chapter 47

2K 214 67
                                    

Bisa sambil dengerin Taeyeon-Set me free. Kalo kalian gak bisa baca sambil denger lagu, jangan didengerin ya :) Selamat membaca Eris

~~

Zahra perlahan berjalan mendekat ke arah Chanyeol, menatap hazel hitam itu lekat. Zahra harus sedikit mendongak karena perbedaan tinggi mereka yang cukup signifikan. Hatinya semakin tersayat saat melihat pantulan hampa dari kedua mata hitam favoritnya itu.

Oppa maafkan aku

Tak ada kata apapun yang keluar dari Chanyeol. Semua terlalu menyakitkan bahkan untuk merangkai satu kalimat saja.

Zahra sudah berdiri hanya beberapa senti dihadapan Chanyeol. Tangannya terulur mengusap air mata yang sudah membasahi wajah tampan itu.

"Maafkan aku, tapi inilah yang kuminta "

Chanyeol masih diam. Hingga kedua tangan Zahra terulur meraih satu tangan Chanyeol. Zahra menggenggamnya kuat, meski ia tahu tangannya bergetar. Lalu ia tersenyum menatap tangan kekar yang sedang berada di genggaman kedua tangannya.

"Kau pernah menggenggam tanganku kuat saat itu"

Ucap Zahra lirih, dengan ingatannya kembali saat ditaman itu.

"Dan kau menyuruhku untuk melepaskannya"

Zahra terkekeh samar dan tersenyum perih.

"Tapi aku tidak bisa"

Lanjut Zahra lagi dan Chanyeol masih dalam keterbisuaannya memandang lekat perempuan yang akan tetap terlihat Indah dari waktu ke waktu dan Chanyeol akan terus jatuh Cinta.

"Kau bilang karena aku tidak berusaha keras dan hanya mencoba melepaskan dengan satu tanganku"

Lalu Zahra diam sejenak dan menatap Chanyeol. Dia masih mengingat begitu rinci perkataan Chanyeol saat itu.

"Dan aku tahu, kau juga tak pernah ingin melepaskanku. Kau bisa saja memakai tanganmu yang satunya untuk berusaha lepas dari tautanku. Tapi kau hanya berusaha dengan satu tanganmu saja padahal kau sadar dengan tenagamu kau juga tak mungkin bisa lepas dari genggamanku. Tapi kau hanya berusaha sebentar dan menyerah. Kau tak punya usaha sebesar itu untuk melepaskannya. "

"Dan kau juga bilang karena aku tak ingin melepaskanmu karena aku hanya berusaha dengan satu tanganku. Aku tidak berusaha sekuat tenagaku"

Zahra tersenyum menatap begitu lekat ke arah Chanyeol. Mencoba mencari kebahagiaan yang selalu dipancarkan pria itu.

"Dan sekarang aku sedang berusaha melepaskan genggamanmu dengan kedua tanganku. Aku berusaha keras untuk melepaskannya sekarang"

Zahra melepaskan perlahan genggamannya ditangan Chanyeol, hingga tangan kekar itu menggantung hampa sekarang. Tak ada lagi tangan mungil yang begitu hangat menggenggam tangan kekar itu. Zahra benar-benar melepaskannya.

"Zahra"

Lirih Chanyeol.

Zahra tersenyum.

"Apa kau bisa melepaskan aku? "

Zahra menunduk dalam. Tak ada jawaban disana, hanya hening cukup lama hingga bantingan pintu yang terdengar sangat kasar sebagai jawabannya. Dan Selanjutnya hampa, semuanya menjadi hampa. Tak ada kalimat apapun kecuali kepergian Chanyeol. Dan Zahra merosot saat itu juga. Meremas dadanya yang luar biasa sesak. Menangis terisak sejadi-jadinya.

Oppa

Oppa

Chanyeol oppa

Jeritan keputus asaan tertahan ditengah isakkannya. Menangis beberapa kali pun tak membuat air matanya kering. Bahkan keramik putih itu kini sudah basah karena air mata Zahra. Begitu menyakitkan baginya, sangat menyakitkan karena sesak luar biasa. Tangannya terus meremas dadanya seolah mencoba mengurangi rasa sesak dan mengusir rasa yang mengganjal disana. Tapi semua sia-sia saja karena semakin ia mencoba bertahan semakin jauh pisau tak kasat mata itu menghunus dadanya.

She is -  [Park Chanyeol Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang