chapter 4

4.6K 362 19
                                    

Chanyeol tak pernah berfikir bagaimana ia bisa menghabiskan waktu tiap malam hanya untuk minum segelas coklat panas di kafe sudut kota itu. Entah karna memang ia menyukai coklat panasnya atau ada alasan lain. Awalnya Chanyeol memang berfikir dia gadis dingin dan aneh, tapi itu yang membuat Chanyeol semakin tertarik dan penasaran. Ia yang selalu di puja jutaan wanita di dunia tiba-tiba bertemu wanita yang sangat dingin. Ketenaran dan ketampanannya sangatlah tak berpengaruh. Mungkin itu yang membuat Chanyeol selalu tertarik mampir kesana. Ia hanya penasaran dengan sikap gadis dingin itu, yang tentu Zahra. Ia selalu bertanya kenapa gadis itu sangat tidak menyukai ketika aku menyentuhnya?. Kenapa ia selalu berpaling ketika aku memandangnya?. Kenapa ia selalu melangkah menjauh ketika aku melangkah mendekat?. Perlahan Chanyeol menemukan jawabannya dari begitu banyak pertanyaan. Itu karena agamanya. Ya, Agamanya melarang itu. Tapi ada satu hal, kenapa sikapnya begitu dingin tapi sorot matanya begitu hangat ? Kenapa? Entahlah.

Beberapa hari ini Zahra sudah mulai terbiasa dengan kedatangan Chanyeol. Ia datang disaat saat Zahra akan menutup kafenya. Zahra yang biasanya berjalan dengan langkahnya sendiri. Kini ia sudah terbiasa mendengar langkah lain yang mengikutinya. Langkah yang membuat Zahra merasa aman. Ya, ia merasa aman. Sudah berapa tahun sejak ia harus ditinggal oleh ayahnya dengan diselimuti ketakutan. Tapi langkah itu perlahan meruntuhkan temboknya. Hanya ayahnya lah yang bisa membuat ia selalu merasa aman didekatnya. Tapi entah ada sosok lain yang membuatnya seperti didekat ayahnya.

"Zahra-ssi, sampai kapan kau tidak akan bicara padaku?. Aku berjanji tidak akan melakukan hal bodoh lagi. Maafkan aku yang ceroboh. "

Langkah Zahra terhenti. Tapi hanya sesaat dan ia melanjutkannya lagi.

"Baiklah aku memang salah. Berhentilah bersikap dingin seperti itu. Aku tahu kau bukan seseorang yang seperti ini. " dan pengakuan Chanyeol kali ini berhasil mengalihkan perhatian Zahra.

" seperti ini? Apa maksudmu? " tanpa menghentikan langkahnya.

" aku awalnya berpikir apa karna kau seorang haters ku makanya kau bersikap dingin. Tapi ternyata kau memang dingin dengan semua orang. Tapi- " kalimat Chanyeol menggantung. Akhirnya Zahra menghentikan langkah dan membalikan tubuhnya untuk menatap Chanyeol yang dari tadi berjalan dibelakangnya.

" kau memiliki hati yang hangat Zahra-ssi "

" apa meramal pekerjaan barumu Tn. Park? "

"Baiklah, itu memang terlihat bodoh. Tapi aku mengatakan yang sejujurnya. Aku sering memperhatikanmu saat melayani pelanggan, kau memang sangat dingin tapi kau memiliki tatapan dan senyuman yang hangat. Aku sangat pandai menilai seseorang "

"Kenapa kau selalu memperhatikanku? "

BANG!!! 
Pertanyaan itu berhasil membuat Chanyeol seperti sedang tertembak. Ia tak menyadari apa yang sedang ia katakan. Itu muncul begitu saja.
" ne? Eh, Ya tentu saja, karna saat itu memang kau selalu saja berjalan kesana kemari di hadapanku. " pernyataan Chanyeol ini entah bohong atau jujur ia juga tak tahu.

Kenapa Chanyeol begitu gugup tidak seperti ia biasanya, yang selalu percaya diri dimanapun ia berada. Di gang itu, Chanyeol benar benar sadar suhu tubuhnya terus memanas padahal udara sedang dingin.

"Apa aku boleh mengatakan sesuatu Tn. Park"

"Ya? "

"Berhentilah bersikap seperti ini. Seakan kau mengetahui segalanya. "

" apa aku melakukan hal yang salah lagi?. Aku hanya mengungkapkan pendapatku. "

"Tidak, kau tidak salah. Hanya saja aku ingin kau menghentikan semuanya. Berhentilah berkunjung ke kafe dan berhentilah berjalan dibelakangku !"

She is -  [Park Chanyeol Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang