1.Kelakuan

399K 6K 238
                                    


"Soraya! Silahkan kamu belajar di luar saja!" ujar guru dengan kumis yang telah memutih.

Soraya menatap guru di depannya dengan sinis. Lalu beranjak pergi, meninggalkan kelas dengan wajah masam. Teman-teman sekelasnya menatap ia diam-diam. Seketika kelas itu menjadi hening, hingga suara guru itu mengembalikan kesadaran mereka.

"Saya sudah katakan sebelumnya, jika ada murid yang melihat jam di saat saya mengajar. Lebih baik dia belajar di luar saja. Jadi, apa ada yang mau ikut Soraya?"

Tidak ada jawaban. Semuanya fokus mengerjakan tugas yang telah diberikan. Sebenarnya tidak semua, karena sebagian hanya berpura-pura agar tidak terkena amukan si guru. Ada banyak orang yang seperti itu di dunia. Berpura-pura baik agar disenangi orang-orang. Dan Soraya sangat membenci orang-orang seperti itu. Terlalu banyak drama, membuatnya begitu muak.

Ini adalah waktu belajar, tidak ada satu pun murid yang berkeliaran di luar kelas. Soraya berjalan pelan menuju taman sekolahnya, tempat yang bisa membuatnya tenang. Tidak ada seorang pun disana, hanya ada suara percikan air dari air mancur mini di tengah-tengah kolam yang diisi ikan hias.

Soraya berjalan mendekati kolam. Ia melihat pantulan dirinya disana. Wajahnya ternyata bulat, dan pipinya terlihat tembem. Sekilas, orang-orang akan berpikir jika dia adalah gadis yang polos, baik, dan lugu. Soraya tersenyum sinis memikirkan itu. Kemudian ia menyentuh bibirnya, bagian di wajahnya yang ia sukai.

"Bolos lagi?"

Suara itu sangat Soraya kenali. Suara berat yang selalu menggetarkan jiwanya. Dan membuat area sensitifnya berdenyut. Akh, pikirannya terlalu kotor.

Soraya melihat rupa laki-laki itu di kolam. Ia belum menjawab pertanyaan tadi. Karena ia tahu, itu hanya basa-basi. Dan kalimat selanjutnya dari laki-laki itu, sesuai dengan apa yang ia inginkan saat ini.

"Kita bolos bareng yah!" Dan laki-laki itu pun menarik tangan Soraya menjauh dari taman itu hingga keparkiran, dan mereka pergi, melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan.

***

"Kita mau kemana, kak?" tanya Soraya ketika mobil Ryan mulai menjauh dari sekolah.

"Kita mau jalan-jalan ke tempat sepi," jawab Rian sambil melirik bagian yang menonjol di dada Soraya.

Soraya menyadari itu. "Kenapa kak? Mau?" ucap Soraya dengan satu tangan sengaja meremas payudaranya di depan Ryan.

Sebagai lelaki normal, jelas, Ryan merasa terangsang. Ia meneguk ludah kasar, sangat jelas di mata Soraya. Lagipula, kucing mana sih, yang akan menolak ikan segar di depan mata. Soraya tertawa menang. Lagi-lagi ia membuktikan jika, laki-laki yang terkenal baik pun, tidak bisa mengendalikan nafsunya.

"Nggak mau yah?" Soraya memasang wajah kecewa.

"Bukan, bukan nggak mau, tapi jalanan 'kan rame. Nanti ada yang liat. Lagian kita berdua masih pake seragam sekolah."

Soraya mengangguk setuju. Alasannya masuk akal. Lagipula, Soraya tidak ingin terciduk, apalagi sampai viral di internet. Amit-amit.

"Tapi, di kursi belakang aku udah siapin baju ganti buat kamu. Kamu bisa ganti baju sekarang."

"Tapi 'kan jalanan lagi rame," keluh Soraya sambil menatap jalan yang ternyata sudah tak ramai lagi. Ia baru sadar.

"Nggak, ini nggak rame, ganti aja." Ryan menaik turunkan alisnya.

Soraya mencebik. Ia berpindah ke belakang, namun di saat satu kakinya menginjak bagian belakang, tiba-tiba saja Ryan memukul bokongnya. Soraya yang kesal lalu berbalik menatap Ryan dan memukul bahunya.

Berbeda dengan Soraya yang kesal. Ryan justru senang melihat posisi Soraya sekarang. Gadis itu terlihat seperti mengangkang, dan roknya yang sempit terangkat hingga sepertiga pahanya. Dan celana dalamnya pun bisa terlihat. Ia sudah tidak tahan lagi, segera mobilnya ia bawa ke pinggir dan berhenti.

Ryan memegang kedua bahu Soraya, hingga gadis itu terduduk di depannya. Sungguh menggiurkan. Soraya duduk dihadapan Ryan dengan pose agak mengangkang.

Ryan langsung melampiaskan gairahnya. Bibir keduanya bertemu. Mereka saling memagut. Tangan keduanya sudah sama-sama berkeliaran. Imajinasi mereka telah mencapai awan. Sampai akhirnya, ketukan di kaca jendela mobil, menghancurkan segalanya.


CanduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang