CREAMY BUBBLE SERIES
Subtitle : Perasaan Apa?
Author : Azura StefKivers
Cast : Stefan William, Yuki kato.
Genre : Romance, Drama
Rating : T
Length : UniverseDisclaimer : Semua tokoh adalah milik Tuhan, diri mereka sendiri, dan keluarganya. Saya hanya ingin berbagi imajinasi tentang tokoh idola saya lewat tulisan ini ^^
Warning : PLOTLESS! NGGAK ADA DIALOG ataupun ALUR. Tema kali ini FULL NARASI DAN DESKRIPSI. MEMBOSANKAN. Pelengkap “Resah, Lega”. Setting diambil waktu Stefan-Yuki belum pacaran.
Summary : Setiap kali melihat senyum itu, lagi-lagi ia merasakan perasaan aneh yang tak bisa ia deskripsikan
Happy reading .....CREAMY BUBBLE SERIES
Perasaan Apa?
~~~~~~~~~~~~~~~~
Pagi itu, memasuki jam pelajaran ke-empat. Kelas X IPA 1 baru saja selesai melakukan praktikum di laboratorium kimia. Sebagian kecil siswa sudah kembali ke kelas, sementara sebagian besarnya masih harus menyelesaikan laporan sifat-sifat larutan kimia yang baru saja mereka pelajari.
Stefan bukan termasuk siswa yang sudah kembali ke kelas. Namun bukan berarti laporan praktikumnya belum selesai. Ia justru mendapat nilai A+ karena yang pertama kali menyelesaikan laporan dengan sistematis dan sempurna. Otak yang dikabarkan jenius itu memang bukan kabar burung semata. Stefan sudah membuktikannya.
Meskipun begitu, ia masih merasa enggan untuk kembali ke kelas. Berdiri di lantai dua, tiga langkah di depan laboratorium kimia membuat posisinya kini bisa melihat apapun yang terjadi di lapangan SMA Pelita Bangsa yang luas. Pemandangan dan suasana yang jauh lebih menarik dibandingkan hanya duduk di kelas.
Oh, Stefan bahkan sekarang mengakui bahwa diam di kelas itu sungguh membosankan. Dulu mungkin ia juga beranggapan berdiam diri di kelas adalah hal yang membosankan. Tapi masih jauh lebih baik daripada hal-hal membosankan lainnya di sekolah.
Bagi seorang jenius dingin seperti Stefan, sekolah tidaklah lebih dari kegiatan belajar, duduk, dengar, catat, jawab, dapatkan nilai bagus dan pulanglah. Begitu. Itulah prinsip yang ia anut sejak duduk di bangku sekolah dasar. Dan terus begitu sampai ia melihat senyum itu.
Seulas senyum yang entah bagaimana seolah memiliki magis hingga membuat Stefan selalu ingin melihatnya. Senyum yang dengan caranya sendiri telah memberikan warna baru dalam kanvas kehidupan Stefan yang sebelumnya hanya terdiri dari dua warna. Hitam dan putih.
Senyum yang tiba-tiba menjadi alasannya untuk semangat ke sekolah. Senyum yang memberikan debaran aneh pada jantung Stefan. Aneh namun menyenangkan.
Stefan tidak pernah mengerti alasan ia begitu tertarik pada senyum itu. Yang ia tahu, senyum itu memiliki magnet yang membuat Stefan selalu ingin melihatnya. Senyuman lembut yang seolah membuka mata Stefan bahwa masih ada banyak hal di dunia ini yang belum ia pahami. Masih ada ribuan misteri dan jutaan mahakarya Tuhan yang belum ia ungkap. Belum ia nikmati. Belum ia rasakan.
Perasaan seperti ini bukan tidak disadari oleh Stefan. Ia justru sadar. Ia sangat menyadari segala perubahan yang ia rasakan sejak melihat senyum itu. Memang bukan perubahan yang signifikan, karena pada dasarnya, Stefan tetaplah pria dingin yang cuek dengan lingkungan sekitarnya. Itu sudah jadi kromosom terfundamentalnya.
Akan tetapi, setidaknya sekarang Stefan bukan lagi si jenius es yang kerjaannya hanya diam di kelas atau seputar bermain bola basket. Di waktu kosong, ia mulai menyempatkan diri untuk berdiri di lorong lantai dua sekolah dengan kedua tangan dilipat di atas tembok pembatas setinggi pinggangnya dan melihat pemandangan sekitar sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Creamy Bubble Series
Short StoryBolehkah aku mengatakan ini padamu, Stefan? Bahwa hari ini, kau lagi-lagi berhasil membuatku jatuh cinta padamu. Karena melihatmu dan merasakan kehadiranmu di dekatku, selalu berhasil membuatku jatuh cinta padamu. Berulang kali. Di setiap harinya...