ENAM

105 55 3
                                        

Selai kacang apa coklat?".

"Kacang aja mih ".

"Kak, kamu kok jadi nggak semangat gini . Ada apa sih kak? Coba cerita sama Mami". Ujar mami sambil mengoles selembar roti dengan selai kacang

"Nggak ada kok mih, makasih buat rotinya". Daren mencoba mengahlikan pembicaraan.

Selesai sarapan Daren dengan malas melajukan mobil sport miliknya ke apartement Rebeca.

***************
Parkiran SMA Pelita Harapan sudah hampir penuh. Daren memarkirkan mobilnya dengan gerakan cepat, karena merasa tak nyaman satu mobil dengan Rebeca.

"Turun. Lo bisa turun sendiri kan? Gak ada acara buka-buka pintu buat tuan putri." Ujar Daren ketus.
Rebeca menahan napas , keluar dari mobil Daren.
Sementara di sebelah mobil Daren , Lestari baru juga turun dari mobilnya. Lestari menatap punggung Daren, berinisiatif untuk menanyakan kabar Daren.Tetapi mata coklat itu menjadi sendu melihat Daren bersama gadis lain.
Lestari menahan napas,merasa ada sakit yang tidak bisa di jelaskan. Lestari bahkan tidak tahu perasaan apa ini. Yang membuat Lestari tambah sakit adalah saat gadis bule itu mengamit lengan Daren dengan manja. Dadanya semakin sesak,air mata pun tanpa ampun keluar dari bola mata coklatnya. Tepat di saat itulah Daren berbalik dan menatap Lestari. Mata mereka saling menatap. Daren melihat air mata itu tanpa mengerti apa yang terjadi.
Lalu Lestari dengan setengah berlari meninggalkan parkiran. Seperti baru mengerti Daren melihat tangan Rebeca melingkar di lengannya.

"Turunin tangan lo sekarang". Bentak Daren dengan pandangan tak suka.

"Apa yang salah sih Dar. Gue kan cuman megang tangan lo doang"

"Ini sekolahan dan ini Indonesia ! Tolong bedain mana Amerika mana Indonesia. Di sini bukan ajang pamer pegang-pegangan tangan. Awas gue mau ke kelas". Daren menepis tangan Rebeca dengan kasar lalu berjalan meninggalkannya.

***************
Daren berlari menuju kelas untuk mencari Lestari tapi hasilnya nihil.Vania menatap Daren dengan binggung

"Cari siapa Dar?Dion?atau Lesta?".

"Lesta Van,lo tau dia di mana?".

"Lestari kan suka telat.Paling sekarang baru otw dari rumah".

"Tadi gue liat dia di parkiran,gue pikir dia udah ke sini".

"Hmmm, mungkin dia lagi di perpus. Lesta juga kadang suka bertapa di sana".

"Benar. Perpus". Daren berucap dalam hati

"Makasih yah Vannnnnnnn".

Vania hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Daren.

Daren dengan setengah berlari berjalan menuju perpustakaan.
Setelah melapor diri dengan menunjukan identitas siswa,Daren mulai melewati rak-rak buku untuk mencari keberadaan Lestari.
Ternyata di pojok ruangan seorang gadis manis tengah menunduk. Saat Daren mendekat bahu gadis itu seperti bergetar. Daren tahu siapa gadis itu.

"Lo kenapa sih? Jadi cewek cenggeng banget". Daren mencoba membuka pembicaraan. Tetapi Lestari tetap diam. Hanya bahunya saja yang sudah tidak terlalu bergetar.

"Kalo ada masalah itu dicerita bukannya malah bertapa di perpus sambil nangis. Gadis aneh".

"Lestari lo bisa jawab gue? Siapa yang berani buat lo nangis kayak gini? Siapa? Biar gue hajar orangnya". Daren kembali berujar

"Sayangnya orang itu Lo Dar." Lestari tersenyum miris berkata dalam hati.

"Gue lebih senang dengar lo cerewet nyebut gue cowok sombong atau apapun itu,dari pada harus ngeliat lo diam kayak ini. Lo lebih mirip boneka sekarang Lestari. Sekarang lo jujur, lo kenapa?".

"Guu...uueee.... kangen alm.papa gue". Jelas Lestari berbohong,mana mungkin Lesta berkata sejujurnya bahwa dia cemburu melihat Daren bersama gadis bule itu. Wait,  cemburu? Sepertinya ada yang salah dengan Lestari.

"Maafin gue Lestari, gue gak tau. Maaf juga karena gue udah ngebentak lo tadi. Btw soal bokap lo seharusnya kalo lo kangen, lo berdoa buat beliau. Karena lewat Doa, itu adalah cara terspesial untuk menyampaikan rasa rindu lo".
Daren menghapus air mata Lestari sambil mengacak rambut hitam legam di hadapannya

"Sekarang kita ke kelas. Sore gue mau ngajakin lo ke suatu tempat dan gue nggak trima penolakan".
Daren mengamit tangan Lestari dan membawanya menuju kelas.
Sepanjang perjalanan menuju kelas Lestari tersenyum bahagia merasa sosok alm.Papanya sudah di temukan lagi dan itu ada di dalam diri Daren Prasetya.

***********
Semoga feelnya dapat yah

Salam Sayang, Artstela 😘

"Bitter Love" (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang