chapter 26

2.2K 302 32
                                    

Chanyeol POV

Aku tak menyangka semuanya menjadi serumit ini. Seharian ini aku terus bergelut dengan semua konflik yang terjadi hari ini. Pikiranku kacau, apalagi saat teringat sebuah kejadian yang benar benar membuatku tersentak kaget dalam batinku. Ada seorang laki laki berani menyeret gadisku tepat dihadapanku dan dalam pandanganku sekejap Zahra tak meronta dengan genggamannya. Aku marah, tentu. Hanya sekedar mengingat kejadian dimasa lalu saat aku tak sengaja menyentuh Zahra, dia sangat marah kepadaku. Aku tak mengerti dengan keadaanya saat itu, aku tak mengerti dia seorang gadis yang tak mudah mendapat sentuhan dari lawan jenis, mungkin hanya sekedar salaman dia bisa menoleril itu. Tapi hari ini aku benar benar melihat pria yang bertitle dokter itu mencengkram tangan Zahra. Dan Zahra tak bergeming dari itu.

Aku mengacak rambutku frustasi. Dari awal aku sudah mengira mereka tidak hanya berstatus sunbae dan hoobae. Aku berani menebak ada sesuatu yang pernah terjadi diantara mereka.

"Eunji, kau tak apa kan ku tinggal sendiri, aku ada urusan sebentar"

Belum mendapat jawaban apapun dari Eunji aku sudah bergegas keluar dari kamarnya. Aku bukan sengaja tak memberinya cela untuk menjawab, hanya saja aku ingin cepat mengakhiri semua rasa kalutku.

Aku berjalan disetiap lorong rumah sakit berharap tak sengaja lagi bertemu dengan dokter itu. Langkahku memburu, seolah seseorang sedang mengejarku. Tapi seketika langkahku tersekat, seolah lilitan akar muncul dari tanah yang aku pijak lalu membelit kakiku.

Entah takdir seperti apa ini, bukan tak sengaja bertemu dengan dokter itu tapi tak sengaja bertemu dengan istriku sendiri.

Kami diam hanya dengan saling memandang satu sama lain. Hari inilah tepatnya aku merasakan konflik terberat kami. Mata kami bertemu cukup lama. Tidak ada satu kalimatpun yang meluncur dari mulut kami. Hingga ia memalingkan pandangannya dariku dan tanpa kalimat apapun ia berjalan lagi seolah ia tak bertemu siapaan disini.

Aku meneguk salivaku alot. Benar benar sesak.

"Jangan pergi! "

Kataku tiba-tiba saat ia berjalan berpapasan tepat disampingku. Dia berhenti lalu menoleh kearahku.

"Aku tetap ditempatku. Kau yang mulai berjalan menjauhi garismu"

Kalimat demi kalimatnya benar benar berhasil menohokku hari ini. Dari dulu aku sangat menginginkan Zahra untuk lebih mudah mengungkapkan semua perasaannya. Tapi hari ini, ia sudah benar benar melakukannya, jujur aku senang dengan hal itu tapi aku tak tahu akan sesakit ini menerima kenyataan, bahwa ia benar benar marah kepadaku bahkan aku menemukan sorot matanya yang sudah tak mempercayaiku.

Zahra, apa aku terlalu sering menyakitimu? Aku harus bagaimana agar kau tetap percaya padaku? Aku sungguh tak pernah bermaksud ingin menyakitimu tapi aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku benar benar pria yang tak bisa melakukan hal dengan benar. Aku hanya tak tahu harus bersikap seperti apa ketika menghadapi hal seperti ini. Aku hanya tak tahu.

"Maafkan aku"

Hanya kalimat itu dan kalimat itu yang muncul dari mulutku.

"Aku sangat membencimu saat menyebut kalimat itu. Kau bahkan tak tahu meminta maaf untuk apa"

Aku sangat tahu, sangat sangat tahu Zahra. Hanya saja aku tak pandai dalam berkata kata, aku tak pandai meyakinkan seseorang dengan perkataanku.

"Aku tahu "

Cukup dengan kalimat 'aku tahu' menjelaskan bahwa memang aku tahu.

Aku menarik tangan Zahra, membawa Zahra dari tempat itu. Karna itu bukan tempat yang pas untuk mengobrolkan hal seperti ini. Akhirnya aku membawanya memasuki mobilku yang terparkir secara privat dibawah gedung rumah sakit ini. Dengan fasilitas yang diberikan rumah sakit, tidak ada yang bisa menelusuk masuk untuk mencari tahu keberadaanku dirumah sakit ini dan itu terjadi sejak skandalku bersama Eunji semakin menguak. Rumah sakit ini semakin memberikan keamanan ekstra.

She is -  [Park Chanyeol Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang