Chapter 12

45 10 0
                                    

Syifa POV

Hari ini adalah minggu kedua aku berada di villa ini. Seminggu sudah Bang Rendy dan juga orang tuaku berada di villa ini juga.

Aku menikmati waktuku di sini bersama mereka, termasuk Delvin, Vanya serta Bi Ratna.

Jujur saja, saat di sini aku bisa melupakan semua masalahku serta meluapkan emosiku.

"Vin, aku boleh kan ke sini kalo lagi ngga mood?" ucapku sambil menatapi bintang-bintang di langit.

"Boleh kok," sahut Delvin. "Gue ngga bakal ngelarang lo ke sini kapanpun lo mau." lanjutnya dan membuatku senang.

Hening. Tak ada pembicaraan apapun di antara kami. Entah karena apa suasana menjadi canggung. Aku memilih menikmati pemandangan di langit sedangkan Delvin sibuk dengan pikirannya yang aku tak tahu apa itu.

"Syifa? Delvin?" panggil Mamaku dari dalam villa.

"Iya, Ma?" sahutku.

"Ayo makan malam," ucap Mama dari dalam.

Aku menoleh ke arah Delvin yang ternyata terlelap dengan earphone terpasang di kedua telinganya. Sedari tadi, kami berdua memang sedang berbaring di kursi dekat kolam.

"Vin?" panggilku berniat membangunkannya.

Tidak ada jawaban dari Delvin. Matanya masih terpejam dan sepertinya tidurnya pulas sekali.

"Vin?!" panggilku sekali lagi dengan menggoyang-goyangkan lengannya.

Dan nihil, tidak ada reaksi apapun darinya. Masih tetap sama.

Aku baru sadar bahwa earphone milik Delvin masih terpasang manis di telinganya.

'Aku kerjain aja deh nih anak,' batinku.

Aku pun melepas earphone miliknya dengan perlahan. Setelah itu aku pause lagu yang dimainkan dan aku meletakkan ponsel Delvin tepat di sebelah telinganya. Lalu aku mengatur volume paling keras serta menyiapkan lagu rock yang ada di ponsel Delvin dan.. Play! Seketika Delvin terlonjak kaget dan hampir jatuh dari kursi. Sedangkan aku? Aku langsung lari menuju ruang makan.

Saat di ruang makan, aku segera mengatur pernapasan.

"SYIFAAAAA!" teriak Delvin sambil mengejarku.

"Ah, tidak. Ma, tolong. Pa, Bang, tolongin Syifa. Ada singa ngamuk." ucapku dengan polos sambil berlindung di balik Papa.

"Tan, Om, anaknya nakal!" protes Delvin pada Mama serta Papaku.

"Delvin bohong Ma, Pa." ucapku dengan wajah tak bersalah.

"Sudahlah, Princess. Delvin, memangnya ada apa?" ucap Bang Rendy yang sedari tadi heran dengan kelakuanku serta Delvin.

"Syifa tadi mutar musik rock tepat di telinga gue, Bang." ucap Delvin dengan tatapan sinis padaku. Aku tidak peduli itu.

"Salah dia sendiri lah, aku kan mau bangunin dia buat ngajak makan malam. Eh, dia malah jadi KEBO!" bantahku dengan menekankan kata "kebo".

"Syifa, Delvin, sudahlah. Kalian seperti anak kecil saja. Ayo cepat makan," ucap Papa menengahi perdebatan kami. "Ayo duduk."

Aku pun duduk di samping Bang Rendy. Sedangkan Delvin duduk tepat di depanku.

Selama makan malam, ia terus menatapku tajam. Aku tidak peduli, aku tetap melanjutkan makanku dengan santai.

Saat aku ingin mengambil ayam goreng yang ada di piring, ternyata Delvin juga ingin mengambilnya. Kami bersamaan ingin mengambilnya.

"Milik aku." ucapku tak mau dibantah.

Don't Fall But Fly [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang