DUA PULUH

70 35 4
                                        

Suasana menjadi beku disaat kedua sosok yang sama-sama saling merindukan duduk berhadapan.
Bahkan indahnya sunset pun tak dihiraukan keduanya.
Keduanya terdiam, tak ada yang tau harus mulai dari mana.
Daren menatap mata cokelat dihadapanya.
Dia sangat merindukan wanita ini.
Merindukan aroma shampoo strawberi yang menguar disaat Daren mencium rambut hitam legam itu.

"Maafin aku...Aku gak bermaksud mengindari kamu,Aku cuman butuh waktu untuk sendiri...",  Gadis bermata cokelat itu memecah keheniggan diantara keduanya.

Daren tersenyum tak berkata apapun membiarkan gadisnya menjelaskan apa yang salah dalam hubungan mereka.

Lestari menelan salivanya,sebelum meneruskan ucapannya "Aku nggak mungkin marah kalo kamu dekat sama cewek lain selain aku. Itu hak kamu Dar...Tapi aku gak suka ada cewek lain yang nyentuh apalagi mau mencium kamu didepan mataku".

Daren mengenyeritkan Dahinya,matanya membulat seperti belum mencerna apa yang barusan dikatakan Lestari.

Lestari menghembuskan nafasnya. Dan kembali bercerita tentang kejadian waktu itu. Di saat Lestari datang ke Rumah Daren dan menemukan Rebeca dan Daren berciuman.

Setelah mendengar cerita Lestari, lelaki itu tertawa nyaring hingga membuat Lestari semakin geram.
Merasa diamati Daren meredakan tawanya, mengelus tangan kecil dihadapanya, "Kamu salah paham Sayang,kejadianya bukan seperti yang kamu lihat. Tapi Aku bahagia gadisku ini ternyata sangat cemburuan"..
Tawa Daren semakin pecah hingga membuat sebagian pengunjung Kafe melihat keduanya dengan tatapan heran.

Daren menceritkan kronologi permasalahanya. Dan setelah mendengar cerita Daren,Lestari tertunduk malu hingga pipinya memerah.

"Benar-benar memalukan.Gue dengan gak sadar menjelaskan kalo gue cemburu.WTF". Maki Lestari dalam hati.

Seolah mengerti perasaan Lestari, Daren beranjak dari tempat duduknya dan menempelkan bokongnya untuk duduk disamping Gadisnya.
Mengelus rambut gadis itu dengan sayang dan berbisik "Jangan pernah ninggalin aku,kamu gak tau betapa berharganya kamu dihidup aku".

Deg!

Jantung Lestari berdetak lebih cepat mendengar pernyataan Daren,menunduk namun dalam hatinya ia berbisik "Kamu juga gak tau betapa rapuhnya hidup aku tanpa kamu Dar".

****

Daren melajukan mobil sportnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah seseorang yang bakal dijadikan samsak untuk melepaskan amarahnya.
Setelah mengantar gadisnya pulang Daren segera ingin menemui Rebeca,ingin memberikan pelajaran kepada wanita licik itu.

Setelah lima belas menit,sampailah Daren dirumah bernuansa Eropa tersebut.
Dengan tergesa Lelaki itu turun dan masuk kedalam rumah tanpa mengucapkan salam.
Kurang sopan memang, namun Daren tak peduli tata krama dengan wanita licik seperti Rebeca.

Daren menuju ruang tengah dimana Wanita liciik itu sedang menonton serial kartun.
Daren mendekat,Rebeca yang merasa kehadiran seseorang langsung membalikan badannya dan langsung tersenyum manis saat tau yang datang adalah lelaki pujaannya.

"Hai Darr..udah berubah pikiran buat mutusin Lesta dan pacarin gue?". Rebeca mengedipkan matanya membuat Daren semakin muak.

"Gue kesini cuma mau kasih lo peringatan, stop jadi BENALU dalam hubungan gue sama Lesta. Atau lo bakal terima akibatnya".
Daren menekan kata benalu agar Rebeca tau bahwa dia sudah menjadi kuman dalam hubunganya dengan Lestari.
Namun gadis licik itu hanya tertawa dan memutar bola matanya dengan tatapan malas.

"Sampai kapanpun Dar,gue gak bakalan lepasin Lo! Sampe Doraemon berubah jadi pinokio pun gue gak bakal lepasin Lo".

"Sakit Lo yah, kita itu sodara ! Dan sekalipun nggak, gue ogah punya pacar licik kayak lo".

"Oh yah? Kita liat aja nanti Suatu saat lo bakal bertekuk lutut dihadapan gue Dar". Rebeca memainkan jarinya tersenyum mengejek.
Daren semakin naik darah, namun mencoba tetap tenang.
Wajahnya memerah menahan amarah yang sebentar lagi akan meledek.
Dia hendak melayangkan pukulan kearah gadis didepannya, namun dengan cepat menurunkan tangan.
Dia bukan banci kalengan yang menyelesaikan sesuatu dengan pukulan apalagi kepada wanita.
Kembali menetralkan diri, Daren maju dan berbisik ditelinga Rebeca

"Kebanyakan Halu memang terkadang membuat Lo gila. Stop ganggu hidup gue,atau lo bakal tau akibatnya! Gue gak bercanda soal ucapan ini,apalagi ini menyangkut gue sama Lesta. Gue gak bakal segan-segan buat musnahin kuman-kuman yang menggangu gadis gue, ngerti Rebeca?".

Daren tersenyum sinis dan berjalan meninggalkan Rebeca dengan sejuta tanya.

"Bitter Love" (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang