Nano-Nano

115K 13.6K 637
                                    

Aku melepasmu, namun, melihatmu dengannya, ada setitik sakit yang menjelma menjadi semesta luka.

***

Departemen Infokom
Ketua: Arzello Wisnu Prakarsa
Anggota:
1. Annika Margareth
2. Ahmad Nur Riza
3. Aluna Anindya Dewi
4...

Aluna menghentikan pandangannya yang menelusuri nama di deretan brosur pengumuman, yang di post di instagram BEM FBS lima puluh menit yang lalu. Mulutnya masih terbuka akibat terkejut, saat mendapati namanya ada di deretan pengurus BEM F periode tahun ini.

Dia mengacak rambutnya frustrasi, melempar ponsel miliknya ke atas kasur. Tangannya menggapai-gapai udara ingin mencekik seseorang. Arzello Wisnu Prakarsa--mantan sialannya.

"Al, ada apa? Papi dengar kamu teriak-teriak tadi?"

Aluna terkesiap, Anggara--papinya tampak menatapnya heran. Papinya sedang berdiri di pintu kamarnya dengan tas kerja yang masih digenggamnya.

"Eh papi...nggak papa kok hehe. Aluna lagi...anu tadi ada kecoa lewat, iya kecoa hehe."

Papi geleng-geleng kepala, melihat Aluna yang malah cengengesan tidak jelas.

"Kamu tetap nggak mau tinggal sama papi dan Mama Diah?" Tanya Anggara lagi. Aluna menghentikan senyum tidak jelasnya. Ekspresi di wajahnya tampak berubah.

"Oh nggak usah, Pi. Aluna udah gede, bisa mandiri kok. Lagian di sini ada Bik Nah sama Kang Abay."

Anggara menghela napasnya. "Ya sudah, papi sama Mama Diah selalu nunggu kamu buat tinggal bareng. Minggu depan nginep di sana, ya?"

"Hehe aku usahain, Pi."
"Oke. Papi harus pulang. Kamu baik-baik di sini, kalau ada apa-apa telepon papi."

Aluna mengangguk, membiarkan Anggara pergi untuk pulang ke rumah istri keduanya. Mama Diah. Aluna memang anak broken home, papinya sudah menikah lagi dengan seorang janda beranak satu, sedangkan maminya masih tetap sendiri sampai hari ini. Sayang, maminya tinggal di Surabaya, jauh dari keberadaan Aluna saat ini. Aluna hanya akan pulang ke Surabaya selama libur semester, dan mungkin setelah lulus nanti dia akan bekerja di sana agar bisa selalu bersama maminya.

"Arghhh Zello nyebelinnnnnn..."

Ia berteriak, saat ia ingat kekesalannya pada Zello yang sempat tertunda karena kehadiran papanya tadi.

***

Antara senang, sedih dan ingin marah. Bagi Aluna, hari ini campur aduk, ia baru saja menerima email, oh lebih tepatnya email yang dikirim beberapa hari lalu baru ia buka. Email yang berisi keputusan terbit dari naskah novelnya. Bagaimana tidak senang? Sudah sepuluh kali lebih Aluna gagal menembus seleksi naskah di beberapa penerbit, dan usaha kesekiannya pun akhirnya membuahkan hasil. Naskahnya lolos seleksi dan akan segera diterbitkan tahun ini.

Well, Aluna memang percaya. Kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Mimpi adalah sesuatu yang harus diperjuangkan bukan diratapi dan diangankan saja.

Sedih, dan ingin marah? Karena ia tahu, Zello pasti yang sudah meloloskannya menjadi pengurus BEM F dan menempatkan dirinya di Departemen Infokom, departemen yang sama dengan Zello, di mana laki-laki itu menjadi ketua departemennya.

Great.

"Ok, selamat datang di BEM Fakultas FBS. Terima kasih dan saya ucapkan selamat. Kalian bisa bergabung dengan departemen masing-masing untuk pengenalan departemen dan anggota," kata Aldo disambut anggukan oleh semua yang hadir di pertemuan pertama itu.

So I Love My ExTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang