EMPAT

95 55 3
                                    

Ini hari minggu sangat tepat buat Daren menambah jatah tidurnya.
Setelah mematikan alarm di atas nakas. Daren kembali menarik selimutnya, bersiap kembali ke alam mimpi. Namun itu semua tak terwujud saat tangan halus Maminya menarik paksa selimut Daren.

"Dar , ayo bangun. Tolongin tante Rani. Jemput Rebeca di bandara hari ini dia pulang ke Jakarta".

"Males mi. Suruh kang ujang aja,Daren masih ngantuk.

"Ayolah Dar , mami udah janji sama tante Rani kalau kamu bisa jemput Rebeca. Please Dear".

Nada memelas Mami membuat Daren tak bisa menolak. Dengan malasnya Daren bangun mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi

"Thanks Dear , Mami tau kamu nggak mungkin nolak. Mami tunggu di bawah yah, kita sarapan bareng".

Mami menutup pintu kamar Daren dengan riang.

*******************
"Daren ini benaran kamu? Sumpah kamu semakin dewasa dan uummmh... tampan". Rebeca memecah keheningan saat keduanya sudah di dalam mobil.

"Hmmmm". Daren menyahut tanpa minat.

"Menurut kamu aku gimana?Berubah gak,tambah cantik misalnya?". Rebeca berujar percaya diri sambil merapikan rambutnya

"Iya berubah kayak ondel-ondel". Daren menggerutu dalam hati. Sebenci apapun pada Rebeca Daren tidak akan mengelurkan kata-kata pedas pada Rebeca. Daren masih bisa menjaga perasaan Rebeca. Tetapi jangan salahkan kalau Daren khilaf. Kalimat pedasnya bahkan lebih pedas dari cabe rawit dua ton.

"Dar kok diam aja? Jawab dong". Rebeca kembali memegang tangan Daren.

"Iya cantik".

Cuman itu yang keluar dari mulut Daren. Rebeca mendesah kecewa. Dari dulu Daren memang tak pernah berubah. Selalu bersikap kurang bersahabat dengan Rebeca.
Awalnya Daren tidak seperti itu, tetapi sesaat semuanya berubah saat Rebeca menyatakan perasaanya pada Daren kurang lebih 3 bulan yang lalu.
                     👉 Flashback👈
Hari ini hari kelulusan untuk pelajar SMP. Rebeca merayakannya dengan memakan ice cream bersama Daren di sebuah Kafe. Rebeca sudah memantapkan niatnya untuk lebih dulu menyatakan perasaan sukanya pada Daren. Rebeca bahkan mati-matian belajar main piano sebulan hanya untuk belajar satu lagu, yang bakal Rebeca persembahkan untuk menyatakan perasaanya.
Rebeca sengaja memilih Love cafe untuk mempermanis aksinya. Suasana yang romantis karena lampu kafe yang sengaja di buat temaram, hiasan bunga-bunga mawar dan jangan lupakan satu buah piano berwarna hitam yang ada di pojok kafe. Semuanya sempurna saat dengan anggun Rebeca berdiri di pojokan dan mulai memainkan pianonya. Alunan melodi mulai menarik perhatian pengunjung Kafe salah satunya Daren.
Daren menyatukan alisnya tanda tak mengerti.

"Awalnya tak pernah ku tenggelam di dalam sepi .Namun indahnya senyumanmu membuat ku mengerti
Bahwa ku tak akan mampu sendiri
Tanpa mu ow...
Tanpa mu ow ....."

Rebeca kembali bernyanyi sambil menatap mata kopi milik Daren.
Hingga di ujung lagu semua penonton berdecak kagum memberi tepuk tangan. Rebeca berdiri berjalan menuju meja Daren, semua mata tertuju pada mereka.

"Lagu tadi aku persembahkan khusus buat lelaki di depan aku. Lelaki yang selalu mengisi hari-hari ku. Lelaki yang selalu menghapus air mata ku. Lelaki yang menguatkan ku dalam kondisi apapun. Daren Prasetya , maukah kamu menjadi pacarku?". Rebeca berkata dengan tulus berharap Daren bisa membalas perasaannya. Namun kenyataan menamparnya.
Daren menepis tangannya dengan kasar dan sebelum pergi Daren sempat berkata

"Lo cewek terbodoh yang maunya di bodohi sama cinta. Kita gak mungkin bisa bersama dan lo tau itu. Tapi lo masih aja tetap mempermalukan diri lo sendiri atas perasaan yang bahkan belum bisa di pahami sama anak SMP yang baru aja lulus kayak kita. Gue gak bisa nerima lo. Maaf, gue harus cabut".
Daren pergi meninggalkan Rebeca dengan perasaan yang terluka. Malu,kecewa,sakit hati. Tetapi itu semua tidak membuat Rebeca jerah,Rebeca bahkan semakin membulatkan tekad untuk mendapatkan Daren.

"Lo tetap akan jadi milik gue Dar,dan selamanya akan seperti itu".
Rebeca menghapus air matanya,kata-kata tadi bagaikan mantra untuk Rebeca.
Rebeca merapikan rambutnya , mengambil tas dan pergi meninggalkan Love Cafe.
                    👉Flashback off👈
Rebeca menepis pikiran itu. Masa lalu yang kelam seharusnya di lupakan bukan? Rebeca sekarang harus fokus dengan misinya untuk mendapatkan Daren.
"Ohiya Dar , aku bakal pindah ke sekolah kamu. Dan pastinya kita berangkat bareng besok. Aku kan belum di izinin bawa mobil,kamu bisa kan jemput aku?".
Rebeca memohon sembari mengelurkan puppy eyesnya.

"Hmmm," Daren menangguk tanpa minat.
Satu sekolah sama Rebeca untuk 3 tahun ke depan? Tuhan tolong ambil Daren sekarang.
******************

Sesampainya di rumah Daren langsung masuk ke kamar. Ingin kembali tidur tetapi langkahnya terhenti saat mendengar suara cempreng milik Dion. Wajahnya terlihat sendu.

"Dar,gue nginap yah? Gue pengen lari dari kenyataan soalnya".

"Emangnya ada apalagi lo, tumben homo gue suntuk gitu".

"Lala mutusin gue. Gue mau curhat dong".

"Yah elah lo kayak cewek aja pake curhat segala. Yah udah naik".
Daren mengajak Dion buat ikut kekamarnya dengan setengah hati. Daren sangat yakin jatah tidurnya harus dikurangin,karena kalau Dion udah curhat..... 7 hari 7 malam gak akan berhenti .

"Bitter Love" (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang