3. Terjebak

363K 7.9K 12
                                    

"Gimana? Bagus 'kan air terjunnya?" Ryan menatap Soraya yang berada dalam dekapannya.

Soraya agak menggigil. Suhu dingin disini terasa mengigit kulitnya. Ia mencebik kesal, Ryan terlalu pandai memanfaatkan keadaan. Tapi yah, air terjun yang berada di depannya sangat tidak mengecewakan matanya. Namun, ia hanya terganggu dengan Ryan yang terus saja menjamah tubuhnya.

"Dingin banget," ujar Soraya dengan bibir yang terlihat gemetar.

Ryan hanya tersenyum mendengar penuturan Soraya. Ia menepis jarak diantara wajah mereka. Ryan mendekatkan ujung hidungnya di ujung hidung gadis di depannya. Ia meniup permukaan bibir Soraya. Hingga gadis itupun merasakan hawa hangat keluar dari mulutnya.

"Nggak usah deket-deket kalo cuma mau php." Soraya merasa kesal, Ryan pandai memancing nafsunya.

"Yaudah, kamu yang gini 'kan."

Kemudian Ryan kembali melumat bibir Soraya yang begitu memabukkan. Terasa dingin dan hangat secara bersamaan, ini baru pertama kalinya bagi Ryan. Melihat Soraya memejamkan mata menikmati pergumulan mereka. Ia segera membawa lidahnya masuk kedalam mulut Soraya. Dan ia takjub ketika lidah mereka bertemu dan bergulat sambil bertukar ludah. Ryan semakin ketagihan dan menginginkan sesuatu yang lebih.

Soraya memundurkan wajahnya. Ia menghentikan ciuman itu secara sepihak. Lalu ia menyimpan jari telunjuknya tepat di bibir Ryan. Ia tersenyum, sangat menggoda dengan bibir merah yang basah.

"Nyiumnya jago banget, rasanya enak," tutur Soraya dengan tawa ringan, membuat Ryan semakin menginginkan yang lebih lagi.

"Mau rasain yang lebih lagi nggak?" tanya Ryan dengan tangan yang mulai bergerilya di payudaranya.

"Yang lebih itu yang kayak gimana?" ujar Soraya dengan satu tangan menyentuh tengkuk Ryan.

Ryan merasa tidak tahan lagi. Sesuatu di balik celananya terasa ngilu. Ia harus melakukannya saat ini juga.

"Yang kayak gini."

Ryan langsung menarik ke bawah baju atasan sabrina milik Soraya. Kini Soraya sudah bertelanjang dada. Asetnya terpampang nyata di hadapan Ryan. Ryan meneguk ludah lalu membawa Soraya duduk di pangkuannya. Ia segera meremas-remas payudara Soraya dari belakang, tidak peduli Soraya yang mulai mengeluh kedinginan.

Ryan begitu bersemangat memainkan asetnya. Laki-laki itu tidak sadar jika Soraya sudah tidak bernafsu lagi. Ryan terlalu menggebu-gebu. Soraya tidak suka itu. Di dalam hati, ia hanya mencibir laki-laki itu. Laki-laki yang dijuluki sebagai anak teladan di sekolahnya. Orang-orang pasti tidak akan percaya, jika Ryan yang sering dibanggakan melakukan hal nakal bersamanya. Luar biasa. Soraya membanggakan dirinya sendiri.

"Kak, hujan nih!" Soraya mengisyaratkan kepada Ryan agar berhenti, karena ia sudah merasakan rintik hujan mengenai kulitnya.

"Masa sih? Akh, gak seru banget." Soraya melihat jelas raut wajah Ryan yang kecewa.

"Kita pulang aja deh, ke sekolah, soalnya tasku masih ada disana, aku juga mau ganti baju di mobil," ucapnya sambil memerbaiki bajunya yang tadi melorot.

Ryan hanya bergumam. Kemudian ia melangkah mendahului Soraya. Laki-laki itu masih menginginkan lebih. Sebenarnya Ia tidak menyukai gadis yang kini berada di sampingnya. Ia hanya ingin menikmatinya saja. Ia berjanji di dalam hati, jika suatu saat, dirinya akan bisa menikmati gadis itu sepenuhnya. Diam-diam, ia tersenyum licik, tanpa Soraya tahu.

Berbeda dengan Soraya. Ia merasa jenuh bersama Ryan. Ia juga berjanji, jika setelah hari ini, ia akan memutus kontak dengan Ryan. Laki-laki yang terlalu ambisius dan membosankan. Meski tampan, Soraya sama sekali tidak tertarik.

Namun Soraya tidak tahu. Jika orang yang sedari tadi menonton aksi mereka, akan mengikutinya hingga ke sekolah. Dan akan masuk sebagai murid baru. Orang yang akan mengacaukan hidupnya. Dan mematahkan argumennya satu persatu.

****
Jangan lupa sentuh bintangnya buat liat bab selanjutnya yah!

CanduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang