Author POV
Langit sudah mulai gelap dan jam pun menunjukkan pukul 7 malam.
Syifa masih tak beranjak dari kasur di kamar villa itu. Setelah sholat Isya, dia langsung memainkan game di ponselnya.
Tokk.. Tok.. Tok..
"Kak Syifa?" panggil seseorang dari luar kamar Syifa.
"Siapa itu? Kek anak kecil, tapi kan di sini cuma ada Bi Ratna sama Delvin," gumam Syifa. "Iyaa, tunggu sebentar." sahut Syifa.
Ceklekk.
"Kak, kenalin aku Vanya, adiknya Bang Delvin. Ayo turun ke bawah, kita makan malam bareng." ajak anak yang bernama Vanya itu.
"Oh, oke." jawab Syifa sambil tersenyum manis.
****
Saat sampai di ruang makan, terlihat Delvin yang sedang sibuk dengan ponselnya serta Bi Ratna yang masih memasak sedikit.
Syifa pun menghampiri Bi Ratna tanpa melihat ke arah Delvin. Sedangkan Delvin, dia sebenarnya sadar dengan kehadiran Syifa tapi dia bersikap acuh.
"Bi, Syifa bantu, ya?" ucap Syifa lembut.
"Ah, ngga usah, Nak. Ini udah mau selesai kok, Bibi ngga mau ngerepotin." jawab Bi Ratna tak enak hati.
"Syifa udah biasa kok, Bi. Di rumah juga biasanya Syifa yang masak buat makan, Mama biasanya yang bantuin. Syifa ngga suka aja liat orang tua repot, sedangkan Syifa cuma bantuin dikit." ucap Syifa sembari membantu memasak.
"Wah, Nak Syifa pasti rajin banget di rumah, ya. Orang tua Nak Syifa pasti bangga punya anak rajin gini." sahut Bi Ratna.
Makan malam telah selesai dimasak dan sekarang Syifa serta Bi Ratna menyajikannya di meja makan.
Sesekali Delvin melirik ke Syifa yang sibuk menyajikan makanan, tapi Syifa tak sadar itu.
"Kalian makan aja dulu, Bibi nanti saja." ucap Bi Ratna.
"Eh, Bi? Bareng aja sama kita," pinta Syifa.
Bi Ratna pun melihat ke arah Delvin.
"Ayolah, Bi. Ngga apa-apa kan, Vin?" ucap Syifa.
"Hm," dehem Delvin setuju.
Mereka bertiga pun makan malam bersama. Syifa berpikir pasti biasanya Bi Ratna akan makan setelah Delvin makan.
'Aku harus bisa ngerubah sikap kamu, Vin.' batin Syifa.
'Lo beda banget sama gue, Syif. Gue makin ngga yakin gue bisa naklukin hati lo.' batin Delvin.
****
"Hmm, pagi ini cerah banget. Udaranya juga sejuk." ucap Syifa berdiri di balkon villa kamarnya sambil menghirup udara segar.
Syifa menoleh ke arah balkon Delvin. Ya, kamar mereka bersebelahan.
"Delvin belum bangun ya," gumam Syifa.
Ceklek.
Suara pintu terbuka terdengar. Syifa terkejut dan segera bersembunyi di balik dinding pembatas balkon.
Syifa mengintip sedikit untuk melihat siapa yang keluar dari dan berdiri di balkon Delvin itu.
"Je, gue ngga tau lagi harus gimana nyikapin dia. Gue udah ga tau gimana caranya bikin dia yakin sama gue." ucap Delvin.
'Delvin lagi nelpon Jeje? Terus yang dibahas itu aku?' batin Syifa.
"Je, gue ngga mungkin kek gini terus. Gue capek." ucap Delvin lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Fall But Fly [Completed]
Teen FictionAku pernah diterbangkan setinggi-tingginya. Tapi, aku juga pernah dijatuhkan sesakit-sakitnya. Apakah kamu juga akan begitu padaku?