chapter 27

2.1K 258 14
                                    

Malam itu Zahra sibuk dengan buku buku tebal didepannya dengan kertas kertas berserak. Matanya fokus ke setiap jejeran huruf diatas meja dan lampu yang menyorot terang. Jari jarinya juga sangat akrab dengan pen yang tergores kesana kemari. Zahra sesekali memijat pelipisnya.

Tubuhnya tiba tiba menghangat. Sepasang tangan kekar membalut tubuhnya dari belakang. Chanyeol memeluk Zahra yang sedang terfokus dengan bukunya. Posisinya membungkuk menyesuaikan Zahra yang duduk dikursi belajar itu.

"Apa kau tidak lelah? "

Bisik Chanyeol dengan meletakan dagu runcingnya di bahu Zahra.

"Sebentar lagi selesai oppa "

Jawab Zahra dengan matanya masih terfokus dengan buku tebal berwarna merah yang sedang ia buka.

Chanyeol menutup buku merah itu hati hati. Zahra pun menoleh ke samping, kearah pundak yang menjadi tumpuan dagu milik suaminya. Chanyeol tersenyum tipis dan mengeratkan pelukannya lalu mencium pipi Zahra lembut.

"Ada apa? "

Tanya Zahra bingung dengan perlakuan ini. Memang Chanyeol sering melakukan hal yang manis untuk Zahra. Tapi entah kenapa malam ini sangatlah manis. Dia melihat suaminya begitu tulus malam ini. Dia bisa melihat, tidak dia juga bisa merasakan kehangatan dari pria jakung ini.

"Aku hanya merindukanmu"

Jawab Chanyeol dengan suaranya yang sangat rendah, yang sekarang sudah menenggelamkan wajahnya di ceruk Zahra.

Zahra tersenyum membiarkan suaminya disana. Sangat lama Chanyeol menenggelamkan wajahnya.

"Oppa, kau tidak tertidur kan? "

Tanya Zahra, saat dirasa Chanyeol sudah terlalu lama dengan posisinya itu. Tidak ada pergerakan sama sekali darinya, hanya deruan nafas yang menyapu leher Zahra. Tapi Zahra merasakan Chanyeol menggeleng diantara ceruknya.

Perlahan Zahra merasakan sesuatu. Sesuatu di antara leher dan bahunya mulai dingin. Lebih tepatnya basah. Zahra bukan perempuan bodoh hingga tidak bisa menyadari seseorang tengah menangis diceruknya.

Zahra mencoba berdiri tapi Chanyeol mengeratkan pelukannya. Seolah ia tak rela Zahra melepaskan dekapannya. Zahra bukan bermaksud melepaskannya, tapi ia ingin menatap mata yang tengah mengeluarkan air mata itu. Mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tapi menyadari Chanyeol lebih nyaman dengan posisi ini, Zahra mengurungkan niatnya. Ia kembali duduk dengan tenang membiarkan bahunya semakin basah.

"Oppa? "

Tanya Zahra lirih.

"Biarkan seperti ini"

Jawab Chanyeol tidak begitu jelas dan juga bergetar.


***


"Maafkan aku "

Zahra tertunduk dengan suara lemahnya. Ia duduk disebelah kasur kotak warna putih itu.

"Kau lucu Zahra "

Kekehan Eunji membuat Zahra mengangkat kepalanya.

"Aku sangat malu bertemu denganmu"

Mimik muka Eunji berubah ketika maniknya saling bertemu dengan manik Zahra.

"Entah sudah setebal apa mukaku sekarang. Aku sangat malu denganmu Zahra"

Lanjutnya, dan keadaan berbalik. Eunji perlahan menenggelamkan wajahnya seolah dagunya seakan tertelan.

"Kau sangat pantas marah Zahra. Kau berhak melarangku mengganggu Chanyeol oppa. Kau sangat berhak"

She is -  [Park Chanyeol Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang