Rindu

607 117 1
                                    

CREAMY BUBBLE SERIES
Subtitle : Rindu
Author : Azura StefKivers
Cast : Yuki Kato | Stefan William | Arti Sahabat Cast
Genre : Romance, Drama
Rating : T
Length : Universe

Disclaimer : Semua tokoh adalah milik Tuhan, diri mereka sendiri, dan keluarganya. Saya hanya ingin berbagi imajinasi tentang tokoh idola saya lewat karya kecil ini ^^

Warning : Typo(s), nggak jelas, garing, syalala, syululu!

Summary : Rindu membuat kita belajar mengenai betapa berharganya waktu bersama orang yang kita sayangi.

Happy reading .....

CREAMY BUBBLE SERIES

Rindu

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Faktor individu juga bisa menjadi salah satu faktor pendorong dari mobilitas sosial. Dilihat dari perbedaan kemampuannya, orientasi sikap terhadap mobilitas serta faktor kemujuran. Selain itu ada juga faktor status sosial, keadaan ekonomi, situasi politik, demografi, keinginan melihat daerah lain....”

Penjelasan panjang dari guru sosiologi yang tengah mengajar di kelas XI IPS 3 itu hanya terdengar sayup-sayup di telinga Yuki. Sepanjang hari ini, ia sama sekali tidak fokus terhadap apa yang disampaikan guru-gurunya di kelas. Dua mata pelajaran sebelumnya pun – bahasa Indonesia dan PKn – berlalu begitu saja tanpa ada sedikit pun yang masuk ke telinga Yuki. Bukan karena kapasitas otaknya yang memang di bawah rata-rata, tapi itu dikarenakan Yuki yang memang tidak bisa memfokuskan pikirannya pada pelajaran.

Biasanya, meskipun ia tidak mengerti, Yuki tetap mengusahakan untuk menyimak apa yang disampaikan gurunya dan mencatat bagian mana yang tidak dimengerti.

Tapi kali ini, boro-boro mencatat, melirik guru yang sedang berdiri di depan kelasnya saja tidak.

Sejak jam pelajaran pertama, matanya terus terarah ke luar jendela. Langit dan suasana sekolahnya mungkin menjadi pemandangan yang jauh lebih menarik bagi matanya, sekaligus pengalih yang tepat untuk pikirannya yang sedang menerawang. Beruntung, hari ini tidak ada ulangan dan para guru nampaknya tidak terlalu memedulikan murid yang tidak memerhatikan, sehingga Yuki bisa bebas memasuki alam pikirannya sendiri, tanpa terusik siapapun.

“Huft, aku benar-benar merindukanmu, Stefan.”

Yuki menghela napasnya berat. Ia masih memandang ke luar jendela sambil bertopang dagu. Tatapannya menerawang, ada sedikit gurat kerinduan di sana.

Satu minggu belakangan ini, ia memang jarang sekali berkomunikasi dengan Stefan. Olimpiade fisika yang akan Stefan ikuti bulan depan membuat laki-laki itu sibuk dengan berbagai pembinaan dan pelatihan. Alhasil, waktunya untuk bertemu dengan Yuki pun semakin berkurang. Malah hampir tidak ada sama sekali. Tiap kali Yuki menelepon atau mengiriminya pesan pun tak pernah Stefan angkat atau balas.

Stefan memang sibuk. Yuki tahu itu. Dulu, ia juga pernah berhari-hari tidak bertemu Stefan karena laki-laki itu ada pertandingan basket di Kuala Lumpur, tapi mereka masih bisa berkomunikasi tiap malamnya. Namun kali ini, mengangkat telepon atau membalas pesannya saja tidak Stefan lakukan. Memangnya Stefan tidak merindukan Yuki, apa? Padahal hampir setiap hari Yuki selalu merindukan pemuda tampan itu.

Helaan napas lelah lagi-lagi keluar dari mulut Yuki.

“Sepertinya aku memang harus menunggunya selesai pembinaan,” lirihnya pelan.

***

Yuki mengetuk-ngetukkan ujung sepatunya pada lantai. Kebiasaan yang selalu dilakukannya jika sedang menunggu seseorang. Ia mengangkat tangan kanannya kemudian melihat angka yang ditunjukkan jarum jamnya.
Pukul enam sore.

Creamy Bubble SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang