Genta menatap pagar putih dihadapannya. Menimang-nimang apakah dia akan masuk atau pulang. Tetapi dengan cepat Genta memutuskan untuk menekan bell di samping pagar. Tak lama kemudian seorang wanita paruh baya menghampiri Genta. Setelah menjelaskan maksud kedatangannya,Genta di persilahkan masuk.
"Tunggu disini yah Den, mbok panggilin non Lestanya dulu". Ucap si mbok.
"Iya mbok".
Sambil menunggu Lestari, Genta memperhatikan keseluruhan ruang tamu,matanya terpaku pada bingkai foto di atas meja. Ada foto dua orang anak kecil yang diambil secara "candid". Seorang gadis berpipi gembul tengah memegang sekopan pasir,disampingnya ada seorang lelaki yang juga sebaya dengan si gadis tengah menatapnya dengan intens.
"Genta? Gue kiraiin siapa?". Suara Lestari membuat Genta terkejut.
"Oh hay,apa kabar Lesta?Maaf gue datang kesini tanpa kabarin lo,soalnya gue nggak ada nomor lo".
"Seperti yang lo liat,Baik. Lo apa kabar juga?gak papa kali".
"Gue juga baik. Btw cewek berpipi gembul itu siapa?gemesin banget". Genta menunjuk bingkai foto yang tadi di lihatnya.
"Oh itu gue,waktu masih kecil. Gendut banget kan?". Lestari tertawa renyah.
"Tapi cantik kok. Lalu disebelahnya siapa?". Tanya Genta penasaran
"Itu Daren. Teman masa kecil gue and my first love. Tapi gue gak tau sekarang dia dimana. Waktu itu pertemuan pertama kita dan itu juga pertemuan terakhir kita. Pertemuan kita juga lucu banget". Lestari mulai menceritakan kronologi pertemuannya dengan Daren.
Genta menyimak penuh minat. Semakin mengenal Lestari,membuat Genta semakin tertarik dengan gadis di hadapannya."Jadi gitu ceritanya. Eh kok gue jadi curhat?Maaf yah, pasti lo boring banget dengar cerita gue". Lestari berujar,merasa tak enak hati.
"Nope,gue merasa senang bisa jadi tempat buat lo bercerita. Dengar cerita lo buat gue pengen ngenal lo lebih jauh. Apa boleh?". Genta berkata sambil tersenyum.
"Of course, gue juga senang kok bisa kenal lebih jauh sama lo Genta. Btw lo mau minum apa?Kopi?".
"Coklat panas mungkin?". Genta tersenyum, Lestari menyatukan alisnya merasa aneh ada lelaki yang suka sama coklat panas biasanya lelaki itu sukanya sama kopi.
"Pasti lo bingung karena gue suka sama coklat,iyakan?". Genta menjawab rasa penasaran Lestari.
"Coklat itu menenangkan buat gue. Coklat juga candu buat gue. Karena alasan itu juga yang membuat gue jatuh cinta sama coklat". Genta mulai menjelaskan.
"Sama seperti dekat Lo Lesta, gue berasa nyaman banget. Senyum lo juga candu buat gue". Genta berkata dalam hati,nyalinya terlalu kecil untuk mengatakan perasaannya.
Lestari diam, menunggu Genta menyelesaikan ucapannya.
"Hidup gue terlalu pahit.Karena alasan itu, gue butuh coklat agar hidup gue lebih manis,walaupun sedikit.Ayah gue ninggalin gue sama Bunda saat gue masih terlalu kecil untuk mengerti dunia yang sebenarnya".
Genta menarik nafas, sebelum kembali bercerita masa lalunya yang kelam."Dia pergi dengan perempuan lain. Bunda sempat depersi,tetapi mencoba bangkit demi gue. Mulai saat itu gue berjanji gak bakal nyakitin perempuan sama seperti yang Ayah buat ke Bunda,gue gak mau sepengecut dan sebrengsek itu".
Genta tersenyum miris menyelesaikan cerita kelamnya."Maaf,gue gak bermaksud membuka luka lama lo". Lestari merasa bersalah melihat Genta harus menceritakan masa kelamnya dulu
"It's ok Lestari. Gue merasa lega bisa menceritakan semuanya. Thanks udah mau gue jadiin tempat berbagi".
"Kapanpun lo butuh teman cerita,gue bakal siap Gen.Gue buatin lo coklat dulu yah,biar lo agak enakkan. Tunggu bentar Gen".
Saat Lestari ingin berdiri untuk ke dapur,Genta dengan sigap menahan tangan Lestari.
"Thanks buat semuanya Lestari.Tanpa gue ngomong lo udah tau apa yang gue butuh".
Lestari tersenyum manis membalas ucapan Genta dan bergegas ke dapur untuk membuatkan secangkir coklat panas buat Genta.*************
"Kamu kemana aja Lesta?Dari tadi aku nelpon kok gak di respon?".
Suara berat di ujung telpon terdengar marah dan khawatir."Maaf Dar,tadi ada teman main ke rumah. Handphonenya aku simpan di kamar jadi gak tau kalau kamu nelpon".
"Teman?Vania?Sejak kapan Vania gak kamu ajak ke kamar?".
"Bukan Vania Dar. Intinya itu teman aku".
"Semua teman kamu juga teman aku Lesta.Sekarang jujur sama aku,siapa Dia?".
"Dia Genta. Yang aku ceritain waktu itu".
"Oh yang kenalan di warung es itu? Sudah sedekat apa kalian sampai dia harus main ke rumah?". Suara Daren semakin meninggi.
"Maaf Dar.....Dia cuman sebentar kok disini".
"Sebentar?tiga jam aku nelpon kamu seperti orang gila sedangkan kamu lagi santainya ngobrol sama Dia!Kamu pikir aku gak khawatir nunggu kabar dari kamu dan kamu bilang itu sebentar?".
"Maaf Dar,aku minta maaf". Lestari mulai terisak mendengar bentakan Daren. Baru kali ini Daren bersikap kasar dengannya.
Daren yang mendengar isakkan Lestari menjadi melunak dan merasa bersalah."Maafin aku sayang. Aku gak bermaksud marah kamu atau apapun Lestari. Aku cuman khawatir sama kamu. Aku ke rumah sekarang yah?".
Daren tak bisa berlama-lama marah dengan gadisnya. Setelah mematikan telpon,Daren mengambil jaket dan kunci mobil bergegas menuju rumah Lestari.
**************
Gimana?Babang Daren makin posesif yah?????😆😆😆😆
Vote dan komentar kalian membuat saya lbh bersemangat nulisnya....
KAMU SEDANG MEMBACA
"Bitter Love" (TAMAT)
RomanceYour silence is my wound, Your happiness is my breath ❤ -Daren Prasetya ***** Lestari seorang gadis manis yang menjadi pelengkap dalam hidup Daren Prasetya(First Love). Begitupun Lestari menganggap Daren sebagai pengganti "sosok Ayah" dalam kehidu...