Ada bahuku untukmu berkeluh kesah, ada dekapku untukmu pulang ketika lelah.
-DepInfokom-
Annika: tadi lihat ig storynya Mas Aldo, Mas Zello katanya kecelakaan 😭
Riza: serius? Terus sekarang gimana keadaannya?
Annika: nggak tahu 😞
Nimas: di rumah sakit mana?Napas Aluna tersekat saat membaca chat teman-temannya di grup Departemen Infokom. Ia memandang kosong layar ponselnya yang sudah menghitam, tangannya yang bergetar segera meraih ponsel itu, menghubungi seseorang.
"Da--Dav..."
"Iya, Al. Kenapa?"
"Zello kecelakaan."Sesaat Aluna tak mendengar suara yang dikeluarkan oleh Davika. Gadis itu pasti sama terkejutnya dengan dirinya, padahal pagi ini seharusnya Aluna berangkat ke kampus, ia ada mata kuliah di jam pertama. Tapi, membuka chat tadi membuat Aluna enggan melangkahkan kakinya untuk menapaki kampus. Aluna memutuskan membolos, toh hanya satu mata kuliah.
"Padahal semalem dia baru ngajak gue jalan, Dav. Gue takut dia kenapa-napa. Dav..."
"Ok, Lun. Tenang dulu, gue bakal LINE si Arsyad, Zello ada di rumah sakit mana. Habis ini gue jemput lo, kita berangkat."
"Makasih, Dav. Gue tunggu."Aluna mematikan ponselnya, matanya nyalang menatap langit-langit kamarnya. Bagaimana kalau keadaan Zello kritis, bagaimana kalau Zello koma berbulan-bulan seperti tokoh novel yang banyak ia baca? Bagaimana kalau Zello meninggal?
Menggelengkan kepalanya, Aluna mengenyahkan segala pemikiran konyol yang hinggap di kepalanya. Ia yakin Zello akan baik-baik saja. Zello itu laki-laki kuat, Aluna ingat bukan sekali ini saja Zello masuk rumah sakit, dulu saat SMA laki-laki itu pernah mengalami cedera saat bermain futsal, dan membuatnya masuk rumah sakit selama empat hari.
Mata Aluna memejam sejenak, ia memutar kepalanya ke arah laci kecil di samping ranjang, tangannya terulur untuk membuka laci itu. Di sana, ada sebuah frame foto, dua orang anak berseragam SMA yang tengah memegang es krim. Fotonya dan Zello.
Aluna membuang napasnya, perasaannya kembali gusar.
***
Lorong rumah sakit terlalu panjang bagi Aluna, rasanya ia sudah berjalan sejak tadi, namun tak kunjung mencapai kamar inap tempat Zello dirawat. Davika yang mengekorinya di belakang hanya mampu menggelengkan kepalanya melihat gadis itu. Kegundahan tergambar jelas di wajah Aluna, siapa pun tahu Aluna sedang khawatir.
"Lun, stop. VIP 03, ini kamarnya," kata Davika. Aluna menepuk dahinya. Panik membuatnya tampak bodoh.
"Yee malah bengong, ayo masuk," ujar Davika lagi. Aluna malah mengigiti bibir bawahnya. Sekarang, ia takut untuk masuk.
"Takut Dav."
Davika berdecak, ia menyeret Aluna untuk segera masuk. Kalau tidak diseret, Aluna akan terus mematung di depan pintu seperti orang bodoh.
"Assalamualaikum," sapa Davika saat mereka sudah masuk ke dalam ruang inap Zello.
Ada Tante Keya, Om Jiver, Arsyad, Aika dan Aldo yang sedang berada di ruangan itu. Aluna berjalan di balik punggung Davika, ia menyadari Aldo ada di sana. Mereka menyalami kedua orangtua Zello, setelahnya Aluna kembali ke balik punggung Davika.
"Waalaikumsalam, Dav, itu kenapa Aluna di belakangmu terus?"
"Iya Tan, malu nih anaknya."
"Astaga! Ayo sini, Zello nggak papa kok. Cuma lengannya patah, sama lecet-lecet, tapi sudah di-pen," jelas Keya tanpa diminta.
"Kok bisa kecelakaan sih, Tan?" Tanya Davika. Aluna yang sudah berdiri di samping Davika hanya mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Sesekali ia melihat Zello yang masih terlelap di tempat tidurnya.
"Ngantuk katanya, terus nabrak trotoar."
"Ini si Aluna khawatir banget, Tan. Soalnya semalem habis jalan sama Zello katanya," kata Davika membuat Aluma melotot dan mencubit perut Davika hingga gadis itu memekik kesakitan.
"Jadi, ada yang habis nge-date?" Tanya Keya geli.
"Nggak gitu Tan, Davika bohong kok," ujar Aluna melas.
KAMU SEDANG MEMBACA
So I Love My Ex
Fiksi UmumSeries Campus 2 Bersahabat dengan mantannya mantan pacar? Why not? Berada dalam satu organisasi dengan mantan dan dia adalah ketua departemen tempatmu menjadi pengurus? Uh tunggu, itu enggak baik buat cewek yang sedang dalam upaya untuk move on. ...