Kamu adalah bagian yang pernah hilang, yang kehadiranmu selalu kusebut dalam doa, dan kuyakini akan ada.
***
"Jadi, kenapa?" Tanya Zello dengan wajah tenangnya. Aldo tampak menghela napas, ia menyodorkan secarik kertas pada Zello. Membuat Zello meliriknya sekilas, lalu matanya menatap ke arah Ahmed dan Io.
Ahmed dan Io yang melihatnya hanya diam sambil menyesap rokok mereka. Ada sebotol bir yang ada di depan Io. Oh, laki-laki itu memang seorang peminum ketika ia sedang menghadapi masalah. Zello bahkan pernah diajak olehnya, tapi dengan tegas Zello menolak ajakan Io.
"Minuman itu haram. Gue nggak mau mengotori tubuh gue dengan minum kayak begitu," kata Zello waktu itu.
"Ayolah Zell...sekali-kali nyoba nakal. Hidup jangan lurus-lurus aja. Nggak ada tantangan."
"Kalau bisa lurus kenapa harus belok?" Ucap Zello, menatap Io dengan pandangan tajam.
"Zell...Zell. Minuman ini rasanya enak, bakal bikin masalah lo ilang semua haha. Lo mau yoba apa? Wine, bir, vodka, red wine paling enak, hah? Sebutin? Biar gue yang beliin," kata Io mulai merancau. Zello menghela napasnya. Zello tahu Io memang sudah rusak, orang tuanya tak pernah memerhatikan Io, menjadikan Io salah pergaulan seperti saat ini. Namun, meski begitu, Zello masih mau berteman dengan Io. Karena, Zello tahu yang Io butuhkan adalah teman, teman yang bisa membawa dampak positif dan menuntun Io ke jalan yang benar.
"Asal nggak drugs, gue nggak mau lihat lo pake drugs."Io hanya tertawa.
Zello mengenyahkan pikirannya tentang Io. Jika tidak mampu bertahan, manusia memang akan mengikuti arus yang ditempatinya. Namun, sejauh ini Zello masih bisa bertahan pada pijakannya untuk tidak salah dalam pergaulan. Pendidikan pertama yang diberikan orang tuanya adalah bekal paling mujarab pada masa pertumbuhannya, sejak ia remaja hingga dewasa awal seperti saat ini. Bekal itulah yang membentuk dirinya saat ini. Setidaknya, Zello beruntung memiliki kedua orang tua yang berperan sangat baik bagi pendidik pertamanya. Hingga, ia tumbuh menjadi manusia yang tidak salah jalan.
"Apa maksudnya, Do?"
Aldo membuang napasnya, ia menggaruk tengkuknya. "Itu daftar nama anak-anak yang mau bikin asosiasi baru, buat ngusung lo di pemira tahun depan."Mata Zello membeliak, ia menatap Aldo dengan pandangan setengah percaya.
"Apa maksud lo? Kenapa harus bikin asosiasi baru? Dan kenapa harus gue?"
"Kita sudah pernah ngebicarain ini, Zell. Kita semua tahu lo mampu. Asosiasi baru yang nggak begitu menuntut, lo tahu asosiasi di kampus kita banyak aturan. Dan, dengan adanya asosiasi baru ini bakal bawa angin segar. Kalau lo nggak lupa, beberapa petinggi asosiasi kita itu pengurus dari ormek. Dan, kita semua tahu lo anti ikut ormek," kata Aldo panjang lebar, Aldo juga salah satu anggota Ormek, namun ia tak pernag aktif sejak menjabat menjadi Ketua BEM F. Zello menghela napasnya lagi."Tapi gue nggak jamin ini bakal berhasil. Asosiasi besar saja masih berpotensi kalah, apa lagi asosiasi baru, hm? Lagian lo juga ikut salah satu Ormek."
"Gue udah nggak aktif, itu cuma buat formalitas. Lagian kita sudah punya kader di hampir semua jurusan. Tapi, ada satu jurusan yang belum tembus."
"Apa?" Mata Zello melirik ke arah Io.
"Ekonomi, kita harus bisa kuatin basis di situ, biar punya banyak masa."
"Kita bisa membicarakan ini lain waktu. Lo nggak lihat temen lo udah kobam?" Sindir Zello saat melihat Io yang sudah setengah sadar. Sementara Ahmed hanya geleng-geleng kepala.
"Daki Onta, lo kenapa biarin si Io minum, heh?" Ucap Aldo, Ahmed malah tertawa.
"Ngelarang dia minum? Pipi gue yang mulus kayak muka opa opa Koriyah ini bakal jadi ancur, lo nggak inget bulan lalu?" Kata Ahmed, ingatannya jatuh pada kejadian satu bulan lalu saat ia melarang Io minum. Laki-laki itu justru membuat wajahnya babak belur.
"Dia ada masalah lagi?" Zello menatap penasaran pada Io. Botol birnya sudah kosong.
"Bokapnya kawin lagi," pungkas Ahmed. Membuat semuanya diam, termasuk Zello.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Love My Ex
General FictionSeries Campus 2 Bersahabat dengan mantannya mantan pacar? Why not? Berada dalam satu organisasi dengan mantan dan dia adalah ketua departemen tempatmu menjadi pengurus? Uh tunggu, itu enggak baik buat cewek yang sedang dalam upaya untuk move on. ...