Genta Maherendra mulai menyiapkan kanvas kosong , mengambil cat air dan mulai tenggelam dalam dunianya.
Sejak kecil Genta memang hebat melukis. Bakatnya pun turun dari sang Ayah. Lelaki yang sampai sekarang Genta benci karena kesalahannya di masa lalu.
Tangannya dengan lincah menggerakan kuas. Setelah lima puluh menit berkutat dengan lukisannya , Genta tersenyum puas melihat hasil karyanya . Kanvas yang tadi kosong, sekarang sudah di isi dengan wajah gadis cantik yang ditemui Genta di warung es kelapa."Cantik Gen, siapa gadis beruntung itu?". Wanita paruh baya bertanya lembut sambil menaruh secangkir coklat panas di atas meja
"Lestari Bun, teman Genta,makasih buat coklatnya Bun".
"Namanya secantik orangnya , baru kali ini bunda melihat kamu melukis perempuan lain selain bunda,pasti orangnya spesial". Bunda tersenyum penuh makna.
Genta hanya membalas ucapan Bundanya dengan seulas senyum.
"Entahlah Bun ,sejak Genta bertemu dengan Lestari, Genta merasa nyaman dan ingin menjaganya". Genta berujar dalam hati.
"Yah udah sekarang turun ke bawah,kita makan malam. Bunda udah masakin udang tempura kesukaan kamu".
"Iya Bun . Bunda duluan aja. Genta beresin ini dulu baru nyusul ke bawah.
Bunda mencium kening Genta sebelum turun ke bawah. Menyalurkan kasih sayangnya. Menguatkan Genta bahwa masih ada orang yang akan selalu mencintai Genta.
************
Malam ini Daren mengajak Lestari ke pinggir pantai untuk mengadakan pesta barbeque. Bulan bersinar terang, cahayanya membias mengenai pasir laut yang berwarna putih gading. Deburan ombak menyambut kedatangan mereka. Daren memilih tempat di samping bebatuan besar untuk menjadi tempat duduk mereka.
Tak lupa mengajak Dion dan Vania.Daren dan Dion bersiap dengan alat panggangnya sambil sesekali bernyanyi. Lestari pun sibuk menusuk aneka daging,jagung dan paprica segar, sedangkan Vania sibuk dengan bumbu barbequenya.
"Dar, semuanya udah siap."
"Ya udah bawa ke sini aja Lesta, baranya udah cukup bagus".
Lestari membawa nampan berisi tusukan daging,jagung dan paprica segar kepada Daren.
Daren sibuk membolak-balik daging , kepulan asap membuat perih matanya. Lestari dengan cekatan menyeka air mata Daren dengan lembut. Daren menatap iris coklat Lestari, mengisyaratkan rasa sayang yang begitu dalam.
Di sisi sebelah mereka, Dion sedang memetik gitar dengan riang, Vania pun bernyanyi mengikuti alunan musik sambil bersandar di bahu Dion."Jadi ceritanya kita double date nih?".
Daren mulai mengoda Dion dan Vania.
Dion hanya tersenyum menanggapai candaan Daren, sedangkan Vania dengan cepat menutup kegugupannya sambil memainkan senar gitar dengan asal."Jadian juga gak papa kali". Daren kembali berguman sambil mengambil jagung bakar dan memberikannya pada Lestari.
"Benar banget tuh Dar,Dion jadi cowok gak peka banget sih. Padahal Vania udah kodein setengah mati". Lestari menimpali sambil menahan tawa.
Vania karena tersipu malu mengambil pasir dan melemparnya asal ke arah Lestari."Udah cukup main pasirnya. Kalian seperti anak kecil saja". Daren menengahi pertempuran pasir antara dua sahabat yang sedang tertawa bahagia.
Dengan setengah cemberut dan badan yang penuh dengan pasir, Lestari dan Vania kembali naik ke atas batu.
Daren dengan sigap mengambil daging memotongnya menjadi ukuran lebih kecil dan menyuapinya dengan lembut kepada Lestari.Lestari tersenyum hangat menerima perlakuaan Daren. Sekali lagi dia bersyukur dalam hati,berterimakasih pada Tuhan karena telah mengirim Daren Prasetya untuknya,hanya miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Bitter Love" (TAMAT)
Storie d'amoreYour silence is my wound, Your happiness is my breath ❤ -Daren Prasetya ***** Lestari seorang gadis manis yang menjadi pelengkap dalam hidup Daren Prasetya(First Love). Begitupun Lestari menganggap Daren sebagai pengganti "sosok Ayah" dalam kehidu...