Eh tadi oleng, update silme di lapak simas haha lol.
BTW di atas itu ada Trailer SO I LOVE MY EX yang dibuat sam disonansi, yang nggak bisa lihat lewat wp boleh langsung ke youtube dan search judulnya Trailer So I Love My Ex, kalau nggak nemu search youtube.com/aristavee nah cari videonya di sana.***
Ketika jarak berkata, kita tak bisa bersuara. Ketika rindu mencerca, kita hanya bisa berharap untuk jumpa.
Ujian Akhir Semester baru saja selesai. Aluna keluar dari ruang kelasnya dengan wajah lega, sebentar lagi ia akan pulang ke Surabaya dan bertemu dengan maminya. Ya, walau harus meninggalkan kehidupannya di Jakarta sejenak, dan mungkin berpisah sementara waktu dari Zello. Baginya tidak masalah, di Surabaya, ia sudah menyusun beberapa rencana untuk mengobati mentalnya yang memang tidak sehat. Maminya bilang, ia memiliki kenalan seorang Dosen yang juga berprofesi sebagai konselor, beliau seorang ahli hypnoterapi yang katanya bisa membantu Aluna keluar dari masalah yang tengah ia hadapi. Ketidakpercayaan tentang sebuah komitmen.
Ia buang napasnya, berjalan menyusuri koridor untuk menuju parkiran, Zello bilang sudah menunggunya di sana. Mereka akan menghabiskan hari terakhir sebelum keberangkatan Aluna ke Surabaya.
Tiba di parkiran, Zello memintanya untuk menunggu di pintu gerbang parkir, laki-laki itu sedang mengambil motornya yang sedikit terjepit di antara motor-motor lain yang sedang parkir. Merasa gerah, Aluna mengikat rambutnya rendah—agar tidak sakit saat dipakaikan helm.
"Nih helmnya," kata Zello, saat ia sampai di depan Aluna. Ia berikan sebuah helm pada Aluna.
"Makasih," balas Aluna, gadis berambut cokelat muda—Aluna baru mengecat rambutnya—itu menerimanya sambil tersenyum.
Aluna naik ke atas motor matik milik Zello, berpegangan pada ujung jaket laki-laki itu. zello tersenyum geli, sejak dulu Aluna tak pernah mau memeluk tubuhnya saat naik motor, gadis itu hanya akan memegang ujung baju atau ujung jaket yang ia kenakan.
"Lun, aku tadi lupa mau nanya."
"Apa?"
"Kamu kenapa ngecat rambutmu?"
"Oh, lagi pengin. Biasanya kalau lagi stress, aku suka ngecat rambut. Kamu pasti nggak tahu ya? Sejak kita putus dulu."
"Oh, aku ngelewatin banyak hal, ya?"
Aluna memukul pelan bahu laki-laki itu, lalu tertawa. "Udah sana, fokus nyetirnya."
***
"Ke mall? Nonton?"
"Ngulangin kencan kita pas SMA, biar romantis. Kan mau LDR dua bulan."
Pipi Aluna bersemu merah, "Apaan sih?"
Zello mengajak Aluna ke toko buku yang ada di dalam mall. Keduanya seperti pasangan muda pada umumnya, bedanya Zello tidak menggenggam tangan Aluna seperti kebanyakan pasangan yang sedang kencan. Kata Aluna mereka bukan lagi remaja ingusan yang harus mengumbar kasih sayang di setiap tempat.
"Sini!" panggil Zello, saat ia mendapati Aluna berdiri agak jauh darinya. Aluna menoleh, ia berjalan menghampiri Zello, di mana laki-laki itu sedang berdiri di rak fiksi dengan sebuah buku yang sangat Aluna kenali. Buku yang ia tulis dan dieditori oleh Zello.
"Kenapa?"
"Ayo foto."
"Hah?"
"Udah ayo!"
Dengan sedikit paksaan, Zello mengarahkan kamera ponsel bagian depan miliknya ke wajah mereka dengan novel Aluna yang ada di genggaman tangan kirinya. Zello tersenyum dan Aluna dengan ekspresi yang cukup terkejut, membuat foto tersebut terkesan tampak lucu. Zello terkekeh puas.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Love My Ex
General FictionSeries Campus 2 Bersahabat dengan mantannya mantan pacar? Why not? Berada dalam satu organisasi dengan mantan dan dia adalah ketua departemen tempatmu menjadi pengurus? Uh tunggu, itu enggak baik buat cewek yang sedang dalam upaya untuk move on. ...