Author POV
Hari ini Syifa kembali bersekolah. Dia sudah tidak sedih lagi akan kepergian Neneknya. Rendy telah berhasil membujuknya.
Namun, Syifa terlihat tak bersemangat hari ini. Karena hari ini adalah hari pertama ulangan tengah semesternya. Waktu memang berlalu begitu cepat, rasanya baru saja kemarin Syifa memasuki sekolah barunya itu.
"Eh, Syif. Semangat dong. Kalo muka lo ditekuk gitu, mana bisa lo ngerjain soal ntar." gerutu Jeje yang duduk di samping Syifa.
Syifa hanya diam. Namun tiba-tiba, masuklah Delvin bersama Darra ke dalam kelas. Mereka terlihat mesra. Entah apa yang dipikirkan oleh Syifa, tapi rasanya Syifa tak suka sekali melihatnya. Dengan cepat Syifa memasang muka tak peduli dan menyibukkan dirinya membaca buku pelajaran.
"Hai Syifa," sapa Delvin.
'Uh, dasar. Tadi sok manis sama Darra, sempet aja negur aku.' gerutu Syifa dalam hati.
"Syifa? Lo lagi ngapain?" tanya Delvin.
"Lagi baca lah, kamu ngga liat emangnya." jawab Syifa ketus.
"Tapi buku lo itu kebalik, emang lo baca apaan?" tanya Delvin dengan ekspresi heran.
"Ah, a..a..aku lagi nyoba cara baca yang baru aja gitu. Emang ngga boleh?" sahut Syifa gelagapan.
"Lo lucu kalo lagi gitu." ucap Delvin sambil tersenyum manis ke arah Syifa lalu langsung menuju tempat duduknya.
Seketika Syifa langsung blushing, pipinya sudah sangat merah sekarang seperti tomat. Ia pun langsung cepat-cepat menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
****
Sudah sejak 15 menit yang lalu Syifa duduk sendiri di kantin. Jeje dan yang lainnya sedang ada urusan masing-masing.
Tiba-tiba Tristan datang dan langsung duduk di samping Syifa.
"Loh Tristan? Ngapain disini juga?" tanya Syifa polos.
"Nemenin lo," jawab Tristan santai.
Blush! Lagi-lagi pipi Syifa memanas.
"Eh muka lo kok merah gitu sih? Lo sakit ya? Atau-" Tristan menggantung ucapannya.
"Atau apaan?" tanya Syifa salah tingkah.
"Pipi lo merah gitu gara-gara salah tingkah kan sama omongan gue barusan?" tebak Tristan seakan bisa membaca pikiran Syifa.
"Dih, geer banget sih. Aku tuh kepanasan aja." ucap Syifa sambil berpura-pura kepanasan dan mengipaskan tangannya.
"Oh gitu, kirain." ucap Tristan.
'Syukurlah kamu percaya, Tris.' batin Syifa.
'Lo lucu banget Syif kalo lagi malu-malu gini.' batin Tristan.
****
Bel masuk telah berbunyi. Semua siswa dan siswi pun segera memasuki ruangan kelas mereka masing-masing, begitu pula dengan Syifa.
Saat sampai di kelas, Syifa melihat Jeje dan yang lainnya sedang mengobrol.
"Eh, hai Syifa!" sapa Deylin.
"SYIFAAA!" teriak Helen.
"Astaga Helen! Lo toa banget sih!" gerutu Githa.
"Syif, sini gabung!" ajak Anesh pada Syifa.
Syifa hanya tersenyum melihat tingkah para sahabat-sahabat absurdnya itu.
"Syifa, lo dari mana?" tanya Key.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Fall But Fly [Completed]
Teen FictionAku pernah diterbangkan setinggi-tingginya. Tapi, aku juga pernah dijatuhkan sesakit-sakitnya. Apakah kamu juga akan begitu padaku?