TIGA BELAS

70 38 0
                                    

Matahari menerobos masuk ke kamar Lestari. Namun gadis itu tak terusik sama sekali. Masih nyaman bergelung dalam selimut.
Sudah pukul tujuh lewat dan Lestari belum turun untuk sarapan.
Karena khawatir mbok naik ke atas untuk mengecek keadaan Lestari.

"Non bangun non...nanti telat loh".

Mbok mengetuk pintu Lestari berulang kali namun tak kunjung mendapat jawaban. Dengan terpaksa mbok membuka pintu dan melihat Lestari tengah tertidur nyenyak.
Saat mbok ingin kembali ke bawah,suara Lestari menghentikan langkah si mbok.

"Papa???Lesta kangen pah....". ucap Lestari dengan mata yang masih tertutup.Dengan cemas mbok meraba kening Lestari,mencoba mengukur suhu tubuh.

"Ya Tuhan,non Lesta demam.".

"Papa???Lesta juga kangen mama....tapi mama selalu sibuk pah". Lestari kembali mengigau.

Karena cemas mbok berlari ke arah dapur,mengambil baskom,kain dan air dingin untuk mengompres Lestari.
Setelah mengompres Lestari,mbok menelpon Mama Lestari.

"Ada apa mbok?saya sedang sibuk".

"Maaf nyonya,Non Lestanya sakit. Demam tinggi Nyonya".

"Sudah mbok kompres?".

"Sudah nyonya".

"Bagus.Buatin bubur yah mbok,dan berikan obat penurun panas.Ya sudah saya mau lanjut meeting dulu".
Tanpa menunggu jawaban dari mbok ,Mama mematikan sambungan telponnya.
Mbok mendesah,merasa prihatin dengan Lestari.
***********************
Daren mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi. Rasa cemas karena tidak melihat Lestari di sekolah membuatnya seperti kesetanan.
Perjalanan yang biasanya memakan waktu tiga puluh menit ke rumah Lestari menjadi berkurang hingga sepuluh menit. Sesampainya di rumah Lestari,mbok memberi tau apa yang terjadi dengan gadisnya.
Dengan tergesa Daren naik ke kamar Leatari. Saat membuka pintu,mata kopinya menatap sendu sang mata coklat yang tengah terlelap, dengan kain bekasan kompres yang masih menempel di keningnya.
Daren dengan sigap mengambil kain bekas kompresan dan kembali mengukur suhu tubuh Lestari.

"Demamnya sudah turun". Daren tersenyum lega.

Tiba-tiba mbok masuk dengan membawa nampan berisi bubur yang masih mengepul. Setelah mengucapkan terima kasih,Daren membangunkan Lestari dengan lembut.

"Sayang?Makan dulu yah".

"Hmmmm". Lestari mulai membuka matanya perlahan.

Daren tersenyum lembut melihat mata coklat itu.

"Makan yah?biar bawel cepat sembuh".

Dengan cekatan Daren menyuapi Lestari.

"Udah Dar, udah kenyang". Tolak Lestari saat mangkok buburnya tinggal setengah

"Iyah bawel.Kamu pasti nakal makanya jadi sakit begini". Daren menyentil hidung Lestari dengan gemas.

"Sakit Dar..........". Ucap Lestari sambil memonyongkan bibirnya.

"Jangan di monyongin bibirnya, awas aku cium".

"Daren mesum..... Ihhhh".

Daren tertawa renyah mengusap rambut Lestari dengan sayang.

"Kamu tidur gih,biar cepat sembuh.Kali ini jangan di bantah". Sikap posesif Daren mulai keluar.

Tanpa berdebat Lestari kembali tidur.Daren mengelus rambut Lestari dengan lembut,menyalurkan rasa sayang yang sangat besar.

Setelah Lestari tidur,Daren bangun dan memperhatikan kamar Lestari yang cukup rapi.
Mata Daren mengarah ke bingkai foto di atas nakas. Ada gambar gadis berpipi gembul dan seorang bocah lelaki yang sibuk membuat istana pasir. Daren menjerit kaget, mengetahui Lesta cinta pertamanya sudah ditemukan.Bahkan sudah menjadi kekasihnya.
Daren tersenyum bahagia,mencium kening Lestari dengan sayang.

"Kamu memang sudah kembali Lesta.Bahkan kamu tak pernah jauh....Cinta tau di mana dia harus pulang. Dan kamu adalah tempat aku pulang,selamanya".

***************
Akhirnya kelar juga Chapter ini😊😊😊......Semoga feelnya dapat
Vote dan komen yah guys

"Bitter Love" (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang