Honest

92.6K 11.8K 341
                                    

Sebuah hubungan lebur karena kebohongan, ia kembali karena tekad dan kejujuran.

"Kenapa?"

Aldo menaikkan sebelah alisnya. Menatap Aluna yang melihatnya dengan malas. Gadis itu tiba-tiba saja menghampirinya yang sedang melaukan kroscek untuk proker BEM bersama Danang—wakil BEM-nya.

"Masih nanya lagi. Lo masih hutang penjelasan ke gue, Mas!"

Nada gadis itu tampak kesal, membuat Aldo tertawa kecil.

"Sini, duduk."

Aluna mendengkus, melihat Aldo jengah. Ia lantas duduk di atas kursi yang dipersilakan oleh Aldo tadi. Beruntung, taka da orang di ruang BPH—Badan Pengurus Harian—ini, Danang sudah pergi lima menit yang lalu.

"Jadi..."

"Nanti juga tahu. Santai aja, Lun. Nikmatin semuanya."

Gadis itu menoleh padanya, menatap geram pada Aldo. Merasa dipermainkan oleh Aldo, sementara laki-laki itu malah sibuk dengan ponselnya.

"Mas, gue serius loh."

"Gue juga serius."

Berdiri dari duduknya. Aluna menatap tajam wajah Aldo, laki-laki itu mendongakkan kepalanya, menatap Aluna sambil menahan tawa.

"Nggak semua rahasia harus lo tahu saat ini, Aluna."

"Sumpah ya, Mas. Ngomong sama lo itu ribet, lebih ribet daripada gnomon sama Zello."

Aldo terbahak, sampai ia memegang perutnya karena sakit akibat tertawa. Aluna membuang napasnya, berbalik badan meninggalkan Aldo. Percuma, laki-laki itu akan tetap bungkam, Aldo adalah orang yang pandai menjaga rahasia, tidak heran ia menjadi ketua BEM F, yang tentu banyak menjaga rahasia dari orang-orang atas di fakultasnya.

Sial. Aluna merasa muak saat ini. Aldo sama sekali tidak membantu.

***

Es krim memang bisa mendinginkan kepala. Benar kata Davika, memakan es krim bisa membuat kepalanya yang tadi panas menjadi terasa ringan. Mungkin itu hanya filosofi, tapi ketika dipercayai Aluna merasa memang demikian kebenarannya.

Suara musik di kafe ini terdengar mengalun di telinganya. Ia memang datang seorang diri, karena ia butuh ketenangan, sampai Alya mengirim pesan padanya, ia bilang ingin bertemu karena ada hal penting yang ingin dibicarakan.

Aluna melihat ponselnya lagi, pesan dari Alya yang mengatakan sebentar lagi ia tiba hanya dibalas ok olehnya. Setelahnya ia membuka aplikasi Instagram, melihat beberapa temannya memposting foto, ada sebuah tag foto bergambar tangan dari seseorang. Gadis itu membukanya, nama Zello tampak di beranda instagramnya.

Jangan memintaku melupakan, saat aku enggan.

Jangan memintaku mengabaikan

Saat aku tak akan

Mintalah aku untuk berbalik

Sekali lagi, mejemput kenangan

Menjemput kita dan membangun lagi cerita.

Aluna mengklik tanda like di sana, ia mengamati beberapa komentar yang masuk. Gadis itu tersenyum kecil, perhatian kecil Zello yang seperti ini memang manis, meski Zello bukan termasuk laki-laki posesif yang setiap saat akan mengabari dirinya, tapi bagi Aluna, Zello tetaplah laki-laki manis yang pernah ada dalam hidupnya dan mungkin satu-satunya, tidak ada yang tahu, pun dengan dirinya.

"Maaf, gue telat."

Alya tiba di hadapannya, gadis itu segera duduk. Wajahnya tampak panik, dengan pengertiannya Aluna menyodorkan sebotol air mineral yang tadi ia pesan bersama es krim.

So I Love My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang