Author POV
Hari ini adalah hari yang mendebarkan bagi Syifa. Ya, dia memang orang yang selalu gugup dengan apa yang akan dilakukannya. Telebih lagi, hari ini ia harus duet bernyanyi dengan Devan dan disaksikan oleh guru serta semua teman sekelasnya.
Beberapa saat kemudian, Bu Dania pun memasuki kelas Syifa. Wajahnya terlihat sumringah namun siswa dan siswinya ada yang terlihat gugup.
"Selamat pagi. Bagaimana? Sudah siap kan?" ucap Bu Dania mengawali.
"Lumayan, Bu!" ucap salah seorang siswa.
"Baik, Ibu percaya kalian semua sudah siap. Ibu akan panggil nama kalian sesuka hati Ibu." ucap Bu Dania dengan tersenyum senang.
Penampilan pertama dibuka oleh Anesh dan Dave. Mereka berdua terlihat percaya diri dan enjoy sekali dalam membawakan lagu. Dave memainkan gitarnya untuk mengiringi lagu mereka. Mereka membawakan lagu Jaz yang berjudul Dari Mata.
Setelah selesai menyanyikan lagu, mereka mendapat tepuk tangan yang meriah dari teman sekelas serta Bu Dania. Terlebih lagi setelah menyanyi, Dave langsung menyatakan perasaannya pada Anesh. Dan seketika suasana kelas menjadi ramai saat Anesh menyatakan perasaannya juga. Sedangkan Bu Dania hanya menggelengkan kepala karena geli dengan tingkah mereka yang sedang kasmaran.
"Sudah, sudah. Anesh, Dave, silahkan duduk." ucap Bu Dania sambil tersenyum geli.
Ya, Bu Dania merupakan guru yang paling mengerti dengan permasalahan remaja. Oleh karena itu, dia tidak menghiraukan kejadian tersebut.
Syifa terlihat sangat gugup, kini hanya dia dan Devan yang belum maju ke depan kelas. Tapi Devan terlihat biasa saja. Bu Dania sengaja untuk menjadikan Syifa dan Devan sebagai penampilan terakhir.
"Baik, Syifa dan Devan sekarang giliran kalian." ucap Bu Dania mengejutkan Syifa.
"Ah, i..iya Bu," ucap Syifa terbata-bata.
Sedangkan Devan, dia sudah ada di depan sekarang dengan gitarnya. Dia terlihat biasa saja, berbanding terbalik dengan Syifa yang suhu badannya sudah tak terkontrol.
Jreengg.. Jreenggg...
Devan mulai bernyanyi.
Saat kau jatuh lukai hati
Di manapun itu I’ll find youKelas mendadak diam demi menghayati penampilan Syifa dan Devan. Namun, Syifa tidak sadar jika sesekali Devan melirik ke arahnya.
Saat kau lemah dan tak berdaya
Lihat diriku untukmuItu adalah bagian Syifa, dia menyanyikannya dengan lembut seakan menghipnotis semua temannya.
Kapanpun mimpi terasa jauh
Oh ingatlah sesuatu
Ku akan selalu jadi sayap pelindungmuSaat bagian itu, mereka saling bertatapan demi menghayati liriknya. Namun, Syifa tidak sadar jika tatapan Devan sangat dalam.
Saat duniamu mulai pudar
Dan kau merasa hilang
Ku akan selalu jadi sayap pelindungmuSaat kau takut dan tersesat
Di manapun itu I’ll find youAir matamu takkan terjatuh
Lihat diriku untukmuKapanpun mimpi terasa jauh
Oh ingatlah sesuatu
Ku akan selalu jadi sayap pelindungmuSaat duniamu mulai pudar
Dan kau merasa hilang
Ku akan selalu jadi sayap pelindungmuSyifa merasa ada yang memperhatikannya, akhirnya ia pun menoleh ke Devan yang sedang menyanyi. Dan benar saja, Devan sedang memperhatikannya. Seketika jantung Syifa seakan terjatuh, dia salah tingkah namun berusaha untuk menutupi. Tapi ia tidak bisa menyembunyikan pipinya yang merah sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Fall But Fly [Completed]
Teen FictionAku pernah diterbangkan setinggi-tingginya. Tapi, aku juga pernah dijatuhkan sesakit-sakitnya. Apakah kamu juga akan begitu padaku?