-GLORIA-
"Apa hal paling menyakitkan di dunia ini? Salah Satunya adalah perpisahan. "
***
Pelajaran pertama adalah jam ngajarnya Pak Gurman, wali kelas XI IPA 2 itu sendiri. Untungnya saat Gloryn sampai ke kelas, pak Gurman masih belum masuk ke kelas lantaran masih harus mengantar anaknya ke rumah sakit karena sakit. Sebenarnya pak Gurman bisa saja tidak masuk hari ini, dengan alasan anaknya sakit. Karena bagi beliau, anaknya adalah yang paling utama dan terutama di dunia ini. Namun sialnya beliau masih bisa hadir di kelas ini lantaran tidak enak hati jika beliau tidak mengajar anak didiknya, padahal 'kan murid-murid mah senang-senang aja kalau pak Gurman tidak masuk. Malahan bagus kalau begitu terus-terusan.
"Hari ini kita tidak belajar, karena ada beberapa persiapan yang harus bapak atur," Pak Gurman berucap tegas dengan suara yang berat. Mendengar hal itu, anak-anak penghuni XI IPA dua sontak berteriak heboh karena senang.
"Hari ini bapak akan menentukan, siapa perwakilan King and Queen dari kelas kita."
Semua diam.
"Pak bagaimana kalau King nya Gloryn aja Pak!" Saran Rangga dari tempat duduknya membuat Gloryn melotot tak suka.
"Apaan sih, main tunjuk-tunjuk !" Marahnya kesal, dengan wajah yang mulai kecut. "Kenapa gak lo aja, berani nunjuk orang!"
"Biasa aja lah, gak usah marah-marah. Gue 'kan cuma ngasih saran !" Balas Rangga mulai nyolot, membuat Gloryn mendelik.
"Ngasi saran, ngasi saran aja. Gak usah nunjuk orang, tunjuk aja diri lo sendiri. Bisa 'kan?!" Intonasi suara Gloryn semakin meninggi.
"Rangga, Gloryn. Diam !" Pak Gurman menengahi. "Untuk perwakilan King and Queen dari kelas kita, biar bapak yang menentukan. Untuk king nya Gloryn dan Queen nya Vanya" Putus Pak Gurman cepat tanpa persetujuan dari keduanya.
"Pak gak bisa gitu dong!" Gloryn berseru tak terima.
"Udah pak, Gloryn aja Pak !" Kata Septa mendukung, takut iya yang kena tunjuk.
"Tidak ada bantahan, ini keputusan saya!"
"Tapi pak, hiks. Saya gak bisa" Vanya berucap sambil meneteskan air mata. Siapa menyangka cewek itu akan menangis, sebenarnya Vanya adalah cewek yang manis dan percicilan. Namun jika di suruh tampil di depan umum, atau menjadi objek perhatian masal. Cewek itu akan penjadi sangat pemalu, bahkan untuk tampil di depan kelas saja ia akan cenderung menundukan wajahnya malu.
"Gak bisa apanya sih. Cuma jalan doang !" Ucap Rangga heran.
"Iya cuma jalan, trus kenapa gak lo aja !" Vanya membentak dan lanjut menangis.
"Gue 'kan cowok ! Mana bisa gantiin lo!"
"Bacot !"
Pak Gurman memandang sekeliling, kondisi kelasnya saat ini sangat hancur karena adu mulut antara siswa-siswi penghuni kelas XI IPA2. Mata Pak Gurman terus menelusuri, meneliti setiap Siswi untuk mencari siswi yang bersedia menggantikan Vanya "Jovanka, kamu gantikan Vanya ya?" Pinta Pak Gurman berharap membuat Jovanka terpaksa mengangguk pasrah, lantaran tidak tega menolak permintaan pak Gurman.
Gloryn memandang nasibnya, andai dia bisa menangis seperti Vanya pasti dia juga bakalan di gantikan oleh Pak Gurman. Nasib-nasib jadi cowok, gak bisa drama sedikit.
Gloryn bukan tidak bisa fashion show, Gloryn juga tidak masalah jika harus di pasangkan dengan Jovanka atau Vanya. Tapi untuk saat ini, dia sedang tidak mood saja untuk fashion show. Apalagi, agenda OSIS tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. Dimana pasangan king and queen dari setiap kelas akan di di undi, dimana Gloryn dan Jovanka akan di pisah tergantung nomor undian yang mereka dapatkan dari pemilihan nomor undian dari setiap kelas secara acak. Bisa saja Gloryn berpasangan dengan kelas lain, atau bahkan berpasangan dengan kakak kelas atau adik kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GLORIA
Humor[COMPLETE] Takdir? Siapa yang bisa menolak? >Don't copy my story please! Rank > 149 in humor (11.09.2017)