rasa cemburu yang mendesir di dadanya.

Rasanya Jeka ingin ketawa melihat ekspresi berlebihan yang Gloryn tunjukan, jelas sekali Gloryn kelihatan tak suka dengan jawaban Jeka, membuat Jeka menggelengkan kepalanya geli. Tapi kok gue merasa kaya pho ya Batin Jeka.
















Kayanya cerita ini bakalan selesai di chapter 37.

GLORIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang